Cara Pesantren Banyak Siswa | Saya sering menyampaikan, jangan heran jika lembaga pendidikan Anda tiba-tiba sepi, atau tahu-tahu menyusut siswanya. Padahal Anda tidak melakukan sesuatu yang salah.
Anda coba teliti satu persatu sebabnya, tidak ketemu meski sudah mengumpulkan semua stake holder. Terutama sekolah dan pesantren yang berdiri di bawah tahun 2000-an. Anda harus segera pahami akarnya, atau lembaga pendidikan semakin menyusut dan bingung.
Yang salah bukan sekolah atau pesantren Anda, jawabannya adalah masyarakatnya yang memang berubah. Mari kita telaah satu persatu faktornya.
Daftar Isi
Masyarakat Internet
Dulu segala sesuatu diketahui dari mulut ke mulut. Orang sudah merasakan nikmatnya sekolah diceritakan kepada orang lain. Pola ini tetap hingga sekarang. Hanya caranya saja berbeda. Perasaan seperti itu bisa tanpa pengalaman.
Maksudnya, coba kita lihat handphone, produk baru keluar, orang belum merasakan pengalaman memakai, tapi ternyata banyak yang membelinya. Sebabnya orang bisa lihat bentuknya lewat video, kemudian lihat spesifikasinya dengan detil, dari layar, bahan, hingga ram yang dimiliki.
Itulah masyarakat internet, tidak perlu benar-benar merasakan sesuatu. Ingin lihat bentuk cukup lihat video, ingin tahu spesifikasi cukup lihat keterangan. Ingin tahu faktanya mencari informasi pengalaman orang yang pernah merasakan. Dari tulisan atau video. Tidak perlu datang.
Membeli pun tidak perlu bepergian. Dari rumah, transfer, selesai. Sekali lagi, begitulah masyarakat internet. Terutama semenjak ada 4G, masyarakat berubah sedemikian drastis. Orang bukan malas untuk datang, sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan.
Inilah basis perubahan. Sekolah dan pesantren menjadi objek yang sama. Diperlakukan demikian. Maka pahami dahulu pola masyarakat yang demikian. Sebelum lebih jauh membahas cara pesantren banyak siswa.
Mindset Lama Lembaga Pendidikan
Sayangnya, banyak lembaga pendidikan, sekolah, pesantren, dan boarding school yang merasa memiliki nostalgia dengan masa lalu. Dari dulu seperti ini. Atau kita bagus kualitasnya, orang datang sendiri.
Anda salah. Sekarang adalah zaman di mana yang jelek bisa terlihat bagus, dan bagus bisa terlihat jelek.
Mari kita lihat lembaga-lembaga tua yang masih eksis. Gontor Ponorogo sangat eksis di dunia internet. Youtubenya dikenal memiliki kuantitas nomor satu. Sidogiri Pasuruan juga masuk di internet dengan cara lebih ekstrim, membuat website sebagai basis rujukan tentang persoalan umat.
Darunnajah Jakarta yang berada di perkotaan, menggebrak dengan website yang searh engine optimasinya luar biasa. Semua berusaha. Karena masyarakat di dunia nyata berpindah interaksi di dunia maya dengan cara masing-masing.
Jangan Asal Masuk Internet
Ketika mulai kelabakan dengan internet, kemudian lembaga pendidikan latah, gugup. Pokoknya cara pesantren banyak siswa harus masuk internet. Buat website, buat media sosial, instagram, facebook, hingga youtube. Ternyata tidak ngefek.
Saya tahu jika lembaga pendidikan pasti tidak sempat untuk mengelola semua itu. Guru sudah pusing dengan RPP dan lain sebagainya. Oleh sebab itu jangan semua dimasuki. Pilih yang Anda mampu tapi tekuni dengan benar.
Anda masuk semuanya tapi setengah-setengah, atau masuk satu platform tapi benar-benar. Jawabannya kembali kepada yang Anda bisa pelihara. Ibarat hewan, jangan pelihara tiga jenis kalau yang bisa dirawat hanya satu.
Karena inti dari hal tersebut adalah tersampainya informasi dengan baik. Ingat kasus handphone yang saya sampaikan di atas, bagaimana seseorang belum pegang tapi bisa pesan. Semua karena informasi yang disampaikan sampai dengan benar terus menerus.
Tapi pesan saya, yang paling penting di dunia internet untuk pesantren adalah website atau youtube. Pilih salah satu. Bahkan saran saya kalau dikerucutkan lagi adalah website. Titik.
Alasannya, orang sekarang mencari di Google, ketemunya hanya dua, youtube atau website. Media sosial bisa ketemu, tapi sudah melihatnya, menu dan lain sebagainya tidak lengkap.
Terutama untuk pesantren, karena siswa Anda berasal dari banyak daerah. Semua pasti mengharapkan itu. Karena jika pesantren memiliki siswa dari dalam kota, justru sering pulang dan lebih sulit mengatur siswanya.
Mari kita teliti apa fungsi website untuk pesantren dan sekolah.
Fungsi Website untuk Pesantren
Ada beberapa fungsi website untuk pesantren. Tapi saya lebih mengerucutkan pada tiga bagian. Pertama adalah sumber informasi tentang sekolah. Sudah tidak zaman brosur fisik disebar. Adanya adalah brosur digital, itulah website. Kalaupun ada brosur pdf harus terpampang di website.
Namun informasi yang disampaikan harus lengkap. Bahkan kalau perlu hingga urusan bagaimana ranjang yang digunakan. Saya pernah ke sekolah di Bandung, SD, dekat Bale Endah, sampai baju dari brand terkenal yang dipakai di sekolah disebut. Untuk mengangkat kepercayaan.
Kedua adalah mempermudah orang tua. Kita tahu bahwa sekarang orang tua malas menelpon. Atau bepergian jauh-jauh. Yang dia inginkan ketika mencari di Google, pesantren yang dicari ketemu. Atau tahu-tahu melihat pesantren lebih bagus. Tertarik. Disitulah website berfungsi.
Terakhir adalah portofolio pesantren dan sekolah. Saya selalu mengatakan manajemen pesantren yang bagus bisa dilihat dari website lembaganya. Bagus dan terpelihara, itu artinya manajemennya bagus.
Portofolio tertata rapi, dari mulai profil hingga prestasi. Perbedaan dengan fungsi pertama (sumber informasi), portofolio adalah berani menunjukkan yang bagus. Karena terkadang sudah ada website tidak ada portofolio. Hanya tahu nama dan alamat, tapi tidak tahu kelebihannya apa.
Akumulasi tiga fungsi website untuk pesantren inilah yang menjadikan calon wali murid tertarik dan memasukkan anaknya. Persis ketika akan membeli handphone. Inilah cara pesantren banyak siswa di era internet.
PanduanTerbaik.id

Cara Pesantren Banyak Siswa di Era Internet
Saya akan mencontohkan beberapa website pesantren dengan segala kelebihannya sebagai cara pesantren banyak siswa di era internet. Tidak perlu ditiru semua, cukup beberapa yang Anda bisa.
Pertama milik Al Izzah Batu Jawa Timur. Websitenya memiliki informasi tentang sekolah sampai jeroannya. Kurikulum lengkap dan lain sebagainya. Ini sumber informasi yang tepat.
Kedua, milik Gontor.ac.id, website ini updatenya setiap hari banyak berita, efeknya termasuk salah satu website dengan pengunjung terbanyak di Indonesia, untuk lembaga pendidikan. Padahal disainnya sederhana.
Ketiga milik Tebu Ireng. Website ini menarik pengunjung yang non pencari lembaga pendidikan, tapi mencari tausiyah, atau bahasan hukum islam, sehingga konsumen baru kenal dengan Tebu Ireng.
Cara Membuat Website Pesantren
Sekarang cara membuat website pesantren. Sebenarnya hal yang aneh ketika lembaga pendidikan tidak memiliki website, karena cukup mudah sekali plus murah. Untuk website berbasis blogspot, kemudian alamatnya menjadi .com atau .id atau .ac.id, hanya sekitar 500-an. Tergantung domain yang digunakan. Kalau ada jasa, paling 700-an.
Kemudian untuk website berbasis wordpress seperti brandingplus.id, hanya sekitar 2 jutaan. Paling mahal 5 juta dengan layanannnya. Tergantung vendor dan unsur lainnya. Kalau bingung bisa konsultasi dengan kami di affany1986 at gmail.com.
Nah kalau yang mau disain sesuai keinginan tentu di atas 15 juta. Tapi menurut saya berbasis wordpress saja cukup. Saya pernah membuatkan website berbasis cms sendiri, malah tidak optimal, karena sudah mahal, tapi jarang diisi. Sayang. WordPress juga tampilannya bagus, seperti yang sedang Anda baca. Hehehe.
Yang patut diperhatikan, semakin mahal website semakin mahal juga pemeliharaan setiap tahun. Pikirkan ya. Inilah cara pesantren banyak siswa di era internet.
Website Pesantren Gratis
Apakah website pesantren gratis bisa didapatkan? Sangat bisa. Ada dua pilihan. Pertama gunakan basis blog gratis, seperti wordpress dan blogspot. Nanti alamatnya Darussalam.wordpress.com.
Tapi menurut kami ini menurunkan kredibilitas lembaga pendidikan. Karena lembaga pendidikan bonafit kok websitenya gratisan. Bahkan ada sekolah bayarnya mahal, eh websitenya menggunakan blogspot dan wordpress. Lewat dah.
Cara kedua adalah galang donasi jika Anda memang benar-benar tidak mampu. Ajak untuk berinfak, atau beramal ke lembaga pendidikan dengan cara menanggung biaya pembuatannya. Saya yakin lima alumni gotong bersama bisa. Buat yang bagus sekalian.
Sudah Punya Website Tapi Siswa Sedikit
Beberapa lembaga pendidikan sudah punya website, tapi ternyata tidak ada imbas dengan pendaftaran siswa, cenderung sedikit. Itu artinya ada yang salah dengan website yang dimiliki.
Biasanya, website ada tapi tidak diisi, tandanya adalah masih banyak halaman informasi yang tidak lengkap, seperti jadwal kegiatan di pesantren. Tulisannya, lorem ipsum.
Kedua, tidak diupdate dengan kegiatan. Google tidak akan melirik kalau website tidak diupdate dengan kegiatan. Untuk website lembaga pendidikan setiap seminggu sekali sudah sangat bagus. Nanti banyak pengunjung. Di sinilah orang akan tertarik.
Ketiga, tidak disertai foto yang jelas. Bagaimanapun sifat orang sekarang lebih banyak visual, maka harus disertai dengan foto yang baik dari sekolah. Saya sering menemui lembaga pendidikan melakukan foto sesi untuk mengisi websitenya. Bagus. Atau punya satu video profil.
Jika ternyata masih belum berhasil, artinya ada beberapa hal yang belum dilakukan. Lengkapnya bisa dilihat di website ini pada artikel lainnya.
Inilah cara pesantren banyak siswa di era internet. Anda bisa konsultasi dengan kami, atau lembaga pendidikan Anda ingin kami bantu untuk direview di website juga bisa. Tinggal komunikasikan dengan kami di email affany1986@gmail.com.