Perbedaan Pesantren dan Boarding School | Seolah Sama

Posted by

Perbedaan pesantren dan boarding school menjadi perbincangan hangat para pencari informasi lembaga pendidingan. Hal ini karena ada yang menganggap bahwa tidak ada perbedaan antara pesantren dan boarding school, itu hanya sebatas pergantian nama saja.

Benarkah demikian? Ini yang akan kami bahas berdasarkan pengalaman menjadi santri selama puluhan dan tahun, dan mendampingi branding lembaga pendidikan terutama bermodel boarding school. Kesan inilah yang akan kami tulis dalam perbedaan pesantren dan boarding school dalam banyak aspek.

Pengertian Boarding School

Boarding school sebenarnya memiliki pengertian sekolah yang tinggal di asrama. Ini bahasa inggris yang kemudian mulai populer seiring semakin banyaknya boarding school yang tumbuh di Indonesia.

Oleh sebab itu dari pengertian boarding school diketahui bahasa sesungguhnya merupakan sekolah namun tinggal di asrama. Model-model demikian seperti di Insan Cendekia Serpong.

perbedaan pesantren dan boarding school

Pengertian Pondok Pesantren

Sedangkan pondok pesantren merupakan gabungan antara bahasa arab dan jawa. Pondok terambil dari funduq yang artinya adalah penginapan. Sehingga di sini tidak menyebut sekolah sama sekali.

Begitu juga dengan pesantren yang merujuk kepada bahasa jawa yang artinya adalah murid padepokan (cantrik). Dengan kata lain pondok pesantren berarti tempat murid yang mencari ilmu. lihat wikipedia.

Dari pengertian masing-masing sudah terlihat perbedaan pesantren dan boarding school. Kalau pesantren ada murid yang mencari ilmu, sedangkan boarding school adalah sekolah yang berasrama, lebih kepada keadaan sekolahnya. Lebih lengkap bisa baca sejarah pesantren di Indonesia.

Perbedaan Pesantren dan Boarding School

Setelah mengetahui pengertian dari pondok pesantren dan boarding school, maka kita mempertajam pada perbedaan pesantren dan boarding school dalam beberapa aspek.

Pendirian Lembaga Pendidikan

Dari pendirian keduanya sudah sangat berbeda. Pesantren selalu diiniasitif oleh seseorang yang memang memiliki visi dan misi pendidikan untuk didirikan lembaga pendidikan. Dia memiliki ilmu untuk dibagikan. Inilah yang kemudian disebut dengan kyai.

Bisa dilihat dari sejarah pesantren seperti Sidogiri Pasuruan, Tremas Pacitan, dan lain sebagainya. Masing-masing memiliki kyai yang kharismatik.

Namun boarding school sangat berbeda. Biasanya selalu diawali dari sebuah kelompok, beberapa orang yang berinisiatif untuk mendirikan lembaga pendidikan, atau satu orang kaya yang ingin mengamalkan niatnya.

Kemudian dicarilah operator pelaksana. Modelnya persis seperti layaknya mendirikan perusahaan. Bisa dilihat seperti Asy Syifa Boarding School.

Pembangunan Pesantren dan Boarding School

Dari perbedaan pendirian inilah selanjutnya berbeda sekali dalam cara membangun lembaga pendidikan. Pesantren hampir semuanya berawal dari pengajian yang bertempat di masjid kecil. Seperti Gontor yang hingga sekarang masjid tersebut dinamai dengan masjid pusaka.

Maka pesantren selalu memiliki masjid dalam pembangunan awalnya. Karena hal tersebut memang sangat sentral dalam lembaga pendidikan pesantren. Belajar bisa di masjid. Yang penting ada guru.

Sedangkan boarding school karena berbasis sekolah maka selalu mengutamakan kelas dan kamar. Sering kami melihat meskipun namanya Islamic boarding school dalam awal pembangunannya justru tidak memiliki masjid.

Fasilitas Pendidikan

Perbedaan paling tajam antara pesantren dan boarding school adalah fasilitas. Dari pendirian yang sudah dijelaskan sebelumnya. Pesantren selalu bertahap membangun pondoknya. Semakin banyak santri semakin berkembang pula pesantren.

Tapi sederhana. Tidak mewah, yang penting santri yang mencari ilmu bisa tidur. Bareng teman-temannya dengan kasur yang biasanya tipis-tipis saja. Kemudian makan juga sederhana. Yang penting dapat ilmu. Begitulah prinsipnya. Sehingga perbedaan pesantren dan boarding school sangat tajam.

Tapi berbeda dengan boarding school. Selalu dibangun lebih awal gedungnya dengan fasilitas yang mewah. Bahkan sampai punya kolam renang. Sederhananya seperti hotel. Bisa dilihat di antaranya boarding school di Bogor, atau boarding school di Malang.

Baru kemudian dicari siswanya. Dengan iklan ini dan itu. Dengan branding ini dan itu. Sehingga kami pernah menulis, branding sekolah antara iklan dan kualitas. Karena memang polanya ada bangunan dulu kemudian dicari siswanya.

Maka biasanya boarding school bicara kapasitas, ini kapasitasnya masih muat sampai 300 orang. Kalau pesantren seringkali bicaranya, waduh sudah tidak muat, kami bingung harus ditaruh di mana.

Pendidikan di Pesantren dan Boarding School

Dalam aspek pendidikan perbedaan pesantren dan boarding school juga terlihat. Kalau pesantren karena berbasis kyai, maka pendidikan yang diberikan adalah ilmu yang identik dan unik.

Contoh kalau ke Pesantren Kempek Cirebon mencari Al Quran. Kalau ke Yanbu’ Kudus mencari tahfidz Quran mutqin. Kalau ke Langitan Tuban mencari pendalaman kitab kuning. Atau yang dirujuk adalah karomah kyai seperti Mbah Moen di Al Anwar Sarang.

Hal berbeda terkait boarding school. Yang diutamakan adalah pendidikan formalnya. Kalau bisa berprestasi. Sekolah boarding yang berprestasi misalkan Dwi Warna Bogor. Memang prestasinya bagus-bagus. Sehingga menjadi tujuan dari pendidikan siswa. Seperti prestasi IPA, prestasi Matematika tingkat dunia.

Sedangkan dalam aspek pendidikan Islam hanya berbentuk pembiasaan. Seperti shalat berjamaah di masjid, pembiasaan shalat tahajud, pembiasaan mengaji Al Quran. Paling tinggi biasanya adalah ada kajian fiqh, ada kajian tauhid, tapi tidak belajar hingga mendalam.

Jika Islamic Boarding School, maka ada program tahfidz Quran sekian juz. Karena memang tidak mungkin lembaga pendidikan memiliki semua program pendidikan. Justru tidak akan matang semuanya. Hanya tahu saja.

Faktor Pembangunan Karakter

Memang biasanya selalu disebutkan bahwa boarding school ini membangun karakter. Namun sejatinya ada perbedaan pesantren dan boarding school dalam hal tersebut. Boarding school selalu berbicara kenyamanan. Bagaimana belajar dengan nyaman.

Maka namanya disiplin biasanya didiskusikan. Bagaimana agar siswa tetap nyaman. Soalnya mencari siswanya susah. Harus dijaga benar-benar. Padahal pembangunan karakter melalui disiplin. Tapi hal yang berbeda kalau sekolah taruna ya.

Sedangkan pesantren karena dari awal santri yang ingin datang mencari ilmu, maka memiliki disiplin yang cukup ketat. Kalau melanggar dipulangkan kyai. Tidak naik tingkat itu biasa, tidak naik kelas di Gontor juga hal yang biasa. Hukuman betul-betul ditegakkan.

Kalau ada komplain dari orang tua, biasanya cukup disampaikan dibawa pulang saja, mungkin lembaga pendidikan lain lebih baik. Maka banyak yang tidak betah di pesantren.

Biaya Boarding School dan Pesantren

Entah apakah ini kelemahan boarding school atau kelemahan pesantren. Tapi kalau bicara biaya masuk maka memiliki perbedaan yang sangat tajam. Kalau boarding school memiliki pendaftaran yang selangit.

Bahkan boarding school di Bandung memiliki biaya pendaftaran rata-rata di atas 40 juta. Itu biasa. Memang mahal. Dan orang tua sangat senang bisa memasukkan anaknya ke pendidikan yang demikian.

Hal berbeda dengan pesantren, yang biayanya terjangkau. Bahkan ada yang sampai menggratiskan karena kyai tidak tega melihat santri yang ingin menuntut ilmu pulang kembali karena tidak punya uang. Contoh adalah beberapa pesantren gratis di Jakarta.

Hubungan Orang Tua

Nah ini yang kadang terasa unik. Perbedaan pesantren dan boarding school bisa dilihat dari faktor orang tua. Kalau pesantren orang tua datang untuk nitip, datang ke kyai. Bahkan dulu ceritanya adalah menitipkan sekalian kain kafan.

Benar-benar dipasrahkan pendidikan kepada kyai. Karena salah satu niatnya jadi anak sholeh agar nanti bisa mendoakan orang tuanya di akhirat kelak. Kyai akan membimbing.

Kalau boarding school berbeda. Memiliki model interaksi yang sangat erat dengan pengelola. Seperti layaknya pelanggan. Apalagi sudah membayar sangat mahal. Jadi terkadang ada unsur dirawat dengan sebaik-baiknya.

Maka biasanya siswa boarding school sedikit. Elemen yang harus didampingi banyak, tidak hanya siswa, tapi juga orang tua. Sehingga memiliki komponen pembiayaan yang juga cukup lumayan.

Inilah perbedaan pesantren dan boarding school yang mungkin berbeda-beda di setiap tempat. Jika ada diskusi terkait hal ini, bisa dicantumkan di kolom komentar.  

6 comments

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *