Santriwati Pondok Pesantren Gontor

Mengapa Yang Mendaftar di Pondok Gontor Ribuan?

Posted by

Pesantren Gontor sudah dikenal sejak zaman pra kemerdekaan karena berdiri pada tahun 1926. Eksistensinya tidak perlu diragukan karena mampu bertahan hingga sekarang. Pertanyaan paling besar adalah mengapa yang mendaftar selalu ribuan? Bahkan tahun 2020 sampai 7000-an.

Berikut kami sajikan analisa dalam perspektif dan subjektifitas sebagai alumni Pondok Pesantren Gontor. Kami memandang tidak hanya dari sudut pandang pengalaman sebagai santri, tapi juga sebagai masyarakat umum. Semoga bisa menjadi inspirasi bagi pesantren-pesantren lain di Indonesia.

Kurikulum & Karakter di Gontor

Pesantren Gontor Ponorogo dikenal memiliki kurikulum pendidikan yang tetap dari tahun ke tahun. Dari awal berdiri hingga sekarang. Komposisinya sama. Yaitu memuat pendidikan agama dan formal menjadi satu di dalam kelas. Sudah digabung menjadi satu. Namanya KMI. Tidak pagi formal sore diniyyah.

Kurikulum tersebut didukung dengan kurikulum di luar kelas. Contoh, jika di dalam kelas mengajarkan bahasa tentang lingkungan kamar, maka di luar kelas ditekankan praktek dalam pembicaraan keseharian.

Kurikulum tersebut ditopang dengan pendidikan karakter berbentuk latihan kepemimpinan. Hal ini dirasakan setiap individu. Tidak hanya satu atau dua orang saja. Sangat banyak jabatan yang mungkin diemban sejak santri kelas satu.

Mulai ketua kamar, ketua kelas, ketua klub, ketua piket, dan sangat banyak lainnya. Memang sudah budaya selalu ada pemimpin.

Nah yang menarik, bukan hanya sebatas jadi pemimpin, tapi tanggung jawab dilatih karena selalu ada beban hukuman jika ada kesalahan. Contoh kamar kotor, ketua kamar dipanggil dan dihukum dan masih banyak lagi.

Sistem ini sudah terbukti, dengan banyaknya alumni Ponpes Gontor yang mewarnai banyak lini kehidupan. Dari pimpinan sekolah, pesantren, pemerintahan, dan banyak lagi. Ini juga menjadi daya tarik utama.

Alumni Yang Cukup Banyak

Pada tahun 2002-2006, setiap tahun Pondok Pesantren Gontor melahirkan alumni berjumlah enam ratusan hingga delapan ratusan. Sekarang sudah ribuan. Padahal ini pesantren putra saja, belum pesantren putri.

Artinya jumlah alumni sangat banyak sekali. Hitung kasar saja, jika 1.000 alumni lahir setiap tahun dari Ponpes Gontor putra dan putri kemudian kita kalikan dua puluh tahun, maka ada 20.000. Dari mereka akan lahir anak-anak yang tentu orang tuanya ingin masuk Pondok Gontor. Sudah berapa?

Dan sudah menjadi rahasia umum kalau alumni pesantren sangat mencintai almamaternya. Karena mereka hidup dua puluh empat jam, bertahun-tahun di pesantren. Inilah mengapa yang mendaftar sangat banyak.

Alumni Aktif Mempopulerkan

Alumni Pondok Gontor juga sangat berperan mempopulerkan pesantren kepada masyarakat luas. Mungkin mereka tidak merasa sebagai marketer, tapi ketika berpidato di depan publik, orang akan bertanya, dari mana? Dari Gontor.

Bahkan kisah nyata, yang sekarang menjadi salah satu pimpinan pesantren di Tasikmalaya, dulunya tertarik masuk Gontor karena memang melihat alumni berbicara di depan umum dan menarik sekali. Sehingga ia ingin pindah dari pesantren lama ke Gontor.

