Pondok pesantren Lirboyo Kediri merupakan salah satu pesantren ternama di Jawa Timur selain Sidogiri di Pasuruan, Langitan di Tuban, Tebu Ireng di Jombang, serta beberapa pesantren salafiyah lainnya.
Bisa dikatakan pondok pesantren Lirboyo menjadi kiblat dalam banyak aspek. Oleh sebab itu kami sangat tertarik untuk mengulasnya dengan dasar dari website resmi, pengalaman kami berkunjung, dan review positif yang beredar.
Daftar Isi
Sejarah Pesantren Lirboyo Kediri
Sejarah pesantren Lirboyo Kediri cukup baik. Lirboyo adalah nama desa yang kemudian oleh pendiri KH. Abdul Karim menjadi nama pesantren. Hal ini mirip dengan nama Gontor yang sebenarnya desa, begitu juga pesantren-pesantren lainnya. Bisa dibaca di sini.
Tercatat di halaman resmi, bahwa pesantren ini berdiri pada tahun 1910 M yang bertepatan dengan perpindahan pendiri pesantren ke desa tersebut. Di tahun 1913 M, KH. Abdul Karim membangun masjid.
Inilah titik awal dari pesantren yang berfungsi tidak hanya sebagai sarana ibadah, tapi juga sarana untuk belajar bagi santri. Hingga kemudian berkembang menjadi pusat pembelajaran Islam. Sampai sekarang.
Identitas Pendidikan di Pesantren Lirboyo
Jika ingin tahu identitas pendidikan pesantren Lirboyo, maka seperti pesantren lainnya, lebih baik melihat latar belakang pendidikan pendiri. Karena biasanya akan menjadi ruh pembelajaran pesantren.
KH. Abdul Karim merupakan penuntut ilmu sejati. Dari usia 14 tahun hingga usia 40 tahun melanglang buana dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Di antaranya adalah Pesantren Trayang Kertosono Nganjuk. Yang diperdalam adalah kajian ilmu Al Quran.
Oleh sebab itu kalau ada yang ingin ke Lirboyo, maka di pesantren ini juga salah satu yang terkenal adalah pembelajaran ilmu Al Quran. Bahkan ada yang khusus tahfidz Quran.
Pesantren lain adalah Sono di timur Sidoarjo. Pesantren ini dikenal dengan ilmu shorofnya. Maka memang sudah menjadi pengetahuan umum kalau pondok pesantren Lirboyo Kediri memiliki santri yang mahir dalam ilmu alat.
Bahkan beliau juga nyantri ke pesantren besar dan ulama kharismatik seperti Syikhona Kholil Bangkalan, kemudian KH. Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng. Maka secara tradisi bisa kita lihat tidak jauh berbeda. Khas dengan pesantren-pesantren tersebut.
Dengan memang salah satu yang melekat di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri adalah fokus pada kemampuan dalam menelaah kitab kuning, kemudian kajian Al Quran, dan kemampuan dalam pembahasan persoalan dengan merujuk kepada kitab yang mu’tabar (bahsul masail).
Jenjang Pendidikan Ponpes Lirboyo
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menerapkan pendidikan salafiyah murni yang merujuk kepada kurikulum mandiri berbasis kitab-kitab kuning. Bisa dikatakan saat pesantren lain sudah bergeser ke formal, pesantren Lirboyo tetap fokus pada khittahnya.
Inilah menurut kami salah satu yang menjadikan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri menjadi rujukan santri yang ingin memperdalam kitab kuning. Utamanya adalah mereka para penerus pondok pesantren di seluruh Indonesia.
Adapun jenjang pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri dimulai dari I’dadiyah. Diantara yang dipelajari adalah Hidayatus Sibyan, Aqidatul Awam, dan pembalajaran mendasar lainnya.
Tapi jenjang tersebut masih terbagi tiga. I’dadiyah satu, dua dan tiga. Yang masing-masing memiliki pembelajaran dengan identitas sendiri-sendiri. Arbain Nawawi akan dipelajari ditingkat III.
Kemudian jenjang berikutnya adalah Ibtidaiyah yang dibagi menjadi enam tingkatan. Masing-masing tingkat sudah mulai mempelajari ilmu Islam lebih dalam. Seperti kitab Tanwirul Hija. Nah lebih menarik lagi ada materi tentang ke NU-an.
Tingkatan selanjutnya adalah Tsanawiyah. Di tingkat ini santri-santri akan belajar seperti Washoya, Khulasoh Nurul Yaqin I, yang menurut kami lebih menguatkan ilmu pengetahuan Islam juga bahasa arab. Di tingkat ini ada tiga kelas.
Terakhir adalah tingkat Aliyah. Tentu tandanya adalah belajar alfiyah yang menjadi puncak dari ilmu alat di pesantren-pesantren kitab kuning. Kemudian untuk ilmu fiqh ditandai dengan Fathul Mu’in, tafsirnya Jalalain, dan akhlaqnya adalah Ta’limul Muta’allim. Jenjang ini juga tiga tingkat.
Oleh sebab itu jika dilihat dari jenjang pendidikan ponpes Lirboyo, maka terlihat jelas bagaimana kedalaman ilmu pengetahuan santri tentang Islam. Di sinilah terlihat jelas antara perbedaan antara pesantren tradisional dengan modern, apalagi perbedaan pesantren dengan boarding school.
Keindahan Tradisi Bahsul Masail
Pondok Pesantren Lirboyo Kediri punya memiliki banyak pondok unit, juga banyak badan otonom. Salah satu yang paling menarik adalah Lajnah Bahtsul Masail. Jika di pesantren lain umumnya bahsul masail hanya sebagai salah satu bagian program, di pesantren ini sudah menjadi satu badan khusus.
Badan otonom ini kemudian menempa kemampuan santri yang dimulai dari tiga program utama. Yang pertama sorogan yaitu bimbingan kepada santri untuk penguasaan ilmu alat lebih dini. Sehingga tidak ada kesulitan dalam bahsul masail.
Kedua, barulah santri masuk program musyawarah, yang dibagi dua tingkatan, musyawarah Fathul Qarib dan Musyawarah Al Mahalli. Dua kitab tersebut menjadi rujukan utama dari program musyarawarah. Tapi santri sudah bisa mengambil rujukan dari kitab lain.
Ketiga, barulah menginjak program bahsul masail. Yaitu program yang juga bertingkat hingga kemudian sudah berada di tingkat tinggi yang sesekali mengundang pakar dalam bidang lain yang dibutuhkan. Seperti kedokteran, politikus, ekonom, dan lain sebagainya.
Menurut kami tradisi yang demikian kuat ini sangat jarang ditemukan di pesantren lain. Rata-rata hanya tradisi biasa. Tapi di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri bahsul masail berjalan dengan kurikulum yang ketat. Oleh sebab itu menjadi salah satu pesantren terbaik di Kediri.
Bahkan tradisi menulis di pesantren ini sangat tinggi. Hasil bahsul masail ditulis menjadi satu buku. Kami pernah berkeliling dari Jombang ke Kediri, ke toko buku, dan menemukan karya santri Pondok Pesantren Lirboyo Kediri tersebar luas. Judulnya cukup banyak.
Inilah menurut kami aspek paling unggul dari pesantren sehingga sampai sekarang puluhan ribu santri dari seluruh Indonesia datang ke pesantren ini.
Menurut kami Pondok Pesantren Lirboyo Kediri layak menjadi salah satu pesantren kitab kuning terbaik di Indonesia yang menghasilkan ulama unggul dan menguasai kitab dengan baik.
PanduanTerbaik.id
Pendaftaran Pondok Pesantren Lirboyo
Pendaftaran pondok pesantren lirboyo tidaklah susah. Tapi ada syarat-syarat tertentu. Terutama usia. Ada batas minimal usia. Untuk santri ibtidaiyah minimal 6 tahun. Tsanawiyah 12 tahun, sedangkan Aliyah 15 tahun. Ada juga tingkat ma’had Aly dengan usia minimal 18 tahun.
Untuk pendaftarannya bisa langsung ke kantor MHM Lirboyo Kediri. Silakan datang. Tata cara lengkap bisa kunjungi website resmi pendaftaran di link ini.
Biaya Masuk Pesantren Lirboyo
Ini yang paling menarik dari Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Yaitu biaya masuk yang sangat murah jika dibandingkan dengan pesantren lain. Untuk pendaftarannya di tahun 2020 hanya 15 ribu.
Kemudian uang gedung hanya 25.000 itupun ada keterangan untuk selamanya. Bahkan bulanannya hanya sekitar 40 ribu rupiah saja. Ini masuk kategori pondok murah berkualitas. Memang pesantren ini benar-benar menginginkan santri belajar dengan khusyu’ dan mendapatkan banyak ilmu dari pesantren.
Alamat dan Nomor Telepon Pondok Pesantren Lirboyo
Pesantren ini memiliki alamat lengkap di Lirboyo, Kec. Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Jika menggunakan bis cukup dekat dengan terminal. Sehingga letaknya cukup strategis.
Adapun nomor telepon pondok pesantren Lirboyo untuk induknya di 0354 – 773608 Fax. 775845. Sedangkan untuk unitnya masing-masing punya nomor telepon sendiri yang lebih enak dilihat di website resmi di sini, karena memang tertera sangat banyak sekali.
One comment