Analisa Saham BRMS | Di tahun 2020, saham Grup Bakrie memang diliputi awan mendung. Bagaimana tidak, dari 8 perusahaan yang tercatat di pasar modal, hanya satu yang tidak duduk manis di level gocap. 7 lainnya aman sentosa di LQ50.
Kami tidak akan membahas terlebih dahulu mengapa grup Bakrie menerima derita nestapa ini. Tapi kami akan mengulas salah satu harapan dari grup Bakrie yang juga berada di level gocap, yaitu BRMS, PT. Bumi Resources Mineral Tbk.
Analisa saham BRMS meliputi profil perusahaan, histori saham, fundamental, prospek masa depan BRMS dan lain sebagainya.
Daftar Isi
Profil BRMS
BRMS merupakan perusahaan yang bergerak di bidang mineral non batu bara. Di antaranya adalah emas, tembaga, seng, dan lain sebagainya. Mineral-mineral tersebut memang sangat dibutuhkan oleh dunia.
Namun yang paling banyak justru emas di dua anak perusahaannya, PT. Citra Palu Minerals dan PT. Gorontalo Minerals. Inilah salah satu yang membuat saham ini memanas. Eksplorasi emasnya.
BRMS sendiri merupakan anak perusahaan dari BUMI sang fenomenon dalam dunia pasar modal. Komposisi sahamnya paling besar, 35%. Adapun lainnya masih dipegang PT. Biofuel Indo Sumatera 11.26%, dan lain sebagainya. Artinya masih banyak perusahaan yang memegang saham ini. Ada prospek yang diperjuangkan sebagai pemasukan perusahaan.
Fundamental Bumi Resources Minerals BRMS
Yang pertama kita lihat adalah laba ruginya. Perusahaan ini memang punya riwayat yang cukup mengenaskan. Bersumber dari IPOT, sejak 2014 hingga 2018 perusahaan ini terus merugi.
- 2014 minus 1.1 triliun
- 2015 minus 593 miliar
- 2016 minus 4.2 triliun
- 2017 minus 3.2 triliun
- 2018 minus 1.5 triliun
Karena kondisi yang demikian pula saham BRMS terus berada pada jurang jahannam, 50 perak. Bahkan di tahun 2019, tepatnya awal April, saham ini disuspensi. Alasannya, tidak ada pendapatan sejak Oktober hingga Desember 2018.
Namun demikian sudah barang tentu tidak ada yang mau memiliki perusahaan terus merugi. Di tahun 2019 perusahaan ini mencatatkan kinerja gemilang, membalikkan rugi menjadi untung, yaitu 17.9 miliar. Di sinilah BRMS mulai menjadi daya tarik kembali. Ada apa?
Bahkan earning pershare yang awalnya selalu minus. Berubah menjadi surplus di angka 0.29. Sahamnya pun sempat menggeliat dari 50 perak sempat naik ke angka 58. Namun selanjutnya kembali lagi di level 50. Sepertinya investor masih ragu dengan kinerja BRMS.
Di tahun 2020, cukup menggembirakan, di kuartal pertama sudah meraih hasil positif di angka 2.4 miliar. Dibandingkan dengan sebelumnya, tentu ini menjadi catatan positif. Melesat 90% dari periode yang sama di tahun 2019. Di sinilah mengapa BRMS mulai banyak dilirik.
Penopang Kinerja BRMS
Apa yang dilakukan BRMS patut diacungi jempol. Fokusnya dialihkan ke emas. Seperti layaknya UNTR yang juga mulai menggali emas. BRMS tidak mau ketinggalan. Karena emas pula kinerja BRMS menjadi cemerlang.
Patut menjadi perhatian, hampir banyak emiten emas memiliki kinerja yang menakjubkan. Tengok saja MDKA, PSAB, ANTM. Terutama karena harga emas yang berkilau terang.
Di tahun 2019 dan 2020 gonjang-ganjing global memanas begitu keras. Dari perang dagang, covid-19, hingga isu ketegangan militer antara Amerika melawan negara panantangnya. Dolar pun di tahun-tahun ini memudar. Semua beralih ke emas.
Bahkan investor kawakan Warren Buffett bahkan sudah memborong saham tambang emas Barrick Gold, dia rela sampai merogoh kocek 8 triliun. Hal ini menjadi perhatian banyak investor di dunia. Karena ini pula BRMS menjadi daya tarik. Karena harganya belum terungkit.
Nah di tahun 2020 BRMS mulai mengoperasikan tambang emas. Yaitu dari tambang di Poboya, Palu, Sulawesi Tengah yang ditangani oleh anak perusahaannya PT. Citra Palu Minerals. Sekitar Februari baru mulai, tapi efeknya terhadap kinerja perusahaan sudah terasa dengan kenaikan pendapatan hampir seratus persen dalam satu kuartal.
Prospek Kinerja BRMS di Tahun 2020, 2021
Untuk cadangan emas yang dimiliki oleh tambang Poboya sekitar 3.9 juta ton bijih dan 7.9 juta ton bijih sumber daya. Gila. Ini tentu menjadi masa depan yang cukup cerah. Karena emas akan menjadi komoditas yang paling dicari. Oleh sebab itu analisa saham BRMS mulai banyak dicari di internet.
Bisa dilihat di Indonesia di mana banyak orang menggerakkan pembelian emas murni sebagai penyimpanan. ANTM sendiri sudah merasakan imbasnya dari emas ke dalam pendapatan usahanya.
Sedangkan BRMS masih prospek untuk naik secara pendapatan masih sangat besar. Karena di kuartal 1 2020 komposisi pendapatannya terbesar masih dipegang oleh jasa penasehat penambangan. Sedangkan dari penjualan bijih dari PT. Citra Palu Minerals baru sedikit.
Padahal di tahun 2020 BRMS berencana menghasilkan 100.000 ton bijih, sedangkan di tahun 2021 berencana menghasilkan 180.000 ton bijih. Kalaupun rencana ini meleset angkanya, masih cukup bagus. Karena dibanding tahun sebelumnya kinerjanya tetap sangat kinclong.
Bahkan induk perusahaannya, BUMI, melalui Direkturnya Dileep S, berharap perbaikan kinerja melalui peningkatan pendapatan dari BRMS yang mulai mengoperasikan tambang emas. Ternyata semua sudah optimis.
Analasisa Saham BRMS | Selalu Masalah
Pertanyaan paling besar adalah, mengapa saham BRMS masih tenang sentosa di LQ50, gocapers. Jawabannya adalah image perusahaan grup Bakrie yang memiliki segudang masalah juga berimbas kepada investor. Terutama masalah hutang. Bisa dilihat ulasan kami di sini, mengapa BUMI yang begitu besar sekarang menjadi LQ50, semua juga karena hutang.
Investor masih wait and see. Padahal kalau dibaca di banyak media, perusahaan ini memiliki sentimen-sentimen positif, tapi pergerakan saham cenderung terlihat sebagai upaya para nyangkuters untuk keluar dari saham BRMS.
Kedua, emiten yang berada di keluarga gocap, 50 memiliki image yang cukup buruk di mata investor pasar modal. Dan pemain di pasar modal saat ini, sudah menjadi pengetahuan umum lebih banyak yang menganalisa teknikal.
Ketiga, memang saham yang berafiliasi dengan grup Bakrie punya riwayat yang mengerikan. Bisa naik tajam, tapi turunnya juga sangat tajam. Hati-hati. Jika tidak teliti timing masuknya, Anda hanya dimakan big player.
Padahal potensi cuan paling besar di pasar modal adalah ketika mampu menemukan emiten yang masih undervalued dan memiliki potensi besar di masa yang akan datang. Apalagi PBV dari BRMS di angka 0.37. Tidak seperti ANDI yang punya prospek, tapi PBV masih di atas 1.
Prospek Saham BRMS di 2020 dan 2021
Saat tulisan ini dibuat volume transaksi saham naik sangat signifikan, sampai 220.810.600 saham. Sedangkan nilai transaksi mencapai angka 11 miliar. Tentu sudah mulai banyak yang melihat potensi multibagger dari saham ini.
Bahkan asing sudah mulai masuk dengan volume net buy yang cukup besar, 3.310.000 saham. Artinya semua sudah mulai sadar akan prospek ke depan dari perusahaan emas yang satu ini.
Prediksi kami, BRMS akan menjadi multibagger untuk tahun 2020 dan 2021. Dengan penopang tambang emas, emiten yang satu ini bisa mencapai angka 100 dalam jangka waktu satu tahun. Atau bahkan lebih cepat.
Kalau Anda sudah melihat harga saham BRMS di atas 50, itu artinya Anda sudah terlambat baca tulisan ini. Hahaha. Bisa jadi ketika laporan kuartal 2 tahun 2020 saham ini mulai menggeliat.
Tapi ini hanya prediksi saja dari analisa saham BRMS. Bisa salah pastinya. Diclaimer on. Juga pasti mengandung unsur subjektivitas yang tinggi. Hehehe. Selamat cuan. Semua kembali kepada masing-masing investor dan pemain.
Sumber idnfinansials.com | kontan.co.id | bisnis.com | cnbcindonesia.com dan website resmi perusahaan https://www.bumiresourcesminerals.com/.