Bahkan ketika saya bekerja di sebuah kantor, ada saja yang bertanya bagaimana cara mendaftar di pesantren Gontor. Karena saya jadi eksekutif di lembaga tersebut. Maka kami jelaskan dengan detil. Belum lagi film Negeri 5 Menara yang penulisnya juga dari Gontor.

Pihak Pesantren Memberikan Modal

Jika banyak pesantren menyediakan kalender untuk santri-santrinya sebagai bekal publikasi, Pondok Pesantren Gontor tidak cukup demikian. Gontor memberikan bekal santri buku tahunan, atau yang disebut dengan warta dunia (Wardun) Gontor.

Wardun ini isinya adalah rekaman kegiatan setahun, plus galeri, hingga rincian biaya. Sehingga alumni tidak menjelaskan dengan salah kaprah. Cukup berikan buku tersebut agar bisa diedarkan kepada siapa saja yang bertanya.

Bahkan ketika ada wali santri ditanya calon orang tua siswa, buku tersebut menjadi bekal. “Buku ini dibawa pulang saja. Semua informasi lengkap.” Begitulah jawaban standard kami.

Biaya Masuk Pondok Gontor

Sekarang pondok pesantren mahal-mahal. Kami sudah sangat sering mereview pondok pesantren dan sekolah-sekolah di Indonesia, rata-rata sudah di atas 10 juta untuk pesantren modern.

Biaya masuk pesantren Gontor hanya sebesar 6 jutaan, dengan SPP 600-an. Ini di tahun 2021. Sudah termasuk asrama, makan tiga kali sehari dengan nasi sepuasnya. Termasuk biaya pendidikan. Sehingga lebih terjangkau dan sangat banyak orang tua mampu memasukkan anaknya ke pesantren Gontor.

Faktor utama adalah unsur wakaf pesantren Gontor yang luar biasa sehingga membangkitkan ekonomi pondok pesantren. Jadi uang yang dibayar untuk santri sendiri. Adapun untuk guru-guru diambil dari unit usaha. Jadi tidak ada istilah santri bayar ustadz. Sehingga yang mendaftar ke Gontor ribuan.

Nah pesantren lain rata-rata ketika menerima dana pendaftaran difungsikan untuk pembelian aset. Maka semakin besar aset, semakin besar pembiayaan. Jadinya mahal. Selengkapnya tentang biaya dan pendaftaran di link ini.

Peran Ikatan Keluarga Gontor

Setiap almamater pasti memiliki ikatan alumni. Begitu juga dengan pondok pesantren Gontor yang langsung di bawah naungan pihak pesantren dan memiliki kegiatan yang mendukung pendaftaran siswa baru.

Yaitu dengan cara ketika ada satu kota akan ke Gontor, pihak ikatan alumni inilah yang mengurus semua keberangkatan bahkan bimbingan cara masuk Gontor. Hingga menyiapkan bus. Kami sertakan video bagaimana alumni memberangkatkan santri dari sebuah daerah di bagian bawah.

Ketika hadir covid-19, pihak ikatan keluarga alumni Gontor juga yang koordinasi dengan pihak pemerintah terkait. Dan calon santri sudah dianggap seperti keluarga sendiri. Sehingga yang mendaftar Gontor cukup banyak setiap tahunnya.

Bahkan saya pernah ditelpon wali santri yang anaknya baru dua minggu di Gontor tidak betah, “Ya Allah, saya ini malu, sudah merasa seperti keluarga sama alumni-alumni. Diurus sana sini, sampai di Gontor terus di dampingi. Bahkan sampai lulus tes ujian. Eh, anak saya minta pulang.”

Inilah beberapa faktor mengapa yang mendaftar di Gontor berjumlah ribuan setiap tahun, tidak susut. Bahkan kini total santrinya 30 ribuan. Selengkapnya di sini.

Semoga menjadi inspirasi bagi banyak lembaga pendidikan. Kami menulis Gontor karena yang kami belum mengetahui faktor-faktor sukses pesantren besar dan legendaris di Indonesia lainnya yang santrinya juga sebanyak Gontor bahkan lebih seperti di link ini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *