Jenis pesantren dan karakteristiknya yang ada di Indonesia sangat banyak. Hal ini dilihat dari sistem Pendidikan yang ada di dalamnya. Sehingga dari hasil yang didapatkan oleh santri juga akan berbeda dari satu pesantren ke pesantren yang lainnya. Terutama karena sangat banyak kota pesantren di Indonesia.
Namun sayangnya tidak banyak orang tua yang mengetahuinya. Sehingga dianggap yang penting masuk pesantren akan paham agama. Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami akan mengulas jenis pesantren yang ada di Indonesia berdasarkan posisi kyai, santri, dan sistem yang ada di dalamnya.
Daftar Isi
Arti Pondok Pesantren di Indonesia
Pondok pesantren adalah lembaga Pendidikan yang berpusat pada dua kutub, kyai dan santri yang mengaji kepada kyai tersebut. Maka, jika tidak ada kyai, itu artinya tidak masuk kategori pesantren dalam pembahasan ini.
Tanda yang lain adalah adanya asrama. Pesantren selalu identik dengan asrama sebagai tempat tinggal, sekaligus sebagai tempat Pendidikan langsung dari kyai kepada santri. Tanda yang lain adalah masjid yang menjadi pusat kegiatan santri.
Jenis Pesantren Yang Ada di Indonesia
Berdasarkan pembahasan tadi, kami akan mengelompokkan menjadi beberapa pesantren. Yang akan kami bahas adalah model Pendidikan, juga hasil dari Pendidikan tersebut. Biasanya akan dilihat dari alumninya.
Jenis Pesantren Salaf Klasik Tradisional
Salaf itu bukan berarti salafi, di Indonesia hal ini justru sering disamakan. Salaf itu berasal dari salafiyah, yang artinya adalah terdahulu. Atau orang menyebut dengan klasik, tradisional. Maka ada pesantren tradisional disebut salaf.
Sehingga secara Pendidikan modelnya seperti para pendulu mengajarkan agama Islam di Indonesia. Ada kyai, kemudian semua berkeliling mengaji. Istilahnya pola sorogan atau bandongan. Demikian dulu Wali Songo mengajarkan agama Islam di surau-surau. Inilah jenis pesantren dan karakteristik yang pertama.
Saat ini model pesantren salaf adalah pesantren yang tidak memiliki Pendidikan formal dan santrinya hanya mengaji. Fokus pada kajian keislaman. Pendalaman kitab kuning, nahwu, sorof yang sangat kental. Setiap hari dari satu kitab ke kitab yang lain.
Ciri-ciri Jenis Pesantren Klasik
Ciri-ciri jenis pesantren klasik sebenarnya sangat mudah. Pertama bisa dilihat dari cara berpakaian. Sering menggunakan sarung menjadi satu pemandangan indah. Peci biasanya putih. Bahkan olah raga pun menggunakan sarung.
Ciri kedua adalah cara belajar. Mereka akan mengerubut kepada kyai untuk mengaji kitab-kitab. Meskipun beberapa pesantren seperti Sidogiri juga belajar di kelas-kelas, namun yang dipelajari adalah kitab kuning.
Ciri ketiga adalah pemahaman akan agama Islam lebih dalam dari pesantren yang lainnya. Ingin bertanya Fiqh, Hadist, sampai Tafsir menguasai luar dalam, kemudian nahwu sorof sudah di luar kepalanya.
Meskipun demikian bukan berarti mereka tidak sekolah formal. Biasanya menggunakan kejar paket. Dan tidak ada masalah dalam Pendidikan formal lanjutannya. Baik baik saja. Bahkan umumnya santri di pesantren ini memiliki banyak ketrampilan untuk kemandirian hidup. Seperti berdagang, jasa, dan lain sebagainya.
Untuk biaya, pesantren model ini paling murah. Pengelola pesantren berniat tulus untuk berdakwah, sehingga biaya dicari dari amal usaha seperti perdagangan, perkebunan, dan lain sebagainya. Sehingga bisa dikatakan inilah cikal bakal model pesantren di Indonesia.
Contoh, pesantren Sidogiri Pasuruan, Langitan Tuban, An Nidzom Selabintana Sukabumi.
Profil Alumni
Biasanya pesantren yang demikian akan menghasilkan alumni kyai, pemuka agama, atau pimpinan pondok pesantren. Bahkan bisa ditelusuri, biasanya banyak anak kyai yang mondok di pesantren dengan model demikian.
Jenis Pesantren Modern di Indonesia
Jenis pesantren yang ada di Indonesia selanjutnya adalah pesantren modern. Pesantren modern bukan berarti semuanya serba modern atau menggunakan peralatan modern, itu salah besar. Yang dimaksud dalam jenis pesantren yang ada di Indonesia terkait modern adalah sistemnya.
Ini adalah antithesis dari sistem klasik seperti yang sudah kami sebutkan menggunakan pola ngaji mengelilingi kyai, sorogan, bandongan. Pembelajaran agama disatukan menjadi satu dengan pelajaran umum berdasarkan kurikulum dan diajarkan di kelas-kelas dengan teratur. Inilah jenis pesantren dan karakteristiknya yang kedua.
Sederhananya secara pembelajarn tidak bergantung pada kyai. Semua sudah diatur dikelas. Kyai mendampingi keseharian. Waktu sore hari, malam hari juga bukan lagi ngaji sorogan, karena sudah terstruktur di kelas. Jam 7 sampai dengan jam 15:00 dihabiskan untuk belajar.
Biasanya pesantren demikian mendapatkan pembelajaran kemandirian dan jiwa kepemimpinan yang tinggi karena sudah diatur dalam satu sistem mandiri.
Ciri-ciri Pesantren Modern di Indonesia
Pesantren Modern memiliki ciri-ciri dari cara berpakaian yang sesuai dengan kegiatan. Jika di kelas menggunakan celana dan kemeja, sepatu rapi. Biasanya juga berjas dan berdasi dalam momen-momen tertentu.
Pesantren Modern juga memiliki ciri menggunakan Bahasa Arab dan Inggris sebagai komunikasi aktif. Sehingga mereka mampu adaptasi dalam keadaan di mana saja dan kapan saja.
Pesantren modern juga memiliki identitas kedisiplinan yang tinggi. Jika satu waktu masuk kelas satu pesantren akan sepi, jika waktunya belajar malam, semua kamar akan sepi. Begitu seterusnya. Pesantren ini didisain seperti model militer.
Biaya Pendidikan juga standard. Tidak semurah Pendidikan pesantren klasik. Biasanya di kisaran lima juta sampai sepuluh juta dengan bulanan sekitar tujuh ratus ribu rupiah termasuk makan dan asrama. Biaya yang dikeluarkan hanya untuk siswa, sedangkan guru biasanya dari amal usaha.
Profil Alumni Pesantren
Biasanya pesantren dengan model demikian sangat variatif. Mulai dari guru yang mengajar, hingga pengusaha, bahkan banyak pula yang mendirikan pesantren yang modern. Contoh adalah pesantre Thawalib di Padang, Gontor Ponorogo, Darunnajah Jakarta, dan lain sebagainya.
Jenis Pesantren Salafiyah Modern
Nama salafiyah modern sebenarnya hanya istilah kami saja, karena kami belum menemukan nama yang tepat untuk pesantren jenis ini. Yaitu pesantren klasik yang kami jelaskan di depan, namun berusaha menyesuaikan zaman, sehingga beberapa aspeknya mengikuti perkembangan zaman, kemodernan.
Tapi modern yang dianut oleh pesantren salaf yang awalnya hanya mengkaji kitab kuning saja, bukanlah modern seperti sistem pesantren modern. Namun lebih tepatnya ada sekolah formal yang biasanya diperhatikan dengan bagus.
Barulah pagi selepas subuh atau sore menjelang magrib ada yang namanya kajian kitab kuning bersama ustadz di masjid, atau di asrama masing-masing.
Di sinilah sebenarnya identitas pesantren mulai sedikit luntur. Dalam artian, pesantren tidak mungkin mengadakan pola Pendidikan pesantren murni, digabung dengan pola Pendidikan formal seratus persen. Maka biasanya ada proses Pendidikan yang dilemahkan. Umumnya adalah aspek pesantren. Ada UAN, pesantrennya dikendorkan. Inilah jenis pesantren dan karakteristiknya yang ketiga.
Maka secara kemampuan agama jauh dari pesantren salafiyah, tradisional. Tapi Pendidikan formal juga lebih kuat dari pesantren tradisional. Ini sah-sah saja. Sehingga sederhananya bisa dikatakan yang penting ada dasar agama.
Ciri-ciri Pesantren Salafiyah Modern
Dari berpakaian tidak selalu menggunakan sarung, namun selepas sekolah sudah lebih sering menggunakan sarung, peci, koko dan lain sebagainya.
Pendidikan formalnya di waktu pagi sampai siang atau sore dan ada di lingkungan pesantren. Pendidikan pesantrennya di waktu sore dan malam hari.
Secara biaya, lebih mahal dari pesantren tradisional. Sudah mulai berjuta-juta. Karena adanya sekolah formal membuat biaya banyak tersedot untuk hal tersebut.
Jenis Pesantren Mondok dan Kalong
Jenis pesantren yang ada di Indonesia satu lagi adalah pesantren mondok dan kalong. Ini juga istilah kami saja. Pesantren Mondok maksudnya adalah pesantren yang berfungsi sebagai asrama selepas santri bersekolah.
Biasanya sekolahnya di sekitar yang terdekat, tapi tidak satu sekolah. Semua diserahkan kepada santri. Pulang sekolah baru mondok di rumah kyai. Biasanya pesantren demikian tidak terlalu besar. hadirnya sekarang juga sudah mengecil karena umumnya pesantren menyatu dengan Pendidikan formal.
Sedangkan pesantren kalong justru sebaliknya. Pesantren model ini membiarkan santri beristirahat di rumah masing-masing. Jadi pagi sampai sore atau malam di pesantren, nanti malamnya kembali ke rumah. Pesantren model ini masih sangat banyak sekali.
Ciri-ciri Pesantren Mondok dan Kalong
Biasanya pesantren yang demikian memiliki santri yang mukim atau tinggal di pesantren sedikit, tapi yang sekolah di Pendidikan formal sangat banyak dan berasal dari masyarakat sekitar. Sehingga pesantren yang demikian umumnya bersiswa lokal.
Ciri-ciri yang selanjutnya adalah pesantrennya kecil, kapasitas asramanya juga kecil. Hanya saja yang sekolah banyak. Biasanya hanya di satu rumah atau beberapa rumah. Belum bisa mengadakan pesantren dengan banyak asrama. Santrinya berasal dari wilayah kota sekitar, belum jauh-jauh.
Biaya Pendidikan masih terjangkau. Untuk bulanannya masih berkisar ratusan ribu rupiah. Maksimal satu juta. Oleh sebab itu pesantren model ini menjadi alternatif di tengah pergaulan yang bebas. Inilah jenis pesantren dan karakteristiknya yang keempat.
Jenis Pesantren Takhassus
Jenis pesantren yang ada di Indonesia satu lagi adalah pesantren takhassus. Maksudnya adalah pesantren khusus pembelajaran materi tertentu. Saat ini mulai menjamur. Seperti contohnya adalah pesantren khusus tahfidz Al Quran.
Juga ada pesantren khusus Fiqh, pesantren Hadist dan beragam macam lain.
Adapun sistemnya lebih banyak menggunakan pola pesantren salafiyah modern. Yaitu memiliki Pendidikan formal. Setiap pesantren Pendidikan formalnya ada yang dikuatkan, ada yang biasa-biasa saja.
Keuntungan dari pesantren yang demikian adalah kualitas alumni dalam bidang tertentu. Alumninya menguasai betul bidang tersebut luar dan dalam. Contoh Ma’had Aly An Nur Solo, dikenal memiliki kemampuan melahirkan alumni yang ahli Ushul Fiqh dan Hadist.
Jenis Pesantren Salafi
Jenis pesantren yang ada di Indonesia berikutnya adalah pesantren salafi. Ini berbeda dengan pesantren salaf. Pesantren salafi lebih cenderung kepada prinsip pemurnian ajaran dan bercita-cita mengikuti sahabat-sahabat rasul yang terdahulu.
Sehingga secara pembelajaran pun lebih banyak tentang bagaimana ajaran-ajaran yang murni yang dulu dipraktekkan oleh rasul dan sahabatnya. Aqidah, hadist, tafsir diajarkan. Sehingga secara keseharian banyak melakukan kegiatan berupa amalan-amalan yang diajarkan rasul.
Kemudian dalam pembelajaran biasanya ada Pendidikan formal, kemudian Pendidikan agama bermodel seperti sorogan, tapi namanya halaqah.
Inti dari Pendidikan Pesantren Salafi dalam sudut pandang kami adalah mengajarkan santri untuk mengamalkan sunnah. Lebih tepatnya demikian.
Ciri-ciri Pesantren Salafi
Paling terlihat ciri-cirinya adalah, karena pendidikannya adalah mengamalkan sunnah, maka dari cara berpakaian sudah terlihat, memakai jubah, celana di atas mata kaki, memelihara jenggot, kemudian kalau yang perempuan biasanya adalah bercadar, atau paling tidak menggunakan pakaian yang sangat lebar dan berjubah.
Boarding School Bermodel Pesantren
Yang sekarang sedang trend adalah Boarding School. Sebenarnya dalam sudut pandang kami bukan pesantren. Karena tidak ada figur kyai. Hanya ada manajemen sekolah. Tidak ada satu sosok sentral yang berilmu. Adanya kurikulum. Pun demikian seringkali masjidnya di bangun kemudian setelah fasilitas lainnya sudah lengkap.
Ciri-ciri paling menonjol adalah fasilitas yang super duper lengkap. Dari kamarnya dengan ranjang dan kamar mandi di dalam. Kemudian makan yang selalu enak. Memiliki fasilitas olah raga yang istimewa, seperti berenang. Tuntutan zaman karena banyak orang tua tidak ingin anaknya susah dalam sekolah. Secara disiplin waktu cenderung longgar.
Bisa dikatakan mirip hotel. Tinggal berbintang berapa, di situlah akan menentukan biaya. Sehingga Boarding School biayanya selalu sangat tinggi. Biasanya di atas dua puluh juta rupiah. Oleh sebab itu beberapa boarding school yang berbiaya tinggi tidak kami masukkan dalam kategori pesantren.
Model Pendidikan di Boarding School
Model pendidikan di Boarding School selalu mengutamakan aspek pendidikan formal. Biasanya banyak keunggulan, seperti memiliki kurikulum Cambridge, memiliki fokus sains, memiliki prestasi olimpiade tingkat nasional dan internasional. Yang diunggulan memang pendidikan formal.
Adapun pendidikan agama, seringkali diunggulkan adalah tahfidz Quran. Misalkan satu juz setahun. Atau lulus harus tiga juz. Untuk pendalaman agama Islam hingga menguasai bahasa arab, sangat jarang.
Pendidikan keislaman hanya bermodel ceramah selepas shalat. Halaqah kecil dengan materi-materi ringan. Umumnya adalah motivasi hidup berbasis agama. Karena mindset dari sekolah demikian adalah melahirkan anak yang sukses di dunia tapi masih mengaji dan shalat.
Ciri-ciri lainnya adalah biaya pendidikan yang sangat mahal. Kami sampai harus menelan ludah. Hehehe. Biaya awal pendidikan antara 25 juta – 70 jutaan. Tentu hanya orang kaya yang memiliki kemampuan demikian. Karena mereka ingin anaknya nyaman.
Tapi banyak juga yang menyebut pendidikan demikian adalah pesantren. Dalam sudut pandang kami polanya sudah berbeda. Boarding School banyak di wilayah Batu, Bogor, atau wilayah dengan letak geografis yang nyaman. Seperti Al Izzah, Al Hikmah.
Inilah beberapa jenis pesantren dan karakteristiknya di Indonesia. Semoga menjadi manfaat bagi Anda yang ingin mencari lembaga pendidikan untuk anaknya. Jika ada kekurangan bisa cantumkan di kolom komentar.
rindu sama suasana pesantren
Terima kasih …..
Saya baru tahu……
publikasi seperti ini seyogyanya didukung oleh segenap kaum muslimin.
Jazakallah khairan kasiran…
nice blog
sama-sama. Salam…