Kurikulum pondok pesantren bermacam-macam. Hal ini tergantung kebijakan pesantren tersebut, terutama dari sang kyai atau pengasuh. Dari kurikulum inilah akan tergambar bagaimana output pendidikan atau hasil mondok di pesantren tersebut.
Kami jelaskan satu persatu berdasarkan pengamatan kami selama ini mereview banyak pondok pesantren melalui website masing-masing. Kami lebih fokus kepada unsur pendidikan yang dihadirkan dari kurikulum pondok pesantren di Indonesia.
Daftar Isi
Kurikulum Kitab Kuning
Ini adalah kurikulum awal pondok pesantren di zaman dulu sebelum semarak pesantren seperti sekarang. Yang dimaksud kurikulum kitab kuning adalah fokus pembelajaran santri lebih kepada fokus kitab kuning.
Apakah ada pendidikan formal? Tidak ada. Yang ada hanyalah materi pilihan saja. Kalau berkaitan dengan pendidikan formal, biasanya dilakukan melalui kejar paket B, paket C, dan lain sebagainya. Tidak ada masalah.

Tanda-tanda kurikulum pondok pesantren yang demikian adalah penguasaan nahwu shorf dengan kitab seperti jurumiyah, imrithi, hingga alfiyah. Tingkatan lengkap kitab nahwu pesantren bisa dibaca di sini.
Biasanya jenjang kelasnya menggunakan ula, wustho dan ulya. Bagi calon kyai dan alim ulama, tokoh agama di desa pendidikan seperti ini sangat penting sekali.
Kurikulum Gabungan Diniyah Formal
Satu lagi kurikulum pendidikan di pondok pesantren yang populer adalah penggabungan antara pendidikan diniyyah atau keislaman dengan pendidikan formal yang disatukan dalam pendidikan di kelas di waktu pagi hari.
Biasanya pesantren demikian mengikrarkan bahwa pendidikan formal 100% dan pendidikan diniyyah 100%. Tidak hanya pembelajaran formal yang penting-penting saja, tapi juga sudah mengikuti tata Kelola secara nasional.
Kelebihan kurikulum pondok pesantren yang demikian adalah sistem tertata dengan praktis karena sudah disesuaikan dengan tujuan pondok pesantren. Bahkan seringkali sudah mendapatkan pengakuan dari negara, yaitu ada namanya ijazah mu’adalah.
Kurikulum demikian tidak menginduk ke diknas atau ke kemenag, tidak SMP atau SMA. Macam-macam bentuknya. Di Gontor namanya KMI, di pondok lain ada yang namanya TMI. Macam-macam.
Pesantren demikian cocok untuk santri yang ingin berkiprah di banyak bidang, tapi memiliki pengetahuan agama yang kuat. Bisa jadi guru, pengusaha, dan beragam macam lainnya. Bahkan murid-murid cerdas bisa masuk kedokteran dan sejenisnya.
Kurikulum Pemerintah dan Diniyah Terpisah
Satu lagi kurikulum pondok pesantren, yaitu adanya kurikulum pemerintah dengan diniyyah di pesantren. Penggabungan ini bukan dalam satu waktu pembelajaran. Tapi biasanya pendidikan formal di pagi hari, sedangkan sore atau malam hari diniyyah.
Sebenarnya model seperti ini sedikit sulit untuk siswa. Karena pasti ada yang lebih dominan dalam unsur pendidikan, yaitu pendidikan formal. Baik kemenag atau diknas. Soalnya tugasnya saja banyak. Belum lagi kalau akan menghadapi UAN. Maka yang diniyyah mulai bergeser sedikit.
Sehingga muncullah istilah-istilah seperti pondok pesantren terpadu. Biasanya maksudnya adalah adanya pendidikan formal dan diniyyah di dalam kurikulum pesantren. Model seperti ini lebih banyak menjadi tujuan bagi santri yang ingin tetap masuk perguruan tinggi dengan jurusan umum. Bukan agama.
Kurikulum Pemerintah dan Diniyyah Disatukan
Ada yang lebih kompleks lagi, kurikulum pemerintah dan diniyyah disatukan dalam satu waktu pembelajaran di kelas. Dari pagi hingga sore. Biasanya masuk kelas dari pukul 07;00 sampai dengan ashar.
Model seperti ini akan menghasilkan jumlah pembelajaran yang sangat banyak. Karena pembelajaran pemerintah dihadirkan utuh, dan diniyyah juga dihadirkan utuh. Yang paling kasihan adalah santrinya. Terutama ketika ujian.
Pelaksanaan ujian akan dialami dua kali. Ujian pemerintah sekaligus ujian pondok pesantren. Ini sah-sah saja. Tapi menurut kami kedalaman keilmuannya tidak seperti yang fokus diniyyah atau fokus formal, semuanya tahu tapi sedikit-sedikit.
Pesantren Kurikulum Formal Sains
Satu lagi jenis kurikulum pondok pesantren, yaitu fokus ke sains. Baik IPA atau IPS. Biasanya karena fokus untuk sains lebih banyak disebut dengan Islamic Boarding School. Untuk pendidikan diniyyah porsinya sangat sedikit.
Karena memang untuk mendalami sains tidak cukup jika dibarengi diniyyah yang juga kompleks. Ada praktek di lab, ada asistensi, ada pendalaman matematika, atau pendalaman materi yang lainnya.
Bentuk diniyyah biasanya hanya dalam bentuk kajian-kajian kecil. Atau pembiasaan. Shalat di masjid, ibadah puasa sunnah, adab-adab makan, atau tambahan hafalan quran satu tahun satu juz.
Biasanya kurikulum pondok pesantren yang demikian diperuntukkan bagi mereka yang ingin masuk perguruan tinggi di jurusan bergengsi. Seperti teknik sipil, teknik mesin, kedokteran, dan lain sebagainya. Tuntutan utama adalah nilai UAN yang tinggi.
Kurikulum Pesantren Takhassus
Ini adalah kurikulum pondok pesantren yang tidak banyak melakukan. Yaitu pesantren takhassus, atau yang fokus hanya satu tema khusus saja. Contoh tahfidz Quran. Pesantren khusus tahfidz Quran jarang. Kalau yang hanya hafal 10 juz enam tahun banyak.
Pesantren lain adalah khusus fiqh, khusus Al Quran hingga tafsir dan pemahamannya. Pesantren seperti ini biasanya mendalami keilmuan yang spesifik dan sangat mendalam. Seperti Yanbu’a dengan tahfidz Qurannya. Kemudian pesantren Miftahul Huda Ciamis dengan fokus fiqihnya.
Model seperti ini biasanya memang diperuntukkan bagi santri yang sudah ingin fokus dalam bidang akademik diniyyah yang lebih spesifik. Ingin menjadi ahli fiqh, ingin menjadi ahli quran, ingin menjadi ahli hadist dan semacamnya.
Semoga beberapa informasi ini bermanfaat dan menjadi pertimbangan bagi siapa saja yang ingin memasukkan anak ke pondok pesantren. Jenis-jenis pondok pesantren bisa juga dibaca di sini.