16 Kesalahan dalam Investasi Saham | Pengalaman Buntung Berlipat-lipat

Posted by

Kesalahan dalam investasi saham yang dimaksud adalah investasi yang menyebabkan kerugian. Ini sering dialami baik bagi investor pemula, atau bahkan yang sudah berkecimpung selama bertahun-tahun di investasi saham.

Oleh sebab itu kami akan mengulas beberapa kesalahan dalam investasi saham yang sering ditemukan berdasarkan pengalaman kami, dan perhatian kami di pasar modal, juga di media sosial khusus para investor di pasar modal.

Tidak Menggunakan Uang Dingin

Ini adalah kesalahan dalam investasi saham yang paling mendasar, yaitu tidak menggunakan uang dingin. Uang dingin yang dimaksud adalah uang yang tidak Anda butuhkan. Seperti Anda sisihkan untuk beli emas dan disimpan dalam jangka panjang.

Semakin dingin uang yang Anda miliki, semakin tenang pula Anda dalam investasi saham jangka panjang. Semakin panas uang Anda, apalagi menggunakan utang, dijamin kesuksesan di dalam investasi saham semakin menjauh.

Sebabnya, fluktuasi saham sangat cepat sekali. Dalam satu hari bisa turun lima persen, bisa pula turun sepuluh persen. Itu hal yang biasa dalam investasi saham. Ketika Anda menggunakan uang tidak dingin, pasti Anda ingin segera menyelamatkan. Tidak ingin kerugian lebih banyak.

Padahal itu sedang tahap koreksi wajar, untuk selanjutnya konsolidasi, pada akhirnya saham itu akan mendaki dalam jangka panjang.

Kesalahan dalam Investasi Saham | Terlalu Mengandalkan Teknikal

Kami memiliki akun di stockbit, meski tidak premium, tapi kami bisa melihat timeline yang berisi komentar, prediksi, dan lain sebagainya. Hampir 80% selalu disampaikan tentang teknikal. Padahal, teknikal biasanya hanya digunakan sebagai langkah jangka pendek.

Lo Kheng Hong pernah menyatakan, kalau sibuk menggunakan teknikal “Seperti memprediksi pergerakan hewan berdasarkan melihat ekornya”. Padahal untuk melihat pergerakan jangka panjang harus melirik kesehatan dan arah pandangan hewan tersebut.

Jika diperhatikan baik-baik keputusan untuk memilih perusahaan ada pada aspek fundamental. Tapi kapan masuk bisa menggunakan teknikal. Artinya kedua-keduanya harus kita pakai. Jangan hanya teknikal saja. Dijamin Anda akan sangat sibuk setiap hari untuk melihat chart. Hehehe.

Yakin 1000% dengan Prediksi

Ingat bahwa yang dijual dalam investasi saham adalah masa depan. Sehingga seberapa cerah masa depan perusahaan akan menentukan investor untuk masuk. Namun demikian jangan percaya 1000% dengan prediksi masa depan.

Pertama, dunia usaha tidak selalu bergantung kepada perusahaan tersebut. Tapi juga ada faktor kebijakan pemerintah. Ingat kasus HMSP, siapa yang tidak mengenal perusahaan ini. Stabil, selalu memberikan deviden. Pasar juga masih terjaga meski ada rokok elektrik.

Tapi kemudian ada kebijakan cukai yang sangat tinggi. Langsung rontok berkali-kali. Inilah mengapa jangan sampai Anda yakin 1000% dengan prediksi sehingga memasukkan semua uang, bahkan gadaikan sertifikat untuk membeli satu saham yang diyakini naik dalam waktu dekat. Masa depan tidak ada yang tahu.

Tergesa-gesa dan Tidak Sabar untuk Hasilkan Keuntungan

Ini yang paling sering terjadi dalam investasi saham. Orang inginnya cepat kaya. Warren Buffet yang sebegitu suksesnya dalam investasi pasar modal, dalam sejarahnya hanya menghasilkan lebih dari 20-an% pertahun. Tidak sampai berlipat-lipat. Tapi dia punya usia yang sangat panjang, plus, memulai investasi sejak usia belasan tahun.

Pasti yang ada di otak kita ingin saham langsung naik. Plus menghasilkan keuntungan yang sangat besar. Efeknya berpikir seperti ini, “Kalau 5 juta, satu persennya hanya lima puluh ribu. Tapi kalau 50 juta, satu persen saja sudah 500 ribu. Lumayan.” Tapi Anda tidak pernah menghitung kalau turun lima persen. Hehehe.

panduan terbaik investasi saham
Ilustrasi pixabay.com

Anda sibuk menambah dana di portofolio, tapi lupa dengan menambah kemampuan dan pengetahuan dalam investasi saham. Yang terjadi pada akhirnya bukan keuntungan, tapi malah kerugian yang berkelanjutan.

Anda tergiur dengan saham lapis 3 yang mampu auto reject atas, akhirnya Anda loncat ke saham tersebut. Yang terjadi ketika Anda masuk justru sedang fase auto reject bawah berkali-kali. Ambyar.

Memandang Saham Sebelah Lebih Hijau

Kita pasti mengenal istilah dibeli turun, dijual naik. Itu karena pemain besar mengetahui psikologi kita sebagai pemain saham. Sehingga ketika turun sedikit kita loncat ke saham yang sedang naik. Anda masuk ternyata sedang turun. Loncat lagi ke saham yang sedang naik. Terus demikian. Sehingga Anda mengalami dibeli turun dijual naik.

Saham memiliki fase yang suatu saat pasti naik. Tinggal tunggu waktu saja. Tidak perlu tergesa-gesa. Mungkin di bulan Februari ketika CPO naik. Atau seperti TOTL yang naik di masa sebelum RUPS. Semua ada masanya. Tugas Anda menunggu. Memang menanti adalah faktor yang menyakitkan. Hehehe.

Ibaratkan Anda memiliki rumah. Kalau Anda sudah meneliti kedalaman dari perusahaan secara fundamental, maka yakini dan terus akumulasi. Suatu hari naik. Inilah yang dilakukan para investor yang sukses di investasi saham.

Aspek Psikologis Investor Belum Stabil

Jika Anda seorang investor di pasar modal, pemain saham, atau trader. Entah apalagi istilahnya, pokoknya Anda memiliki saham. Maka Anda harus siap menjadi seorang pengusaha, atau pedagang. Mental pengusaha adalah siap rugi dan siap untung. Jangan hanya mau untung saja. Tidak mungkin. Hehehe.

Sekelas Warren Buffet juga pernah mengalami kerugian investasi. Pedagang akan menganggap usahanya seperti tarikan nafas, kadang menghirup, kadang menghembuskan. Kadang untung kadang rugi. Pengusaha yang sukses bukan yang untung terus, tapi yang untungnya lebih banyak dari kerugian.

Maka latihlah psikologi Anda sebagai investor. Kalau melihat saham turun lima persen saja deg-degan, jangan masuk pasar modal. Kesalahan dalam investasi saham yang paling mendasar adalah mentalnya belum kuat. Tanda sudah kuat adalah ketika melihat porto minus 50% masih bisa tenang.

Latah Mengukti Saran dari Grup-grup Online

Percayalah jika investor saham di Indonesia lebih menyukai mengikuti grup-grup online, atau whatsapp, kemudian mengikuti rekomendasi. Sangat jarang yang melakukan analisa sendiri. Ya karena niatnya ingin instan untuk kaya. Hehehe.

Tahukah Anda, para pemberi rekomendasi sudah membeli terlebih dahulu diharga bawah. Anda diminta masuk membeli dan mengambil keuntungan dua persen, karena dia akan mengambil keuntungan sepuluh persen lebih.

Kalau lagi untung Anda bernasib baik, tapi kalau ternyata sedang buntung, Anda bisa kehilangan 5%, sementara dia masih tenang karena mengambil di harga lebih bawah.

Belajarlah untuk menganalisa sendiri. Sehingga satu waktu Anda bisa melakukan investasi yang terbaik untuk menghasilkan keuntungan berlipat dari investasi saham di pasar modal.

Tidak Memiliki Metode Analisa Mendalam

Tahukah Anda jika setiap investor yang sudah lama di investasi saham pasar modal pasti memiliki identitas metode analisa tersendiri. Dan itu identik dengan dirinya sendiri.

Kita tidak bisa langsung meniru Warren Buffet 100%, dia ada di Amerika, iklim investasi dan gaya pada umumnya berbeda.

Tentukan Gaya Investasi Saham

Meskipun Anda belum memiliki gaya investasi, tapi paling tidak Anda sudah melakukan analisa mendalam. Rasio-rasio yang ada di dalamnya sudah diketahui, kemudian membaca prospek masa depan dari sebuah lini usaha. Contoh mampu menganalisa perbankan di saat pandemi. Selepasnya pilih emiten yang bagus namun di harga murah.

Kepemilikan gaya investasi akan ditemui seiring waktu yang sudah berjalan. Maka seringkali investor berpengalaman mengatakan, menelaah emiten terkadang lebih lama dari menikmati masa kenaikan saham itu sendiri.

Oleh sebab itu investor andal jarang berpindah-pindah. Karena untuk menelaah membutuhkan waktu yang cukup melelahkan. Tapi efeknya, investasinya jadi moncer.

Tidak Sudi Melihat Laporan Keuangan

Di antara yang membaca artikel ini, jujur saja, siapa yang pernah membaca laporan keuangan dari perusahaan. Kami meyakini pasti ada yang belum pernah. Biasanya yang dilakukan adalah melihat rekomendasi, kemudian melihat teknikal, masuk.

Jarang yang melihat laporan keuangan, kemudian membaca koran menganalisa prospek masa depan usaha, dan lain sebagainya baru masuk. Ingat pesan Mbah Buffet, investasi saham adalah mengalirkan uang dari orang yang tidak sabar kepada orang-orang yang sabar.

Maka bersabarlah untuk meneliti sejenak untuk menenggak keuntungan yang layak.

Mementingkan Saham Berharga Murah

Pilih mana, saham PPRO di 50 perak, atau ANTM di 400 perak. Banyak yang masih menganggap yang 50 perak lebih bagus. Karena tidak mungkin turun. Plus memiliki prospek dan lain-lain. Tapi jika Anda melakukan ini, artinya Anda lebih mementingkan saham berharga murah daripada saham bagus sedang murah.

ANTM rata-rata berada di harga 700-an. Posisi 400 sudah sangat murah. Meskipun masih turun, tapi satu hari akan kembali ke posisi sewajarnya. Sedangkan PPRO, sudah menjadi pengetahuan jika memang saat tulisan ini dibuat berada pada posisi LQ50 yang layak sentosa.

Oleh sebab itu mulailah mengenali nilai perusahaan, bukan mengenali nilai rupiah yang dikeluarkan. Dari situlah Anda akan tahu sedang membeli HP Apple diskon besar, atau HP lokal baru harganya memang dua juta tapi dianggap murah.

Tidak Belajar dari Kesalahan Investasi Sendiri

Tahukah Anda jika rata-rata investor saham memiliki kesalahan yang berulang. Entah akibat kerakusan yang berlebihan atau akibat angan-angan keuntungan yang menggiurkan. Namun sayangnya tidak semua sudi mengambil pelajaran dari kesalahan yang sudah dilakukan.

Maka seharusnya kita mencatat kesalahan-kesalahan yang sudah kita lakukan agar kesalahan dalam investasi saham tidak terjadi berulang-ulang. Kami sendiri memiliki buku agenda, yang berfungsi mencatat kesalahan apa yang kami lakukan.

Di sela-sela waktu kami membacanya. Agar tidak terjerumus di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Trik dalam mencatat bisa berbeda. Tapi Anda harus melakukannya jika tidak ingin mendapatkan keuntungan maksimal di bursa saham.

kesalahan dalam investasi saham

Tidak Membaca Situasi Global

sudah menjadi fakta bahwa asing memiliki pengaruh besar dalam pasar modal nasional. Baca sebab turun naiknya saham di sini. Oleh sebab itu terkadang, meski kondisi Indonesia baik-baik saja, kemudian isu global carut marut, maka ramai-rami menjual sahamnya.

Plus, pasar modal merupakan tempat perusahaan-perusahaan besar, di mana masing-masing dari perusahaan tersebut memiliki unsur ekspor dan impor. Oleh sebab itu situasi global sangat berpengaruh ke dalam prospek usaha dari perusahaan.

Contoh ketika perang dagang. Kami pernah mengulas untung rugi pasar dagang untuk Indonesia, bisa dibaca di sini. Namun faktanya, ketika perang dagang antara China dan Amerika terjadi, saham-saham semacam PTBA, ITMG, longsor terus. Itulah mengapa kita harus membaca situasi global agar bisa mengantisipasi kesalahan dalam investasi saham.

Kepanikan Berlebihan Saat Harga Turun

Pasti kita pernah mengalami saham baru dibeli ternyata anjlok. Itu hal sangat biasa terjadi. Tapi kepanikan Anda berlebih, terutama ketika melihat uang yang 100.000.000, sudah berkurang dua persen, hanya dalam hitungan jam berkurang dua juta.

Anda langsung cut loss. Ini adalah kesalahan dalam investasi saham yang sering terjadi.

Kesalahan dalam Investasi Saham Aspek Psikologis

Stabilkan kondisi psikologis kita sebagai investor. Kamipun pernah mengalami penurunan harga saham di ANTM sampai 50%. Kami cukup menunggu saja. Dalam waktu beberapa bulan sudah naik bahkan menghasilkan keuntungan. Anggap saja tabungan yang tidak diambil.

Seandainya kami panik berlebihan, maka akan kita jual segera saham tersebut saat sudah kehilangan 15%. Pilih saham lain dan lain sebagainya. Tapi menurut kami itu menghabiskan banyak waktu. Tinggal menikmati karena sudah yakin secara fundamental saham ini tidak banyak masalah.

Tidak Diversifikasi Portofolio Saham

Jangan membeli hanya satu saham ketika Anda ingin menjadi investor di pasar modal. Kecuali Anda ingin mengakuisisi perusahaan tersebut. Belilah dari beragam sektor, karena di situlah akan tercipta keseimbangan.

Kami pernah melihat porto seseorang yang rata-rata, 70% diantaranya diisi oleh emiten perbankan. Sudah dapat dipastikan di saat pandemi kepalanya pasti pusing. Karena saham di perbankan dihajar habis-habisan.

Warren Buffet saja memiliki banyak. Adapun porsi, Anda bisa tentukan siapa yang lebih banyak. Seperti kami yang meyakini di Indonesia CPO akan sangat dibutuhkan, maka paling besar porto kami adalah di sektor minyak di atas bumi.

Membeli Saham di Saat Anjlok tanpa Meneliti Sebabnya

Salah satu hal bodoh yang kami pernah lakukan adalah membeli saham di saat harga anjlok. Kami mengira sedang diskon, tapi kami tidak meneliti sebab musababnya. Pada akhirnya yang terjadi justru sebaliknya, bukan untung yang didapat, tapi buntung berlipat-lipat.

Seharusnya setiap penurunan ada sebabnya. Jika disebabkan kondisi internal perusahaan, maka jangan pernah dekati. Tapi jika faktor global, kondisi nasional atau yang disebabkan oleh keadaan eksternal, silakan bisa dinikmati perlahan-lahan sembari melihat fundamental.

Tidak Memiliki Cash

Ini yang paling bahaya. Sebagai investor tidak memiliki uang cash. Padahal cash is the king. Warren Buffet di bulan Maret 2020, memiliki uang cash 2000 triliun lebih. Tentu hal ini sangat luar biasa. Jaga cash kita. Jangan sampai ketika harga saham turun drastis kita hanya bisa menonton.

Cash itu penting. Selalu cadangkan di portofolio Anda uang cash untuk kebutuhan mendadak terutama dalam merespon pasar yang selalu bergejolak. Jika bertanya idealnya berapa persen. Itu tergantung Anda. Tapi minimal 10% dari total portofolio.

Inilah kesalahan dalam investasi saham yang harus dihindari. Semoga Anda bisa mendapatkan keuntungan dari hasil investasi yang sudah Anda laksanakan. Baca triknya di sini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *