Fakta pasar modal Indonesia | Jika kita terjun di pasar modal Indonesia maka harus mengetahui fakta-fakta yang ada di dalamnya agar saat terjun di pasar modal kita mengetahui seluk beluknya. Terutama mengetahui sejumlah pergerakannya yang terkadang sulit dimengerti.
Sebelumnya kami sudah menulis tentang sebab naik turunnya pasar modal. Kali ini kami menulis fakta pasar modal Indonesia agar pengetahuan kita bisa lengkap dan mampu menjadi investor yang tangguh.
Daftar Isi
1. Saham Blue Chip
Posar modal dikenal sebagai tempat investasi saham yang memiliki nilai profit yang besar, plus memiliki risiko yang sangat besar. Lebih dari lima ratus perusahaan ada di pasar modal. Anda akan kebingunan memilih objek investasi jika tidak terbiasa.
Oleh sebab itu pilihlah saham blue chip. Risiko lebih rendah di antara yang lain. Kapitalisasi pasar cukup besar, kira-kira di atas 40 triliun. Sehingga jika ada modal besar masuk, atau keluar, tidak langsung membuat harganya berubah drastis. Rata-rata perusahaan yang besar dan mapan. Di antara saham Blue Chip adalah HMSP, PTBA, BBCA, ITMG.
2. Saham Gorengan
fakta pasar modal Indonesia yang perlu diketahui adalah banyaknya saham gorengan. Karena saham Blue Chip hanya puluhan, maka ada ratusan saham sisa. Di antaranya adalah saham lapis dua, dan saham lapis tiga. Saham gorengan adalah saham dengan kapitalisasi cukup kecil.
Kebalikan dari Blue Chip, saham gorengan membuat dana yang lumayan besar jika masuk atau keluar, akan sangat mempengaruhi harga saham. Di sinilah mengapa tiba-tiba naik berlipat-lipat, tapi juga sebaliknya buntung berlipat-lipat kalau sudah turun. Kadang sentimen kecil bisa merontokkan harga, atau melambungkan harga seketika. Di antaranya adalah ANDI.
3. Dana Asing Cukup Besar
Fakta pasar modal Indonesia yang harus diketahui selanjutnya adalah dana asing lebih besar daripada dana lokal. Berdasarkan nilai efek yang tersimpan di KSEI, per 9 Agustus 2019, investor asing memiliki Rp1.907 triliun atau sekitar 51.46% dari total ekuitas. Sisanya domestik.
Masalahnya adalah, bisa jadi investor asing bersepakat dalam mengangkat atau menurunkan harga saham. Di sinilah pemahaman membaca dana investor asing ke dalam pasar modal Indonesia sangat diperlukan untuk membaca arah pergerakan saham.
4. Penggerak Utama Pasar Modal
Jika Anda melihat pasar modal bergerak naik dengan tajam, hampir bisa dipastikan sektor konsumsi dan perbankan sedang bergerak positif. Penyebabnya adalah, menurut Andri Zakrias Siregar dari BNI Sekuritas di Investor daily menyebutkan, kalau 65% penggerak pasar modal adalah sektor konsumsi dan perbankan.
Faktanya memang ketika covid-19 menimpa Indonesia, sektor perbankan dihajar habis-habisan. Disinilah mengapa IHSG terjun sekitar 40%. Dan uniknya, investasi di sektor konsumsi dan perbankan analisanya tidak terlalu sulit. Yang penting sabar saja. Tidak seperti sektor pertambangan atau agribisnis.
5. Jumlah Perusahaan di Pasar Modal
Di akhir tahun 2019 tercatat 668 perusahaan. Ini fakta pasar modal Indonesia yang mengagumkan. Imbasnya, IHSG menjadi pasar modal terbesar di Asia Tenggara dan peringkat 71 di dunia. Maka kita harus mensyukuri memiliki pasar modal cukup melimpah.
Imbas positifnya adalah pasar modal Indonesia selalu dinamis. Bergerak dengan naik turun harga yang begitu indah karena adanya penjualan dan pembelian saham.
6. Jumlah Transaksi Harian di Pasar Modal Indonesia
Fakta pasar modal Indonesia yang perlu diketahui selanjutnya adalah jumlah total transaksi harian yang beredar. Di pasar modal Indonesia, setiap hari per akhir Desember 2019 adalah 9,1 triliun. Setiap hari lo ya. Angka ini naik dibandingkan di tahun 2018 yang hanya 8.5 triliun.
Angka tersebut merupakan total gerakan investasi, jual beli saham dari investor asing maupun investor domestik. Sehingga jika Anda melihat transaksi harian angkanya di bawah itu jauh. Pertanda ada sesuatu yang terjadi di pasar modal Indonesia.
7. Golongan Millenial di Pasar Modal Indonesia
Direktur utama BEI, Inarno Djajadi menyatakan bahwa 40% investor di pasar modal usianya di bawah 30 tahun. Artinya mayoritas investor adalah anak-anak muda. Oleh sebab itu kita harus mengenali karakteristik millenial yang sangat berharap dengan hal instan.
Artinya bisa jadi banyak yang melakukan investasi jangka pendek. Di sinilah mengapa pasar modal Indonesia memiliki fluktuasi yang cukup tinggi. Bahkan sekarang ada yang namanya medsos khusus investor pasar modal. Rata-rata anak yang masih muda.
25% lainnya di usia 30-40 tahun. Sedangkan sisanya usia di atas 40 tahun.
8. Bulan Penurunan Harga di Pasar Modal Indonesia
Tahukah Anda jika fakta pasar modal Indonesia memiliki bulan khusu di mana rata-rata adalah penurunan harga? Ini bulan di mana emiten mengeluarkan satu persatu laporan keuangannya untuk kuartal dua.
Yaitu bulan Agustus dan September. Di dua bulan ini Anda akan lebih sering mendapati jika pasar modal Indonesia serasa lebih sering mendapatkan sentimen negatif daripada positif. Apalagi di masa covid-19 ini. Tentu laporan keuangan di kuartal II rata-rata tidak menggembirakan. Maka hati-hati di dua bulan tersebut.
9. Bulan Peningkatan Harga di Pasar Modal Indonesia
Sebaliknya, ada bulan di mana rata-rata harga akan naik. Yaitu di bulan akhir Desember dan awal Januari. Sebabnya ada kegiatan window dressing. Kegiatan ini merupakan usaha perusahaan keuangan untuk memperbaiki laporan kinerja kepada klien.
Caranya membeli perusahaan bagus dengan kinerja harga saham yang naik. Oleh sebab itu biasanya saham-saham terbaik, atau blue chip cenderung naik di dua bulan tersebut. Tapi hal ini tidak selalu, contoh di akhir 2019, dan awal 2020, window dressing sama sekali tidak memiliki pengaruh karena kalah dengan sentimen perang dagang dan covid-19.
10. Pertarungan Antara Trader dan Investor
Fakta pasar modal Indonesia yang selanjutnya adalah adanya dua kiblat gaya di pasar, yaitu trader dan investor. Keduanya memiliki filosofi yang jauh berbeda. Trader cenderung jual beli di jangka pendek, sehingga disebut dengan trader.
Sedangkan investor memiliki pemahaman membeli perusahaan. Sehingga ada kecenderungan berinvestasi di jangka panjang. Anda sebagai pemain saham harus menentukan sedari awal, karena teknik keduanya sangat berbeda. Seringkali yang salah justru hanya ikut-ikutan dan tidak punya gaya. Baca lengkapnya di sini.
11. Peristiwa 10 Tahun Sekali di Pasar Modal Indonesia
Entah mengapa hampir setiap sepuluh tahun sekali selalu ada kejadian crash di pasar modal. Terutama karena isu global. Bagi pemilik modal besar, saat demikian sangat ditunggu-tunggu karena tinggal membeli perusahaan bagus dengan harga sangat diskon.
Sedangkan bagi pemain saham ini merupakan sesuatu yang sangat merugikan. Karena pasti semua saham dibuang oleh investor untuk memindahkan ke instrumen investasi yang paling aman seperti emas atau surat utang negara.
Beberapa peristiwa tersebut adalah 1998 saat krisis monenter di Indonesia, saat itu terjadi rush money. Tahun berikutnya adalah 2008, di mana Amerika terjerembab krisis sehingga investor asing menarik dananya cepat-cepat. Tahun selanjutnya adalah 2020, di mana virus corona memukul pasar modal Indonesia hingga menggerus 40% nilainya.
Inilah fakta pasar modal Indonesia yang perlu diperhatikan. Kiranya hal ini bisa memberikan pengetahuan untuk mengarungi pasar saham, dan tidak melakukan kesalahan-kesalahan di pasar modal yang dilakukan berulang, bisa dibaca di sini.