Analisa Saham LINK | Kinerja Memuaskan Investor Masih Enggan

Posted by

Analisa saham LINK | Semarak internet di Indonesia sudah mulai sejak era 2010-an hadir. Saat itu pengguna internet tumbuh signifikan. Tidak hanya itu bahkan tv cable berbasis jaringan internet menjadi booming. Oleh sebab itu emiten yang memiliki fokus pada aspek ini memiliki masa depan cukup cerah.

Salah satunya adalah LINK. Di bursa saham perusahaan ini namanya belum begitu familiar. Menurut kami masih kalah dengan TLKM, EXCL, atau ISAT. Bahkan saham ini cenderung turun terus menerus. Oleh sebab itu kita berusaha untuk mengenal lebih dekat dengan PT. Link Net

Profil PT. Link Net | LINK

Awalnya perusahaan ini bernama PT. Seruling Indah Permai di tahun 1996. Namun demikian ketika tahun 2000 berubah menjadi PT. Link Net. Usahanya pun berubah, yang awalnya bidang perdagangan barang dan jasa, menjadi teknologi informasi dan penyelenggara internet.

Inilah sisi menarik. Perusahaan mampu melihat peluang besar di depan mata. Internet adalah kebutuhan primer, bukan lagi sekunder. Detil usaha dari emiten ini adalah jaringan berbasis kabel, seperti televisi, internet.

Jika Anda merasa asing dengan LINK, tapi Anda pasti mengenal dengan First Media. LINK merupakan satu keluarga dengan First Media. Identitas dari First Media di mata pelanggan adalah jaringan internet dengan harga kompetitif.

Jumlah jaringannya lebih dari 1.312.970 yang terbentang di kota-kota besar seperti Jabodetabek, Bandung, Bali, dan Surabaya.

Struktur Pemegang Saham PT. Link Net

Sebagai pengetahuan saja, LINK merupakan bagian dari LIPPO Grup. Di mana perusahaan ini dikenal memiliki unit korporasi yang cukup besar di Indonesia. Di internet diwakili oleh First Media yang memiliki gurita luar biasa.

27,9% sahamnya dimiliki oleh First Media, ada pula pemegang mayoritas lainnya yaitu Asia Link Dewa 35,55%. Kemudian berembus kabar kencang di akhir Desember akan dicaplok oleh MNC Grup. Tapi kemudian berembus kabar bahwa akuisisi tersebut batal pada Mei 2020 (cnbcIndonesia.com).

Sisi pentingnya adalah, ketika sebuah emiten akan dicaplok itu artinya ada masa depan yang cukup bagus. Atau kemungkinan kedua, pesaing ingin meredupkan usaha yang sama karena dianggap lebih cerah. Sedangkan MNC memiliki unit usaha yang sama dengan LINK yaitu jaringan internet. Analisa saham LINK secara sederhana demikian.

analisa saham LINK
sumber: Linknet.co.id

Analisa Fundamental LINK

Untuk mendalami analisa fundamental saham LINK, maka yang pertama akan kami ulas adalah perolehan laba yang dibukukan. Sejak 2015 perusahaan ini selalu menenggak laba yang signifikan. Bahasa di perusahaan ini hanya laba naik dan turun, seperti PTBA, atau ITMG di batu bara.

  • 2015 laba 639 milyar
  • 2016 laba 818 milyar
  • 2017 laba 1 triliun
  • 2018 laba 788 milyar
  • 2019 laba 894 milyar

Dari data yang diambil dari IPOT terlihat bagaimana pertumbuhan laba yang cukup memuaskan dari tahun ke tahun. Terutama di tahun 2017, penetrasi jumlah pelanggan mencapai 28% lebih di tahun tersebut. Artinya perusahaan ini sangat ditentukan oleh jumlah pelanggan. Kemudian mendapatkan pendapatan berulang.

Rasio Hutang LINK

Analisa saham LINK selanjutnya dari segi hutang. Untuk saat-saat ini hutang perlu diperhatikan di setiap emiten karena ekonomi cukup sulit. LINK memiliki rasio hutang yang masih sangat rasional.

Sejak tahun 2016 rasio DER di angka 0.28. Tahun 2017 rasionya 0.27. Di tahun 2018 juga angkanya sama. Sedangkan 2019 berada di angka 0.43%. Masih cukup baik. Bandingkan dengan TLKM yang rasio DER-nya di tahun 2018 yang di angka 0.76%. sedangkan di tahun 2019 di angka 0.89%. Artinya LINK lebih baik.

Efektivitas LINK Yang Tinggi

Namun di antara banyak aspek terbaik dari analisa saham LINK yang kami lakukan adalah unsur Return on Euquity yang menurut kami sangat mengagumkan.

  • 2017 di angka 22.26%.
  • 2018 di angka 16.60%
  • 2019 di angka 19.21%

Bisa dikatakan rata-ratanya berada di angka 18%. Tentu hal ini cukup bagus. Bandingkan dengan TLKM yang berada kira-kira rata-rata di angka 16.5% dalam tiga tahun terakhir. Apalagi jika dibandingkan dengan EXCL yang estimasinya di angka rata-rata 2% dalam tiga tahun terakhir.

Inilah mengapa saham LINK dalam aspek penyedia jaringan internet cukup bagus dibandingkan yang lain. Hanya memang tidak sepopuler teman-temannya. Mungkin ga banyak kenalan sama investor. Ckckck.

Analisa Teknikal Saham LINK

Analisa saham LINK selanjutnya adalah aspek teknikal. Jika kita lihat riwayat saham ini, bisa dikatakan chartnya mirip-mirip milik saham bluechip pada umumnya. Naik turun tidak drastis. Plus kalau naik sedikit lama, turun juga demikian. Mirip AKRA segitu-gitu aja.

Histori Saham LINK

Rentang harga saham LINK adalah 2000-6500. Saham ini juga belum pernah stocksplit jadi belum pernah punya riwayat yang mengejutkan.

Yang menarik adalah sejak akhir tahun 2019 saham ini mengalami penurunan yang cukup lumayan. Jauh sebelum ada covid-19. Semasa perang dagang. Dari 4.200 hingga 3.500 di awal tahun 2020.

Menurut kami ada dua faktor yang mempengaruhi, padahal laba naik. Pertama memang IHSG yang turun. Kedua, isu dicaploknya emiten ini oleh grup lain. Di akhir 2019 memang deras sekali. Barulah kemudian sahamnya terempas covid-19 hingga berada di angka 2.400.

Di sinilah aspek menarik. Saat yang lain sudah tertarik ke kanan, nanjak. Tapi emiten yang satu ini justru terus mengalami penurunan hingga di angka 1900-an. Saat tulisan ini dibuat di angka 2.040. posisinya sangat murah jika melihat tren selama ini. Padahal emiten ini kinerjanya bagus.

Bagi Anda investor jangka menengah, apalagi panjang, potensi untuk naik ke 3.500 sangat besar. Karena rata-rata emiten ini berada di angka tersebut. Jika masih di bawah 2.500 masih sangat berharga menurut kami. Saatnya akumulasi.

Deviden Menggiurkan Saham LINK

Sisi lain dari analisa saham LINK adalah deviden yang dimilikinya. LINK merupakan perusahaan yang membagikan deviden dalam angka yang cukup signifikan, seperti ITMG, BJBR, dan TOTL.

Di tahun 2020, saat masa sulit, perusahaan ini berhasil membagikan deviden tahun buku 2019 di angka 55% dari laba. Nilainya sekitar 7%. Cukup menarik. Jika dibandingkan dengan deviden perusahaan lain sejenis, LINK salah satu saham terbaik.

Sedangkan di tahun buku 2018 perusahaan ini membagikan 60% dari laba yang dimiliki. Yield devidennya sekitar 5.31% seperti AUTO. Tapi nilai pentingnya adalah perusahaan ini selalu membagikan deviden yang cukup berharga. Istilah para investor, ada uang tunggu.

Prospek Saham LINK 2021 dan 2022

Berbicara masalah prospek saham LINK di tahun 2021 dan 2022 maka kita berbicara angka pertumbuhan pengguna internet di Indonesia. Pada tahun 2020 berdasarkan laporan We Social menyebut bahwa Indonesia berada di angka 175,4 juta pengguna. Naik 17% dibandingkan tahun sebelumnya.

Padahal penduduk Indonesia di angka 270-an juta jiwa. Masih ada potensi kenaikan dalam jangka panjang.

Ditambah lagi masa covid-19 adalah masa peralihan dari dunia nyata menuju dunia virtual yang lebih signifikan. Artinya pengguna internet akan semakin banyak. Bahkan bisa jadi kantor akan menggunakan dua vendor. Jika satu vendor gangguan ada vendor lain.

Ketiga, Link Net dikenal melalu first media memiliki layanan dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pesaing utamanya. Plat merah. Hehehe. Tentu banyak yang yakin akan terjadi migrasi pengguna.

Faktanya pada tahun 2020, bulan Mei, pelanggan LINK sudah bertambah 75.274. Penggunaan trafik data naik 47% (kontan.co.id). Bisa jadi akan terus bertambah, oleh sebab itu prospek LINK di tahun 2021 dan 2022 cukup cerah.

Kesimpulan Analisa Saham LINK

Menurut kami, saat dibuatnya tulisan ini, saham LINK masih sangat berharga sekali. Posisi di angka 2040 masih sangat layak dibeli. Apalagi jika Anda jangka panjang minimal satu tahun, kemungkinan besar nilainya akan naik mencapai 3000-an.

Tapi ini hanya prediksi berdasarkan analisa saham LINK. Disclaimer on ya… hehehe.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *