7 Hal Terbaik dari Analisa Saham BJBR

Posted by

Analisa Saham BJBR – Saham ini merupakan saham di sektor perbankan. Yaitu Bank Pembanguna Daerah Jawa Barat yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh pemerintah Jawa Barat. Saham BJBR tergolong paling ramai dibicarakan di dunia saham. Bukan hanya karena kinerjanya, tapi banyak hal. Oleh sebab itu saham BJBR ramai ditransaksikan.

Kali ini panduanterbaik.id ingin mengulas seluk beluk berkaitan dengan saham bank buku tiga tersebut. Ulasan kami berdasarkan pengamatan yang ada di pasar modal, juga berita-berita yang beredar yang bisa dijadikan pertimbangan bagi para investor. Ini merupakan salah satu saham terbaik pilihan kami di tahun 2020.

Kriteria saham terbaik di IHSG menurut kami bisa dibaca di sini.

Profil Saham Bank Jawa Barat BJBR

Bank BJB beberapa kali sudah berganti nama, dari yang dulunya Bank Karya Pembangunan, kemudian Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat, hingga sekarang menjadi BJB, sebagai bank umum devisa. Cari namanya di Google, nanti banyak sejarahnya.

Bank BJB bisa dikatakan memiliki sejarah kinerja yang atratktif. Salah satu contohnya adalah bagaimana di tahun 2000, bank ini menjalani dual sistem di saat bank lain belum ada yang menjalankannya. Yaitu bank konvensional dan bank syari’ah.

Bank BJB juga memiliki anak perusahaan. Salah satunya Bank BJB Syar’ah dengan saham sejumlah 99.07%. Juga yang lain adalah BPR Intan Jabar dengan saham berjumlah 33.88%. Ada lagi yaitu BPR Karya Utama Jabar dengan jumlah saham 37.97%.

Website resmi untuk analisa saham BJBR bisa dilihat di sini.

Analisa Pemilik Saham BJBR

Dari sisi kepemilikan cukup variatif, namun rata-rata adalah pemerintah daerah. Yaitu:

  • Provinsi Jawa Barat 38.18%
  • Provinsi Banten 5.29%
  • Pemda Kota-Kabupaten Se- Jawa Barat 24.03%
  • Pemda Kota-Kabupaten Se-Banten 7.87%
  • Publik 24.64%

Dari komposisi ini sangat terlihat dominasi pemerintah daerah. Oleh sebab itu komposisi kepemilikan sangat kecil kemungkinan berubah. Karena salah satu pemasukan pemerintah daerah masing-masing. Publik hanya 24.64%.

Artinya kepemilikan ini layak dijadikan bahan investasi bagi publik. Ini merupakan dasar analisa saham BJBR.

Analisa Fundamental Saham BJBR

Dari segi kinerja, antara tahun 2018 dan 2019 hanya tumbuh 0.8%, 1.6 triliun. Namun perlu menjadi catatan bahwa tahun 2019 adalah keadaan yang sangat berat bagi ekonomi dunia. Adanya perang dagang menjadi pemicunya. Plus virus Covid-19.

Jika melihat bank, maka bisa meneliti pada aspek Net Interest Margin (NIM) yaitu selisih atau laba bersih dari pinjam meminjam. Semakin besar NIM semakin bagus. Bank BJB pada tahun 2019 meraih angka 5.7%. Sehingga bisa dikatakan termasuk besar di Indonesia, meskipun bukan paling besar. Jika dibanding tahun sebelumnya, angka ini turun 63 poin.

Perlu dilihat juga ketika analisa saham BJBR dari sudut Non Performing Loan, atau kredit macet. Pada tahun 2019 angkanya kisaran 1.58%. Cukup baik jika dibandingkan dengan bank lain. Bank ini selalu mempertahankan di bawah 2%.

Satu lagi yang perlu diperhatikan adalah Cost of Fund, yaitu dana yang dibutuhkan untuk menggalang dana Bank BJB pada tahun 2019 berada pada angka 5.4%. Cukup besar. Bandingkan dengan BCA yang dikisaran 2%. Tapi angka 5.4% bisa terbilang wajar. Hanya saja Bank harus memutar otak untuk menurunkan angka tersebut. Karena akan menarik investor.

Oleh sebab itu Bank BJB Bukanlah bank terbaik di Indonesia, namun demikian dari sisi kinerjanya layak untuk diperhatikan karena memiliki kinerja yang stabil. (sumber bisnis.com)

Analisa saham BJBR
Sumber: Bandungkita.id

Analisa Saham BJBR

Yang menjadi daya tarik Bank BJB adalah sahamnya. Bisa dikatakan saham BJBR sangat menarik untuk dilirik. Paling utama tentu dari aspek Price Book Value, di mana saham ini ketika penulis menganalisa berada di angka 0.7. Harganya 855.

Sedangkan harga wajarnya adalah 1.200-an. Oleh sebab itu jika berinvestasi di saham ini masih cukup baik. Rata-rata harga saham bank di atas 1. Atau BCA yang PBV-nya mencapai angka 3.5 di masa corona. Di masa normal bisa lebih dari 4. (Stockbit)

Dari sisi Price Earning Ratio atau PER, saham ini berada di angka 5.4. Cukup bagus. Bahkan Return on Equity mencapai 13%. Lumayan kan. Di sinilah mengapa saham BJBR sangat banyak yang membicarakan. Karena masih di bawah harga normal.

Bandingkan dengan saham bank buku tiga lainnya, BJBR salah satu yang memiliki kinerja lumayan. Meski bukan yang terbaik. Analisa saham BJBR membuktikan hal tersebut.

History Saham BJBR

Saham BJBR memang sangat menarik bagi investor di pasar modal. Harganya fluktuatif meski bukan sejenis JSKY, atau gorengan-gorengan lain. Ini saham normal. Bukan pula diam seperti sahamnya Saratoga SRTG. Hehehe.

Saham ini paling tinggi pernah mencapai angka 3.390. Tapi kalau dari rata-rata, harga sahamnya berkutat di angka 1.500-an. Tapi akhir tahun 2019 hingga awal tahun 2020 adalah masa yang suram untuk saham BJBR. Bukan karena covid-19. Kalau masalah ini semua terkena dampak.

Tapi masalah Jiwasraya. Saham ini disebut sebagai salah satu saham yang berkualitas tidak baik yang ditanamkan oleh manajemen investasi Jiwasraya. Berita menyebut demikian. Mungkin tidak meneliti saham ini sebelum mengatakannya. Imbasnya, dari 1600-an, terjun sampai 1.100.

Sampai kemudian direksi memborong saham BJB di angka 1050-1.100, variatif. Salah satunya adalah Nia Kania yang memborong di angka 1.075-1.080 sebanyak 200.000 lembar atau sekitar 2000 lot.

Malang tidak bisa ditolak. Saham ini kemudian rontok seperti yang lain akibat virus covid-19. Terjun sampai 670-an. Kemudian naik lagi hingga 900-an menjelang cum-date deviden. Bisa dikatakan saham ini saham bersifat normal. Naik turun ada sebabnya.

Deviden Saham BJBR

Yang paling menarik dari saham BJBR ini adalah deviden yang dimilikinya. Tidak seperti saham lain yang tidak bagi deviden. Kalaupun membagi deviden angkanya kecil. Saham Bank BJB merupakan bank dengan deviden yield yang cukup menarik.

Sekadar pengetahuan, deviden merupakan indikator sebuah perusahaan peduli investor atau tidak. Jika bagi deviden itu artinya memiliki keuntungan yang layak. Baca trik investasi saham di sini!

Sejak tahun 2015 saham BJB selalu aktif membagikan deviden. Pada tahun tersebut 60% dari total laba dibagikan, atau sekitar Rp84 perlembar saham.

  • Tahun 2016 juga sama, 55% dari laba, atau Rp89 perlembar saham.
  • Tahun 2017, besarannya 55% dari laba dengan nilai perlembar sebesar Rp90.
  • Tahun 2018, besarannya 57% dari laba dengan nilai perlembar sebesar Rp89.
  • Di tahun 2019 saat covid menerjang, BJB tetap bagi deviden sebesar 60% dari laba dengan nilai sebesar atau Rp94 dari satu lembar saham.

Fakta inilah yang membuat para investor gemar mengoleksi saham BJBR bertahun-tahun. Nilainya tetap konsisten dan rutin membagikan deviden kepada para pemegang saham. (cnbcindonesia.com)

Prospek Saham BJBR

Bank BJB merupakan bank daerah yang sudah pasti memiliki pendapatan tetap, atau nasabah tetap dari para ASN di pemerintah Jawa Barat. Bahkan untuk pengguna kredit pun juga demikian. Artinya tidak begitu repot.

Namun demikian yang istimewa justru kinerjanya, tidak bergantung pada para ASN, terus berkembang dan tumbuh menjadi bank dengan kekuatan yang cukup bagus. Jika Anda ke Jawa Barat pasti sering melihat baliho dari bank berwarna dominan biru tersebut.

Ditambah lagi sifat kedaerahan Jawa Barat yang nantinya akan menimbulkan fanatisme para pemegang saham. Buktinya ketika dihempas kasus Jiwasraya, saham ini tidak rontok sampai di bawah seribu. Penahannya banyak.

Sisi positifnya adalah di saat yang lain tertimpa kabar rontok usaha akibat covid19, Bank BJB di Quartal Pertama 2020 justru masih bisa masih meraup untung, totalnya 418 Milyar (sumber). Cukup bagus di tengah ekonomi yang hancur lebur. Ini membuktikan bahwa bank BJB memiliki konsumen yang loyal.

Yang terbaru di Agustus 2020 BJBR masuk ke dalam daftar Indeks Unggulan IDX Quality30 periode Agustus 2020 hingga Februari 2021. Artinya emiten yang satu ini memiliki liquiditas tinggi dan berkapitalisasi besar. Daftar lengkap bisa dilihat di sini.

Kesimpulan Saham Bank Jawa Barat | BJB (BJBR)

Kesimpulan kami terhadap saham ini lebih layak untuk investor. Capital gain dalam sudut pandang kami sampai satu tahun mendatang belum bisa naik terlalu drastis.

Namun jika Anda investor, saham ini sangat layak. Terutama karena bank ini memiliki kinerja baik di saat suhu ekonomi stabil atau sebaliknya. Stabil dalam sudut pandang bank buku 3. Sehingga naik turunnya menjadi bonus saja.

Deviden yang berada di angka 7% menjadi sangat menarik. Bahkan di saat tertentu berada di angka 9%. Cukup nikmat. Ketika saham ini turun, tinggal average down saja.

Untuk trader saham ini bintang tiga dari lima bintang.

Untuk investor saham ini bintang empat dari lima bintang.

Jika masih menemukan di bawah harga 1.200. Saham ini masih sangat layak. Capital Gain kemungkinan bisa menjadi Rp2.000. dalam jangka waktu sekitar 2 tahun. Tapi ini hanya prediksi yang bisa jadi salahnya lebih banyak dari benarnya.

Diskusi analisa saham bisa di [email protected] (berbayar)

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *