Analisa Saham PTBA atau lebih dikenal saham PT. Bukit Asam Persero merupakan saham di bidang Batu Bara dan energi. Saham ini menjadi salah satu banyak incaran para investor. Karena merupakan perusahaan yang mapan, BUMN. Juga deviden yang menggiurkan.
Kali ini panduanterbaik.id seperti biasa akan membahas saham PTBA dari beragam aspek. Ulasan ini berdasarkan pengalaman penulis berkutat di saham PTBA, juga berdasarkan Analisa berita yang beredar dan informasi lainnya yang dianggap penting oleh penulis. Tentu mengandung subjektivitas. Namun semoga bisa menjadi pertimbangan.
Berikut Analisa saham PTBA versi panduanterbaik.id. Kriteria saham terbaik di IHSG menurut kami bisa dibaca di sini.
Daftar Isi
Profil PT Bukit Asam TBK
Dulunya Bukit Asam adalah perusahaan tambang Belanda yang sudah berdiri sejak 1919. Perusahaan cukup tua. Paska kemerdekaan perusahaan dinasionalisasi menjadi perusahaan negara dengan nama Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam, 1950. Di tahun 1981 nama perusahaan berubah menjadi seperti sekarang PT. Bukit Asam.
Perusahaan ini fokus pada bidang pertambangan batu bara. Orang menyebutnya emas hitam. Kalau di dunia saham masuk di kategori Mining, sub sectornya Coal Mining. BUMI, ADARO, Indo Tambang Megah, merupakan perusahaan yang sejenis.
Perusahaan BUMN ini memiliki banyak anak perusahaan. Lebih dari 20, bahkan ada juga rumah sakit dengan prosentase kepemilikan sampai 97.5% (Analisa.co.id). Kalau di website resminya disebut Indirect Subsidiaries. Artinya pemasukan perusahaan sebenarnya sangat variatif. Meskipun sudah pasti dominan dari Batu Bara.
Baca: 7 Investasi Terbaik untuk Masa Depan
Dari dulu hingga sekarang, Bukit Asam, PTBA dikenal sebagai perusahaan yang sangat mapan, sehingga menjadi perhatian banyak investor di Indonesia. Terutama para pemodal besar. Karena kapitalisasinya cukup besar. Di atas 20 Triliun, bahkan di tahun 2018 pernah menyentuh angka di atas 40 Triliun. Inilah dasar Analisa saham PTBA.
Pemilik Saham PTBA
Sebelum lebih jauh membahas analisa saham PTBA, maka kita lebih baik melihat komposisi pemilik saham PTBA terlebih dahulu. Karena dari komposisi inilah biasanya seorang investor memutuskan untuk menanam saham di perusahaan tersebut atau tidak.
Pemegang saham utama di PTBA adalah holding pemerintah Indonesia, yaitu Inalum, atau yang lebih dikenal dengan nama Indonesia Asaham Aluminium, dengan porsi mencapai 65% lebih. Artinya perusahaan ini benar-benar dipegang oleh pemerintah.
Baca: 9 Panduan Terbaik Investasi Saham
Bagi investor receh atau ritel, perusahaan ini aman menjadi sasaran dari investasi. Karena pemegang utama memiliki porsi yang besar.
Analisa Fundamental Saham PTBA
Sisi yang harus diperhatikan dari Analisa saham PTBA, fundamentalnya. Ini sangat penting bagi seorang investor saham di Indonesia. PTBA atau PT Bukit Asam memiliki sumber pendapatan utama dari penjualan batu bara.
Walaupun memiliki banyak anak perusahaan, tapi komposisinya di tahun 2019, batu bara menyumbang lebih dari 90% pendapatan. Adapun sisanya adalah penjualan listrik, briket, minyak sawit mentah, hingga rumah sakit. Karena itulah PT. Bukit Asam sangat bergantung pada fluktuasi harga batu bara internasional.
Yang membahagiakan adalah, perusahaan ini memiliki salah satu fokus menjadi pemasok batu bara untuk kebutuhan pokok dalam negeri. Hal ini terlihat dari tahun 2019 yang memasok domestik 56%, sedangkan ekspor 42%. Dua persen lainnya adalah pemasukan dari anak perusahaan.
Bisa dikatakan PT Bukit Asam merupakan perusahaan dengan komposisi seimbang antara ekspor dan domestik. Pasar luar negeri surut ada dalam negeri. Pasar dalam negeri surut ada luar negeri. Sehingga analisa saham PTBA dalam aspek yang satu ini cukup baik.
Laba Bukit Asam PTBA
Yang paling diperhatikan dalam Analisa saham PTBA adalah laba. Perusahaan ini selalu mencatat untung. Meskipun naik turun, itu hal yang wajar dalam sudut pandang kami karena dunia batu bara selalu fluktuatif. Pada tahun 2015, laba bersih mencapai Rp 2.03 triliun.
Baca: 7 Quote Penting Warren Buffet di Dunia Saham
Di tahun 2016, pendapatan naik tapi laba bersih turun menjadi Rp 2 triliun. 2017 pendapatan sekali lagi naik. Kenaikan laba bersih juga naik dua kali lipat menjadi Rp 4.4 triliun.
Begitu juga 2018 laba bersihnya naik lagi menjadi Rp 5.03 triliun. Tapi di tahun 2019, laba turun menjadi Rp 4.05 triliun. (kontan.co.id)
Kalau diperhatikan Analisa saham PTBA baik-baik, naik turunnya laba sesuai dengan naik turunnya harga batu bara Newcastle yang menjadi patokan dunia. Pada tahun 2017 di mana laba naik dua kali lipat dari tahun sebelumnya, dikarenakan kenaikan harga batu bara yang tinggi.
Sedangkan turunnya laba di tahun 2016, dan 2019 disebabkan karena harga batu bara yang menukik tajam. Tapi sisi positifnya, PTBA selalu mencatat untung. Inilah mengapa selalu menjadi favorit bagi para investor.
Rasio Hutang PTBA DER
Analisa saham PTBA yang selanjutnya adalah sisi hutang, PTBA memiliki hutang jangka panjang juga jangka pendek. Data dari RTI menunjukkan Debt Equity Ratio PTBA di angka sekitar 39%. Sehingga tergolong masih sehat. Namun dari tahun ke tahun, dilihat dari web resmi bukit asam, ada penurunan hutang, dari 2018 sebesar 48.58, di tahun 2019 menjadi 41.66.
Artinya hutang PTBA dalam posisi yang cukup bagus. Oleh sebab itu secara jangka panjang masih aman. Kami selalu mengutamakan perusahaan yang memiliki hutang minimalis. Terlebih di saat gonjang ganjing ekonomi di tahun 2019 hingga 2020.
Nilai Buku PBV Saham PTBA
Analisa saham PTBA selanjutnya adalah nilai buku. Dengan keadaan seperti sekarang, sebenarnya berapa nilai buku wajar dari saham PTBA Bukit Asam ini. Ternyata di angka 1.585 (RTI).
Jika saham Bukit Asam menyentuh harga itu, sudah pasti diborong oleh investor. Karena sangat jarang sekali menyentuh nilai bukunya. Seringkali pasti di atasnya. Saat tulisan ini dibuat berada di angka 1.800-an. Padahal masa pandemi covid-19. Biasanya di kisaran harga Rp 2.500-3.000, normalnya di harga sekian.
Baca: Waktu Terbaik Membeli Saham Agar Untung Besar
Return On Equitiy ROE Saham PTBA
Investor selalu melihat angka ini, semakin besar artinya semakin efektif. Modal kecil dapat untung besar, bisa diistilahkan demikian. PTBA merupakan salah satu saham di Indonesia dengan ROE tinggi, yaitu di angka 20%-an.
Rata-rata perusahaan memiliki ROE di atas 5%. Sudah lumayan. Di atas 10% tergolong bagus, jika di atas 20% sangat istimewa. Inilah mengapa PTBA menjadi buruan di pasar modal.
NPM PTBA Net Profit Margin
Sekarang bagaimana laba bersihnya, ternyata berada di angka 18%. Ini juga masih sangat bagus. Perusahaan batu bara memang dikenal memiliki NPM yang lumayan dibandingkan dengan perusahaan lain. Meskipun risikonya juga sangat besar.
Analisa History Saham PTBA
Analisa saham PTBA selanjutnya adalah riwayat sahamnya. Saham PT Bukit Asam atau yang dikenal dengan PTBA adalah saham yang tidak mudah digerakkan bandar. Kapitalisasinya terlalu besar. Saham batu bara dikenal sebagai saham yang fluktuasinya sangat lumayan.
Faktornya adalah harga batu bara internasional. Bisa dipastikan batu bara naik, harga saham akan naik, jika batu bara turun, harga saham juga akan ikut turun.
Dalam sejarah, saham ini pernah stocksplit 1:5. Angka paling besar menyentuh hampir Rp 5.000 di tahun 2018, yaitu saat harga batu bara berada pada kenaikan yang tajam. Sedangkan harga standard untuk saham PTBA di angka 2.800. Kalau Anda investor bertemu harga di bawah 2.500 bisa dibeli. Tapi kalau trader, ya jangan.
Faktor lain yang membuat saham PTBA selalu naik adalah ketika pembagian deviden. Karena angka deviden PTBA tergolong besar, biasanya di atas 9% dari lembar saham, maka yang berburu sangat banyak. Tapi dijamin setelahnya langsung drop.

Deviden Saham PTBA dari Tahun ke Tahun
Saham Batu Bara dikenal paling royal dalam membagikan deviden. Begitu juga dengan saham PTBA. Ini pula yang membuat saham PTBA menjadi incaran investor. Mari kita lihat riwayat Deviden saham PTBA dari tahun ke tahun.
Dari halaman resmi PT Bukit Asam yaitu PTBA.CO.ID, perusahaan ini sejak tahun buku 2015 hingga 2016 membagikan sekitar 30% dari laba perusahaan. Namun sejak tahun buku 2017-2018 justru melonjak tajam, membagikan sampai 75% laba perusahaan.
Hal ini dalam dunia usaha menjadi sinyal positif bagi investor, tapi juga tidak begitu bagus bagi perusahaan. Laba di tahannya mengecil. Sehingga untuk pengembangan tidak begitu leluasa.
Secara angka, kami mengambil dua tahun saja.
- Di tahun buku 2018 membagikan sekitar 9%, yaitu sebesar Rp 339 perlembar saham. Harga sahamnya Rp 3.400 perlembar.
- Di tahun buku 2017 membagikan sekitar 9.7% yaitu sebesar Rp 318 perlembar saham. Harga sahamnya Rp 3.300. Sehingga cukup besar.
Maka jika menemukan harga saham PTBA di bawah Rp 2.500, maka deviden yield nya semakin besar. Karena laba yang dibagikan kalau melihat tren tetap, tapi harga sahamnya melemah. Bisa lebih dari 10%. Tentu ini menggiurkan.
Baca: 9 Saham Terbaik di 2020
Prospek Saham PTBA di Masa Depan
Berbicara prospek saham PTBA maka kita harus memahami alur bisnis dalam batu bara. Batu bara digunakan sebagai sumber energi. Sehingga fluktuasinya sangat bergantung pada penggunaan energi.
Jika negara-negara pengguna energi terbesar seperti China sedang lesu, bisa dipastikan harga batu bara akan turun. Karena pengguna energi terbesar adalah negeri tirai bambu salah satunya. Jika ekonomi stabil, maka harga saham pun akan naik.
Faktor kedua adalah harga minyak. Sebenarnya perusahaan energi lebih enak menggunakan minyak, polusinya tidak begitu besar, sederhananya asapnya tidak banyak, tapi sayang harganya mahal. Di sinilah batu bara menjadi bahan subtitusi. Masalah berbeda jika harga minyak jatuh. Bisa dipastikan harga batu bara jeblok, seperti saat tulisan ini dibuat.
PTBA punya kelebihan dalam aspek ekspor dan domestik yang seimbang. Ini tidak dimiliki oleh perusahaan lain. Yang umumnya mengincar pasar ekspor. Negatifnya adalah, kalau harga dolar naik, PTBA juga tidak bisa menenggak untung sangat banyak dari kenaikan kurs.
Tapi kalau ekonomi dunia kolaps, PTBA juga masih stabil karena pemasok domestik.
Masalahnya adalah prospek batu bara suram. Batu bara sudah menjadi musuh dunia terkait kerusakan iklim. Ramai-ramai mencari energi yang ramah lingkungan. Sejak 2018, harga batu bara memang terus turun. Sehingga isu ini terus dikencangkan. Tentu ini mengancam PTBA juga perusahaan batu bara lainnya.
Data Kebutuhan Batu Bara
Namun demikian Kebijakan Energi Nasional menyebutkan pemanfaatan batu bara masih di sekitar 30% hingga 2025. Porsi batu bara pembangkit listrik dalam negeri masih 86%. Jadi masih sangat besar, karena memang Batu Bara paling murah dibanding yang lain. https://minelog-services.com/.
Faktor selanjutnya, batu bara juga penyumbang pajak besar bagi pemerintah Indonesia, sudah pasti memiliki daya tawar besar. Plus banyak pengusaha Batu Bara yang duduk di pemerintahan. Jadi bargainingnya kuat. Heheheā¦
Strategi PTBA di Masa Depan
Kami meyakini, perusahaan batu bara sedang memutar otak untuk masa depan. Paling dipikirkan adalah usaha di hilir. Yaitu pembangkit listrik. Seperti Adaro, sudah melakukan itu. PTBA juga demikian. Pelebaran sayapnya di pembangkit listrik.
Saat ini sudah dan membangun kerjasama dengan Antam, juga Angkasa Pura, pastinya perusahaan lain. Tidak hanya pembangkit listrik, tapi juga dalam bidang energi masa depan. PTBA sudah mulai masuk ke pembangkit listrik tenaga surya PLTS.
Kesimpulan Investasi Saham PTBA
Kesimpulan dari kami, saham batu bara merupakan saham energi yang harganya selalu berfluktuasi. Tidak seperti saham consumer good yang selalu naik meski merayap. Saham batu bara selalu turun naik.
Yang menjadi catatan adalah di antara saham sektor mining, PTBA merupakan salah satu yang cukup baik, mapan, dan membagikan deviden dengan yield yang cukup besar. Oleh sebab itu untuk investasi jangka panjang mengharap capital gain, saham ini tidak terlalu direkomendasikan. Kecil kemungkinan menjadi multibagger.
Namun saham ini merupakan salah satu yang bisa dijadikan pendapatan rutin tahunan, karena nilai devidennya yang cukup besar. Sehingga bisa menjadi pilihan bagi Anda yang ingin menjadi investor layaknya Warren Buffet.
Untuk para trader, saham ini biasanya menjadi salah satu pilihan, namun jika pemain kecil, umumnya lebih banyak loss daripada gain karena tiba-tiba ada kabar buruk, turun sebelum jam buka, kecuali yang lihatin terus layar ambil cuan 1-3%. Saham ini lebih banyak digerakkan berita, plus dana asing.
Kesimpulan Analisa saham PTBA
Untuk investor nilai 4 dari 5
Untuk trader nilai 4 dari 5
Sumber Kontan.id | RTI | Bisnis.com | PTBA.CO.ID | dll
Diskusi analisa saham bisa di affany1986@gmail.com (berbayar)