9 Panduan Memahami Fluktuasi Saham

Posted by

Fluktuasi saham sudah pasti terjadi. Bagi investor hal ini wajar. Bisa naik dalam satu hari 10%, tapi juga bisa runtuh dalam sehari 20%. Di sinilah mengapa orang banyak yang menduga bahwa saham sama artinya berjudi. Padahal semua itu ada alasannya. Yang kita perlukan adalah kecerdasan membacanya.

Bagi banyak investor fluktuasi saham sangat mengkhawatirkan. Bahkan membuat jera sebelum masuk pasar modal. Kami akan memberikan panduan untuk memahami fluktuasi saham yang turun naik tidak karuan.

Yang Dibeli Adalah Masa Depan

Pertama yang harus dimengerti untuk memahami fluktuasi saham adalah pemahaman bahwa saham dibeli sebagai unsur kepemilikan terhadap perusahaan. Alasan orang mau memiliki perusahaan adalah faktor adanya masa depan di perusahaan tersebut. Oleh sebab itu membeli saham sama artinya dengan kita membeli masa depan perusahaan.

Mengingat masa depan belum kita ketahui, maka seringkali harga dari sebuah perusahaan akan turun naik. Contoh, di tahun ini kebutuhan ayam tinggi, pasti perusahaan ayam nilainya akan melonjak naik. Tapi sebaliknya, dua tahun yang akan datang akan banyak impor ayam, artinya masa depan ayam dalam negeri jeblok. Dengan kata lain masa depan suram. Itulah gambaran sederhana mengapa saham fluktuatif.

Ada Permintaan Ada Penawaran

Seperti hukum jual beli, maka fluktuasi saham pun dipengaruhi hal tersebut. Ketika permintaan banyak, maka saham akan naik harganya, ketika saham banyak yang menjual, maka saham pun akan turun harganya.

Oleh sebab itu yang paling penting diketahui adalah alasan kenapa orang tergerak untuk membeli dan kenapa orang tergerak untuk menjual. Maka ada istilah saham gorengan, di mana saham digoreng agar terlihat bagus, kemudian banyak yang membeli.

Baca: 7 Saham Terbaik di Tahun 2019

Pembeli Asing di Fluktuasi Saham

meskipun namanya adalah Indeks Harga Saham Gabungan dan ini letaknya di Indonesia, tapi kebanyakan justru asing yang terjun di dalam jual beli saham. Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor pasar modal Indonesia sampai dengan Maret 2018 mencapai 1,21 juta. Padahal jumlah masyarakat Indonesia sebesar 260-an juta. Bandingkan dengan Malaysia yang berjumlah 2.49 juta (tirto.id).

Ternyata yang paling banyak justru dari Asing di pasar modal Indonesia. Belum lagi masalah uang yang dibawa. Investor dari Indonesia belum ada apa-apanya. ”Di tahun 2018 (investor asing) meningkat menjadi 52% dari total jumlah investor saham sebanyak 830.318 investor,” kata Kepala BEI Surakarta M Wira Adibrata seperti dikutip Harian Neraca, Jakarta, (11/1/2019).

Oleh sebab itu bisa jadi tahu-tahu ada aksi jual besar-besaran padahal keadaan dalam negeri santai-santai saja, ternyata disebabkan keadaan Amerika atau China yang lesu, maka investor asing mengambil tindakan cepat. Investor Indonesia yang tidak tahu hanya bingung. Kok bisa turun drastis?

Faktor Makro Ekonomi

Faktor selanjutnya penyebab fluktuasi saham adalah keadaan ekonomi makro. Ketika keadaan ekonomi global kurang bagus, apalagi lesu, orang cenderung akan menahan dan menyimpan dananya. Khawatir tiba-tiba memburuk, maka saham jeblok. Rugi besar, maka investor cenderung mencari jalan aman.

Contoh kongkrit adalah perang dagang antara Amerika dengan China, ketika itu Donald Trump bercuit di Twitter akan menaikkan pajak barang masuk bagi produk China. China kemudian membiarkan mata uangnya melemah, meskipun kemudian dibantah. Tapi perang seperti ini langsung membuat Asing menarik dananya. Jeblok seketika. Maka Anda harus rajin membaca keadaan ekonomi global meski lewat situs berita online.

Faktor Internal Perusahaan

Nah kalau unsur ini wajib diketahui investor, jangan sampai investor tidak tahun bagaimana keadaan perusahaan. Membeli saham seperti membeli perusahaan. Artinya kita harus tahu portofolio perusahaan tersebut. Sehingga paham fluktuasi saham.

Pertama kali yang dilihat adalah laba, jangan pernah membeli saham dengan laba perusahaan minus. Kecuali Anda spekulan tingkat dewa. Laba paling mudah menilai perusahaan. Jika turun, sudah dipastikan nilai saham pun turun. Lihat year on year. Kemudian hutang, kami memiliki prinsip jangan membeli perusahaan dengan hutang tidak wajar, bisa-bisa tiba-tiba bangkrut.

Jika Anda bingung, ada aplikasi mudah untuk membacanya, stockbit. Install aja. 

Kebijakan Terkait Bidang Usaha

Ini sedikit lebih teliti. Kebijakan terkait harus Anda ketahui dari membaca berita dengan dalam. Contoh adalah, kebijakan tentang harga batu bara dari pemerintah. Pasti sangat mempengaruhi emiten batu bara. Kalau mau contoh jauh lagi adalah, kebijakan terkait China mengurangi impor batu bara. Padahal salah satu objek ekspor batu bara Indonesia adalah China. Artinya akan ada penurunan.

Hal-hal demikian tidak bisa hanya sebatas dilihat sekilas. Harus benar-benar tahu faktor-faktor yang mengelilinginya. Oleh sebab itu yang paling berat adalah jika tidak mengetahui lingkup pekerjaan perusahaan yang kita beli sahamnya. Maka dengan kata lain sudah pasti kita tidak tahu mata rantai kehidupannya. Kita pada akhirnya hanya mengikuti kepanikan pasar saja.

Baca: Quote Terbaik Warrent Buffet tentang Saham

Kurs Rupiah

Kalau rupiah jeblok, sudah pasti banyak perusahaan jeblok. Hukum ini tidak bisa ditawar, meskipun beberapa perusahaan justru menengguk keuntungan. Namun mayoritas pasti bakal kelabakan. Alasannya sederhana, banyak bahan baku harus impor dari negeri orang. Ketika kurs mata uang melemah, artinya biaya bahan baku akan membengkak. Fluktuasi saham terjadi.

Ketika bahan baku membengkak, beban biaya produksi membengkak, efeknya adalah harga barang tinggi, kemampuan pasar untuk membeli rendah, pemasukan untuk perusahaan mengkerut, bisa rugi, bisa tambah utang, atau lain sebagainya. Begitulah urutan panjangnya. Maka ketika mata uang Indonesia jatuh, akan banyak saham yang turun nilainya.

Warren Buffet sang Maestro Investor Saham

Manipulasi Pasar

Fluktuasi saham sebab manipulasi adalah hal yang paling sulit dipahami. Istilah orang saham adalah bandarmologi. Jika Anda adalah masyarakat kecil semacam kami, itu artinya dana kita tidak besar, paling hanya puluhan juta. Artinya kalau kita masuk ke bursa, membeli beberapa lot, uang kita terlalu sedikit, meskipun dikumpulkan dengan beberapa kawan, tapi tidak bisa memberikan banyak pengaruh terhadap fluktuasi harga saham. Kita justru menjadi ekor.

Namun demikian ada yang memang koordinasi untuk menggerakkan sebuah saham, caranya sederhana, tinggal orang berduit itu bergerak bersama membeli satu saham, pasti langsung naik harganya. Ingat ada semakin tinggi pembelian membuat harga saham semakin naik. Atau bahkan bisa saja kepentingan perusahaan agar sahamnya tidak terjun terlalu dalam. Sehingga turun dibeli, naik baru dijual. Maka lebih enak jika memilih saham-saham terbaik di Indonesia di tahun 2019. Kemungkinan digoreng tidak besar.

Kepanikan Bersama

Kalau yang satu ini sangat sering terjadi di dunia saham. Psikologi investor belum matang. Sehingga baru turun sedikit, atau ada isu sedikit saja, sudah ketakutan, kemudian saham ramai-rami dijual. Padahal baru turun 5%. Masa saham langsung naik terus?

Inilah salah satu faktor besar fluktuasi saham. Memang investor personal nilainya paling 1 juta, atau paling banyak 20-an juta. Tapi kalau dikali ratusan ribu, ya banyak juga. Sehingga ketika langsung muncul ketakutan bersama, ada isu bangkrut, jual besar-besaran, jeblok.

Ingat kejadian saham INKP, cukup dilempar isu bahwa kertas sudah tidak dipakai, langsung longsor saham. Semua ramai-ramai menjual. Tapi saham yang awalnya berharga Rp6,725, tiba-tiba besoknya naik 16%. Apa tidak gigit jari. Hehehe. Saham bukan hanya persoalan seberapa besar kita punya uang, tapi juga seberapa kuat kita memiliki mental pedagang.

Inilah panduan memahami fluktuasi saham semoga menjadi manfaat, jika ada pertanyaan bisa dimasukkan ke kolom komentar.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *