Analsia saham BUMI | Jika Anda terjun ke pasar modal pasti dengar namanya BUMI. Bisa dikatakan setiap orang yang masuk dunia saham harus mengenal saham ini karena memiliki kisah yang sangat komplek sepanjang hayatnya.
Perusahaan ini dikenal milik Bakrie Group yang bergerak di sektor pertambangan dan eksplorasi minyak. Tapi pemain pasar modal lebih mengenal BUMI sebagai perusahaan batu bara. Kali ini kami akan melakukan review saham BUMI dan Analisa saham PT. Bumi Resource TBK berdasarkan sumber website, pengalaman, juga pertimbangan lainnya sebagai Analisa saham BUMI.
Kriteria saham terbaik di IHSG menurut kami bisa dibaca di sini.
Daftar Isi
Profil PT. BUMI Resource TBK
BUMI sebenarnya adalah perusahaan sangat besar. Berdiri pada tahun 1973, perusahaan ini mencatatkan namanya di bursa efek di tahun 1990. Saat itu belum banyak perusahaan tercatat di Papan Pengembangan.
Sektor bisnisnya bermacam-macam. Bidang utama adalah eksplorasi batubara dan pertambangan batu bara. Juga ada eksploitasi minyak. Selain itu ada juga emas. Mungkin yang terakhir, emas, jarang orang mendengarnya. Kodenya BRMS. Ini di bawah BUMI.
Baca: Analisa Saham BJBR
Analisa Saham PTBA
Di antara semua itu, Batu Bara menjadi sumber utama. Emas hitam. Pesaingnya adalah PTBA, ITMG, ADRO dan lain sebagainya.
Pemegang Saham BUMI
Untuk analisa saham BUMI, kita lebih baik melihat siapa pemegangnya. Dari RTI kami mendapatkan info bahwa pemegang saham hanya terbagi menjadi dua saja, yaitu HSBC-Fund sebesar 22%.
Sedangkan sisanya adalah masyarakat yaitu 77.8%. Porsi masyarakat ternyata di saham ini cukup besar dibanding investor lainnya. Di informasi juga tidak ada lagi nama Bakrie. Sudah menghilang.
Kalau dengan logika saja, saham ini tidak sehat. Paling banyak kok masyarakat. Artinya tidak ada yang berani memegang saham ini lebih dari 50%. Ada apa? Tentu menjadi pertanyaan. Padahal ini adalah perusahaan yang sangat besar. Bisa dilihat dari produksi batubara di tahun 2019 yang mencapi 87 juta ton (kontan.co.id).
Bandingkan dengan ADARO yang hanya 58 juta ton (kontan.co.id). Lebih besar BUMI kan. Seharusnya pemasukan besar, uang banyak. Tapi kok tidak ada yang berani memegang sahamnya dengan porsi yang besar? Inilah pertanyaan dari Analisa saham BUMI.
Kita lihat Analisa saham BUMI selanjutnya.
History Saham BUMI
History saham BUMI benar-benar seperti negeri dongeng. Bagaimana tidak, di tahun 2007 Januari harganya masih Sembilan ratusan. Tapi kemudian di tahun 2008, April, harganya melejit gila, mencapai angka 8000 lebih. Hampir sepuluh kali lipat hanya dalam waktu satu tahun lebih sedikit.
Saat itu harga batu bara memang sedang bagus. Semua terbuai dengan dongeng tersebut. Akhirnya ikut masuk. Ternyata dalam jangka waktu setahun pula, harga saham BUMI menjadi 500-an. Edan betul ini saham. Yang kaya langsung miskin.
Kisah ini belum habis, di tahun 2009 naik kembali ke angka 3000, juga di tahun 2011. Namun perlahan tapi pasti selepasnya masuk ke golongan faqir miskin di LQ50. Bangkit lagi di tahun 2017 menjadi 500-an. Selepasnya tidur nyenyak hingga tulisan ini dibuat di gocap. Nyenyak sekali.
Maka jika melihat riwayat ini, saham BUMI adalah permainan para pemain besar. Atau mereka yang bersepakat memainkan. Karena tidak ada saham Batubara lain yang kisahnya sangat dramatis seperti ini. Naik drastis, turun mengerikan.
Apa sebenarnya yang membuat saham BUMI turun naik tidak karuan. Bisa kita lihat fundamental saham BUMI.
Analisa Fundamental Saham BUMI
Semua karena hutang. Ya hutang BUMI di luar nalar para investor. Kami tidak akan mengulas banyak terkait fundamental. Lebih fokus ke hutang. Meski pada 2019 masih ada tulisan yang menyarankan membeli dari para analisis, tapi cobalah untuk realistis.
Pemilik saja, yaitu Bakrie sudah kehilangan kendali. Sebabnya adalah kegagalan membayar kepada para kreditur. Hutangnya ketika 2009 adalah Rp 28,12 Triliun, (cnbcindonesia.com). Ini hutang sangat besar.
Baca: Tips sukses investasi di pasar modal
Hal ini tergambar dari informasi di IPOT, bahwa Asset sebesar 51 T, tapi hutang yang dimiliki mencapai 44 T. Cash hanya 797 Milyar. Kalau dilihat dari 2018 menuju 2019 hutang jangka panjang memang turun.
Tapi masalah utamanya, uang cash berbanding utangnya terlalu parah. Hanya sekitar 5.5%. Logikanya seperti ini, kalau saat itu utang ditagih, sanggup bayar tidak? Mungkin masih sanggup, tapi nafasnya sangat terengah-engah berkaitan dengan utang tersebut.
Dari stockbit didapatkan, PBV yang dimiliki di angka -1.22, sedangkan Book Value Per Share dihargai -41.14. Masalah yang lain adalah, ROE hanya di angka -3.5%, sedangkan PER 34 x. Net profit marginnya justru -20.4%.
Masalah lain adalah jika nilai dolar naik terhadap rupiah. Hutang akan kembali naik karena mengikuti nilai dolar. Ini juga patut menjadi pertimbangan dalam kaitan dengan fundamental BUMI Resource.
Meskipun demikian, laba BUMI tetap hadir di dua tahun terakhir, 2018-2019. Di tahun 2018, laba bumi sebesar $220.14 juta. Sedangkan 2019 sebesar $6.84 juta. Atau turun 97.27% berbanding tahun sebelumnya. Salah satu sebabnya adalah hancurnya harga batubara dunia.
Sedangkan di aspek hutang juga mengalami penyusutan. BUMI berhasil mencicil hutang Tranche A. Dan berusaha mencicil sisa hutangnya.

Prospek Saham BUMI
Setelah kita membahas dari banyak sisi, maka kita akan menuju kepada aspek prospek saham BUMI untuk para investor. Kami melihat ada beberapa hal yang patut diperhatikan.
Hutang BUMI yang masih sangat tinggi menjadi pertimbangan bagi para investor. Karena perusahaan lebih fokus berpikir tentang bagaimana menyelesaikan hutang-hutangnya. Tidak sesuai dengan nasehat Mbah Buffet.
BUMI sebenarnya adalah perusaan sangat besar. Dilihat dari kemampuan produksi batu bara yang mencapai 87 juta ton setahun (2019). Adaro hanya 58 juta ton (2019). ITMG sebesar 23.4 Juta Ton (2019). PTBA hanya 29.19 juta ton (2019). BUMI bisa dikatakan paling besar diantara yang lain dalam aspek produksi batu bara.
Keadaan ekonomi dunia sedang gonjang ganjing. Setelah perang dagang, kini hadir covid-19. Memang batubara adalah sumber energi. Tapi ketika ekonomi negara besar melambat seperti Cina, maka konsumsi batubara juga melambat.
Keadaan ekonomi yang tidak stabil membuat harga dolar semakin sulit diprediksi. Hal ini memperbesar risiko hutang yang dimiliki oleh BUMI.
Di sisi lain, pasar BUMI lebih banyak menyasar ekspor. Quartal I 2020 disebutkan, 70% pasar batubara BUMI Resource adalah ekspor (cnbcIndonesia.com). Itu artinya dominasi ekspor tinggi. Jika keadaan ekonomi stabil akan bagus. Karena pendapatan dari dolar meningkat.
Pertimbangan lain adalah, harga batu bara sedang roboh. Minyak yang menjadi sumber utama energi harganya jatuh. Tentu batubara yang umumnya berfungsi sebagai subtitusi juga ikut roboh. Oleh sebab itu kurang pas jika investasi di saham ini saat sekarang.
Baca: Nasehat Sakti Warren Buffet dalam Dunia Saham
Kesimpulan dan Saran Investasi Saham BUMI
Untuk investasi saham BUMI kami menyimpulkan.
- Jika Anda melihat saham bumi dihargai 50, itu bukan berarti murah. Karena value yang dimiliki justru lebih bawah dari itu. Faktor utama adalah hutang yang masih menjadi beban besar.
- Jika keadaan ekonomi dunia sedang tidak stabil, apalagi cenderung seperti sekarang (2019-2020), mengharapkan sentimen positif untuk batu bara sangat sulit. Padahal penggerak utama dari saham ini adalah harga batubara dunia.
- Penggerak saham ini hanya berita-berita dari internal perusahaan. Menyampaikan aspek positif, berhasil mencicil hutang. Analisa-analisa sekuritas juga lebih banyak menggunakan faktor teknikal. Maka pertimbangkan baik-baik jika ingin berinvestasi di sini. Jika sangat menginginkan, maka sisihkan sedikit saja dari porto yang Anda miliki.
- Rata-rata yang investasi di saham BUMI adalah mereka yang berharap kenangan masa lalu bisa terulang. Memori harganya melejit Sembilan hingga sepuluh kali menjadi harapan untuk bisa menuai kesuksesan. Lebih banyak melihat teknikal. Maka lebih baik pertimbangkan matang-matang.
- Jika ingin masuk di saham ini, tunggu hingga hutangnya mengecil. Saran kami itulah saat yang tepat. Karena kemampuan produksi BUMI luar biasa besar. Saat itulah dalam prediksi kami saham BUMI agar bergerak menggila dan gila.
- Jika melihat histori saham BUMI. Maka kita menyimpulkan, ini adalah pergerakan para bandar. Naiknya terlalu sadis. Turunnya terlalu sadis. Pola demikian memang membawa mimpi yang indah. Tapi juga jangan lupa, itu bisa berakibat sebaliknya.
- Kesimpulan investasi saham BUMI dalam sudut pandang panduanterbaik.id,
Untuk Investor satu bintang dari lima bintang
Untuk Trader satu bintang dari lima bintang
Untuk Spekulan empat bintang dari lima bintang
Semoga Analisa saham BUMI ini bermanfaat. Kami selalu hadirkan informasi apa adanya, tanpa harapan yang berlebihan atau pesimisme yang menakutkan. Semoga menjadi manfaat untuk para investor di pasar modal.
Sumber Kontan.co.id | RTI | Bisnis.com | cnbcindonesia.com | dll
Diskusi analisa saham bisa di [email protected] (berbayar)
Habis Utang, Repo, Refinance, Right, then Reverse Bro&Sis, ulang2 terus.
Kalau perusahaan hobinya utak atik gatuk keuangan, seharusnya masuk klasifikasi Usaha Utama: Finance. Sampingan: Tambang (uang investor).