Analisa saham AKRA | Perusahaan ini cukup unik. Karena konon pesaingnya hanya pertamina. Hehehe. Maklum sumbangsih utamanya adalah perdagangan dan distribusi BBM. Maka sering disebut pesaing pertamina.
Yang membuat kami tertarik untuk mengulas saham AKRA adalah kemampuannya bisa bertahan di tengah pandemi covid-19, plus bisa meraup kenaikan signifikan di kuartal pertama 2020, 25%. Padahal emiten lain sudah mulai kembang kempis.
Oleh sebab itu analisa saham AKRA akan mencakup beberapa aspek. Di antaranya adalah profil AKR Corporindo, analisa bidang usaha, fundamental perusahaan, prospek saham AKRA, history saham AKRA, deviden AKRA dan segala aspek lainnya.
Saham ini masuk kategori saham terbaik sesuai dengan kriteria kami di sini.
Daftar Isi
Profil AKR Corporindo
Perusahaan ini cukup tua. Berdiri pada tahun 1977, dan memulai kegiatannya pada tahun 1978, namanya PT. Aneka Kimia Raya. Sesuai dengan namanya, maka fokus usaha di awal adalah dalam industri barang kimia.
Namun anggaran dasar perusahaan mencantumkan banyak usaha (britama.com), terutama perdagangan umum, distribusi bahan kimia dan bahan bakar minyak dan gas, logistik, serta penyewaan gudang dan tangki.
Lini usahanya terlihat sangat macam-macam. Namun demikian semakin hari fokusnya kepada distribusi BBM, perdagangan bahan kimia, penyewaan gudang, tangki, dan jasa logistik, pastinya yang banyak berkaitan dengan BBM dan kimia.
Baca: 7 Nasehat Penting Warren Buffet Agar Untung di Saham
Sedangkan untuk pemegang mayoritas sahamnya adalah PT. Arthakencana Rayatama yang mencapai 58.58%. Sisanya adalah masyarakat. Komposisi ini ideal menjadi objek investasi investor, karena ada satu pemegang mayoritas yang berarti menganggap perusahaan ini bagus dan tidak dilepas.
Satu hal yang pasti yang harus diingat para investor. Kapitalisasi pasar saham ini cukup besar, di atas 8 triliun. Ia juga nangkring di indeks LQ45. Dua hal ini pasti menjadi pertimbangan para investor.
Analisa Bidang Usaha AKRA
Untuk analisa saham AKRA lebih lanjut, maka kita harus menganalisa sumber pemasukan dari AKRA. Pertama yang paling besar adalah distribusi bahan bakar. AKRA memiliki pasokan hingga mengcover mayoritas wilayah di Indonesia. Dalam analisa kami, belum ada yang bisa sebesar AKRA. Lini ini menyumbang 77% pendapatan.
Kuncinya adalah, jika bbm bersubsidi dicabut, maka AKRA akan memiliki nilai tambahan lebih. Karena di BBM bersubsidi AKRA pasti kalah. Harga disuntik pemerintah agar lebih murah. Contoh di solar, perliter bisa rugi hingga 3.200. Karena harga tidak sesuai keekonomiannya (katadata.co.id, 2018).
Lini kedua adalah kebutuhan dasar bahan kimia. AKRA bermain sebagai importir dan distributor besar yang disalurkan kepada 2000 pelanggan industri. Dari lini ini AKRA mendapatkan 16%.
Sedangkan yang lainnya adalah terminal, rantai pasokan untuk bahan kimia dan lain-lain.
Yang menarik adalah AKRA sedang merintis kawasan industri yang dibangun sejak 2014. Yang diincar dari bisnis ini adalah income berulang seperti laiknya bisnis di properti. Dari website resmi diharapkan bisa menghasilkan 2%.
Sisi menarik lain adalah kerjasama pom bensin dengan swasta. Ini juga usaha yang sedang dikembangkan. Prediksi kami, ke depan lini usaha ini menjadi sangat berharga dalam menopang pendapatan Akr Corporindo. Karena masih baru, belum ada info dari bisnis ini menyumbang berapa persen pendapatan. Tapi dari sini terlihat strategi Akr Corporindo cukup bagus. Selalu mempersiapkan hari depan.
Dari segala macam lini bisnis ini, AKRA juga akan masuk di bisnis Avtur, yang mana dari dahulu dimonopoli oleh Pertamina. Bahkan satu berita sangat menarik judulnya, “Pertamina siap meladeni tantangan Akr Corporindo di bisnis avtur” (Sumber).
Analisa Saham AKRA | Fundamental Perusahaan
Yang pertama akan dibahas dari laba rugi. Perusahaan ini dalam tiga tahun terakhir, atau sejak 2018 tidak pernah mengalami rugi, dalam setiap kuartalnya untung. Yang ada bahasanya adalah laba naik atau turun. Inilah kelebihan AKRA yang utama. Seperti HMSP di konsumer, selalu untung, tinggal naik atau turun.
Namun demikian di tahun 2019 labanya anjlok dibanding tahun 2018 hingga lebih dari setengahnya, 65%. Inilah yang patut diperhatikan para investor. Di tahun tersebut penjualan BBM kepada pihak ketiga redup. Plus beban usaha yang membengkak hampir dua kali lipat.
Bisnis seperti AKRA memang membutuhkan infrastruktur yang cukup besar. Di sinilah hal rawan sekaligus kelebihan. Kelebihan karena sangat jarang yang bisa melakukan. Rawan karena beban usaha sudah pasti membengkak. Pendapatan tetap tapi beban usaha bengkak, hasilnya laba turun. Apalagi pendapatan turun.
Jika diperhatikan lebih jeli, tahun 2019 memang tahun yang sangat besar bagi seluruh industri, terutama yang terkait dengan industri global. Perang dagang antara Amerika dan China membuat banyak usaha cukup berat melangkah. AKRA sensitif dengan hal tersebut. Sedangkan faktor lokal di Indonesia, bisa dikatakan pengaruhnya tidak begitu besar.
Nah, untuk usaha yang sangat padat modal seperti ini sudah bisa dipastikan kalau ROE tidak begitu besar, tapi stabil. Dari stockbit didapatkan kalau ROE 8.7%. Di pasar modal, angka demikian tergolong standard dalam kriteria kami (5-10%). Sama dengan AUTO, bisnis pada modal yang ROE di angka 5%-an.
Dibandingkan sektor perbankan seperti BBCA, jauh, atau dibandingkan dengan sektor batu bara seperti PTBA, dan ITMG juga jauh. Hanya bisnis ini stabil. Istiqomah, hehehe. Laba sedikit tapi terus. Tidak seperti batu bara yang naik turunnya bikin jantung copot.
Yang bagus dari AKRA adalah DER yang masih di angka normal 0.5. Sama juga dengan AUTO yang DER-nya cukup kecil. Menurut kami faktor-faktor inilah yang membuat AKRA menjadi salah satu blue chip yang diperhitungkan.
History Saham AKRA | Analisa Teknikal
Di pasar modal, AKRA tergolong perusahaan yang sudah tua. Plus kalau kita lihat histori sahamnya, AKRA sudah masuk di masa matang. Dan kita memahami sangat jarang saham perusahaan terus naik sepanjang hayat di IHSG. Oleh sebab itu sebagai investor, kita harus menganalisa histori saham AKRA.
Bisa dikatakan AKRA sudah masuk puncaknya di tahun 2016 dan 2017. Sahamnya ketika itu berada di rentang 7000-an. Selepasnya turun pelan-pelan. Hingga tulisan ini dibuat, saham AKRA berada di harga 2.450-an. PBV-nya di angka 1.1.
Artinya pada saat ini berada di masa pertimbangan para investor, apakah akan naik lagi, atau justru turun. Semua tergantung prospek usaha dari AKRA itu sendiri.
Kita pun mengetahui BBM di dunia perlahan-perlahan diusahakan untuk mencari subtitusinya. Di antaranya karena cadangan yang terus berkurang. Kedua faktor lingkungan. Dicari yang lebih ramah lingkungan. Maka listrik menjadi alternatif. Di sinilah mengapa AKRA dianggap sudah berada pada fase kematangan.
Bahkan kalau dilihat lima tahun terakhir, harganya rata-rata flat di kisaran 6000-an. Hanya di tahun 2018-2020 cenderung fluktuatif. Artinya secara psikologis, kisarannya berada di rentang 5000.
Hal ini juga mengingat riwayat saham AKRA yang secara rasio PBV-nya, berada di kisaran 2x. Maka jika kita melihat history saham AKRA akan mencapai maksimal di angka 5000. Apalagi jika masih di bawah Rp3.500, ambil saja. Tapi jika sudah berada di angka Rp5000 atau lebih, Anda coba teliti lebih matang.
Apalagi saham ini sangat sulit digerakkan oleh para bandar. Jangan berharap kenaikan yang berlebihan. Dari historinya, belum ada riwayat saham ini melonjaknya tiba-tiba dengan prosentase yang besar.
Deviden Saham AKRA
Memang salah satu yang menjadi keunggulan dari Akr Corporindo adalah sahamnya yang rutin berbagi Deviden, lagi-lagi persis seperti AUTO. Tidak besar tapi rutin. DPR-nya di kisaran 30-65%. Masih kalah sama TOTL yang lebih besar.
Rata-rata setiap tahun membagikan deviden. Nilainya di kisaran 200-240. Tahun buku 2017 Rp200, tahun buku 2018 Rp240, sedangkan tahun buku 2019 sebesar Rp110 yang dibagikan dengan pola deviden interim dan setelah RUPS. Artinya di tahun buku 2019 deviden yield sekitar 2.14%.
Menurut kami deviden sebesar ini kecil. Hehehe. Masih banyak saham lain yang memiliki deviden besar di bursa Indonesia. Namun kelebihannya memang dikenal rutin membagikan, tidak pernah terlewat. Bagi investor bisa dipertimbangkan.
Prospek Saham AKRA di Tahun 2021
Kalau berbicara prospek saham AKRA, menurut kami meskipun blue chip, dan masuk LQ45, tapi daya tariknya kurang. Memang atas kami mengatakan di bawah 3.500 masih valuable, tapi kami pribadi tidak terlalu tertarik.
Alasannya adalah, tidak banyak yang bisa diharapkan dari saham ini. Deviden kecil, masih ada saham-saham lain yang memiliki deviden cukup besar bisa menjadi pilihan. Ada yang lima persen pertahun bahkan lebih, BJBR lebih top.
Kedua, jika berharap dari kapital gain, saham ini sudah melewati fase puncaknya. Persis seperti AUTO yang hanya naik turun di wilayah yang itu-itu saja. Artinya tidak akan menemukan hal yang sangat spesial. Naik dua kali lipat, sulit. Apalagi berharap seperti BBCA.
Ketiga, lini usaha distribusi BBM memang minim pesaing, tapi juga di masa yang akan datang BBM perlahan sudah mulai menyusut, seperti kendaraan listrik dan lain sebagainya. Artinya kecil kemungkinan mendaki gunung yang tinggi. Terbukti AKRA sendiri sudah mulai diversivikasi ke lini pom bensin dan lain sebagainya.
Namun demikian jika ditanya daya tahan, meski ada pandemi, AKRA memang top. Ia mampu bertahan karena masuk di dunia usaha yang super duper primer. Jadi intinya saham ini milik investor yang tenang. Tidak takut naik turun harga drastis, dapat deviden rutin walaupun sedikit.
Sangat menarik ketika seperti kemari di masa pandemi mecapai angka 1.500-an. Pasti saham ini langsung bangkit, dan benar saja, sekarang sudah di angka 2.500-an.
Plus manajemen AKRA menurut kami memang bagus. Langkah-langkahnya cerdas. Membangun kawasan industri terintegrasi, cukup ciamik. Masuk di bisnis avtur juga langkah cerdas, kerjasama pom bensin swasta juga cakep.
Untuk investor 3 bintang. Untuk trader 2 bintang dari lima bintang.