5 Kelebihan Pesantren Banu Hasyim | Khusus Putri Sidoarjo

Posted by

Pesantren Banu Hasyim Waru | Saya berkesempatan berkunjung dan mewawancarai pengelola pesantren khusus putri di Waru Sidoarjo ini. Ketika itu saya diamanati untuk mengisi acara motivasi jurnalistik santri. Saya menulis berdasarkan informasi yang saya dapatkan dan saya sertakan kesan personal.

Berikut kelebihan pesantren Banu Hasyim, pesantren khusus putri yang letaknya di Waru Sidoarjo, sangat dekat Surabaya. Sehingga orang Surabaya juga banyak yang nyantri di pesantren ini. Letaknya di pinggir jalan dekat pabrik paku, atau wilayah Rewwin.

Profil Pesantren Banu Hasyim

Pesantren ini berdiri pada tahun 1984 oleh seorang Dai bernama Hj. Djunaizah Faizah. Latar belakang dari pendiri sangat mempengaruhi warna pesantren ini. Ia seorang hafidzah yang nyatri di Cukir Jombang.

Oleh sebab itu ada dua warna yang kental dari pesantren ini, pertama adalah pembelajaran kitab kuning, nahwu sharf hingga menghafal bait-bait alfiyah, kedua adalah tahfidz Quran mengingat sosoknya seorang penghafal Quran.

pesantren banu hasyim

Yang ketiga adalah khusus putri. Tidak banyak pesantren di Surabaya, Sidoarjo dan sekitarnya yang khusus putri. Pesantren Banu Hasyim memberikan jawaban. Kelebihan pesantren ini salah satunya pada kekhususannya pada santri putri, sehingga fokus, dan tenang. Tidak terganggu pergaulan.

Asrama Santri Pondok Pesantren

Karena di tengah kota, pesantren tidak memiliki keleluasaan dalam mengembangkan lahan pendidikan. Untuk asramanya lebih berbentuk rumah. Dua lantai. Jumlahnya ada dua. Namun tidak berdampingan, ada jarak satu rumah. Letaknya pinggir jalan.

Dua asrama tersebut menandakan fokus yang berbeda. Kalau di rumah satunya adalah santri yang hanya kajian kitab kuning. Ada hafalan tapi tidak banyak. Hafalan hanya menjadi menu ekstra.

Berbeda dengan yang satu gedung lainnya. Justru fokusnya pada tahfidz Quran, sedangkan ngaji kitab hanya menjadi ekstra saja. Tapi yang di tahfidz Quran memang ada seleksi tersendiri.

Satu rumah bisa berisi lebih dari seratus santri. Jadi seperti punya rumah sendiri dan ramai sekali. Saya melihat sudah seperti keluarga. Pagarnya tertutup rapat. Kalau keluar beberapa terlihat memakai cadar.

Kurikulum Banu Hasyim Waru

Untuk pendidikan di pesantren ini sebenarnya jenjangnya banyak. Tapi kami hanya mengulas di jenjang pendidikan santri yang tinggal di asrama saja. Mereka di tingkat Tsanawiyah dan Aliyah. Masuknya siang hari. Karena pagi digunakan untuk Madrasah Ibtidaiyah. Kurikulumnya mengikuti kemenag.

Sedangkan di asrama mereka akan mengaji diniyah atau tahfidz Quran dari pagi hingga siang, sore hingga malam.. Artinya pendidikan di pesantren ini selalu ada formalnya. Dua asrama yang tadi dijelaskan menandakan identitas pendidikan yang berbeda. Satu fokus ngaji kitab, satu tahfidz Quran.

Nah yang identik menurut kami adalah tahfidz Quran di pesantren ini. Targetnya adalah 30 juz dalam jangka waktu 6 tahun. Selama dari Tsanawiyah hingga Aliyah. Biasanya adalah kelas 11 sudah hafal 30 juz. Karena kelas 12 fokus dengan UAN.

Caranya setiap hari menghafal satu halaman. Nantinya minimal satu hari mengulang dua halaman. Satu halaman yang sedang dihafal, satu halaman lagi yang sudah dihafal satu hari sebelumnya. Bahkan dibiasakan untuk murajaahnya satu hari lima halaman.

Jika ada yang sangat cerdas, maka maksimal satu hari sepuluh halaman. Dengan model seperti ini ada juga yang tiga tahun sudah menghafal. Bahkan ada yang lebih cepat hanya dua tahun 30 juz. Memang salah satu aspeknya tergantung dari individu, meskipun secara kurikulum di pesantren 30 juz ditempuh enam tahun.

Kelebihan lain adalah pendamping program tahfidz Quran adalah langsung dari abdi dalem, atau keluarga pengasuh langsung. Tidak banyak diwakili oleh guru. Betul-betul diayomi. Di sinilah menurut kami menjadi faktor meskipun di tengah kota, tapi tahfidz berjalan dengan lancar.

Kelebihan Ponpes Tahfidz Quran Banu Hasyim

Sisi kelebihan lainnya menurut kami adalah aspek bahasa arab. Di pesantren ini dua anak pendiri berasal dari pesantren modern, yaitu Walisongo Ngabar Ponorogo, dan Al Amien Madura. Keduanya adalah pesantren alumni Gontor.

Maka di pesantren ini pendidikan bahasa benar-benar diterapkan, terutama adalah bahasa arab. Saya mendengar sendiri santri-santri berbicara bahasa arab ala pondok pesantren. Bahkan mereka mampu demikian dalam waktu minimal 3 bulan, standardnya bisa sekitar 5 bulan.

Kelebihan lain adalah aspek ekstrakulikuler. Di pesantren yang berkiblat ke sistem modern ini memiliki ekstra yang melimpah, seperti jurnalistik, latihan pidato, diterjunkan ke organisasi, dan lain sebagainya. Sehingga santri kreatif. Tidak monoton dengan kegiatan utama pesantren.

Pendaftaran dan Biaya Masuk Pesantren

Untuk pendaftaran pesantren di Sidoarjo ini membutuhkan biaya sekitar 3 jutaan. Menurut kami cukup murah jika dibandingkan dengan pesantren sejenis yang ada di Surabaya. Bisa diperiksa di pesantren terbaik di Surabaya.

Untuk SPP sebesar 700 ribuan. Sudah termasuk makan dua kali. Di pesantren Banu Hasyim jika ingin makan lebih harus merogoh kocek sendiri. Semua dekat di depan pesantren.

Nah ada satu kelebihan pesantren Banu Hasyim lainnya, yaitu untuk anak yatim. Biaya makan akan digratiskan. Besarannya 450 ribuan. Cukup membantu sekali bagi keluarga yatim di wilayah Surabaya Sidoarjo dan sekitarnya. Informasi lengkap di website resminya di sini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *