Analisa saham PPRO | Menurut kami di tahun 2020 adalah waktu yang cukup berat bagi para investor. Naik turunnya gila plus banyak saham yang jatuh mentok ke bawah, 50 perak. Contohnya adalah PT. PP Properti atau yang sering disebut dengan PPRO. Padahal PPRO masih anggota Indeks Kompas100.
Oleh sebab itu kami ingin melakukan analisa saham PPRO. Terutama bagi para investor yang ingin tahu seluk beluk perusahaan ini, analisa fundamental, analisa teknikal, histori saham, dan prospek PPRO untuk 2020, 2021, dan 2022.
Daftar Isi
Profil PT. PP Properti | PPRO
Perusahaan ini bergerak dalam bidang properti. Dari namanya saja sudah jelas bahwa PPRO fokus dalam bidang bangun membangun gedung. Fokusnya pada tiga bidang, properti komersial, residensial, dan hotel.
Namun yang perlu menjadi pengetahuan, PPRO awalnya adalah bagian dari PT PP, yaitu BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Kemudian terjadi pemecahan divisi properti di tahun 2014 sehingga menjadi PT. PP Properti dengan kode PPRO.
Di antara beberapa proyeknya adalah Gunung Putri Square, Pekan Baru Permai, Payon Armatha, dan lain sebagainya. Perusahaan ini juga meraih banyak penghargaan di sektor properti, seperti pengembang terbaik, Top 10 developers in Indonesia 2019. Sehingga perusahaan ini bisa dikatakan memang cukup memiliki nama di mata publik.
Analisa Fundamental PPRO
Analisa saham PPRO akan kami mulai dari aspek fundamental. Perusahaan ini bisa dikatakan memiliki kinerja yang cukup baik. Di setiap tahun mampu menghasilkan laba. Hanya saja faktor naik atau turun. Mirip dengan TOTL.
- 2016 meraih laba 365 milyar
- 2017 meraih laba 444 milyar
- 2018 meraih laba 471 milyar
- 2019 meraih laba 342 milyar
Bila dilihat dari torehan laba yang dibukukan, emiten yang satu ini berhasil meraih kinerja yang baik. Meskipun belum mengesankan. Terutama di tahun 2019 yang turun. Memang di tahun tersebut hampir mayoritas emiten properti mengalami nasib yang sama.
Di antara sebabnya adalah permintaan yang menurun, namun suplai masih banyak. Terutama untuk sektor properti. Oleh sebab itu lesu. Namun PPRO masih bisa menenggak keuntungan. Hanya turun.
Sedangkan di tahun 2020 sudah bisa dipastikan jika semua sektor properti mengalami masa sulit, TOTL dan BEST (kawasan industri) juga terdampak. Hanya seberapa keras berdampak. Itu yang menjadi pertimbangan. PPRO sampai kuartal II 2020 mencatat laba hingga 51 milyar. Sudah tentu pendapatannya menurun.
Di kuartal I tahun 2020 meraih laba hanya Rp 26,38 milyar, turun 50% dari periode sebelumnya. Sudah tergambar bagaimana perjalanan di tahun 2020.
Hutang PPRO Diperhatikan
Analisa saham PPRO selanjutnya di sisi hutang. Entah kenapa seringkali BUMN memiliki pos hutang yang besar. Termasuk PPRO. Mirip dengan WSKT. Mari kita perhatikan dari tahun ke tahun.
- 2016 rasio hutang dibanding ekuitas 1.9%
- 2017 rasio hutang dibanding ekuitas 1.5%
- 2018 rasio hutang dibanding ekuitas 1.8%
- 2019 rasio hutang dibanding ekuitas 2.2%
Terlihat dari daftar tersebut bagaimana hutang PPRO tumbuh signifikan. PTPP sebagai induknya juga memiliki karakter yang sama. Bahkan melebihi nilai ekuitasnya hingga dua kali. Bagi kami ini cukup mengkhawatirkan. Apalagi keadaan ekonomi seperti tahun 2020.
Hutang di angka satu saja sudah menjadi perhatian, apalagi sampai melebihi dua. Oleh sebab itu bagi investor hal ini perlu menjadi perhatian. Hutang yang banyak akan membebani kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba.
Rasio Fundamental PPRO Lainnya
Analisa saham PPRO selanjutnya adalah dari rasio-rasio fundamental lainnya. Pertama adalah kemampuan menghasilkan laba dibanding ekuitasnya (ROE). Di tahun 2016 perusahaan properti ini mampu mencapai angka 12%.
Di tahun 2017 menurun hingga hanya 8.8%, tahun berikutnya 2018 juga demikian kembali menurun 8.1%. Di tahun 2019 kembali menurun hanya 5.5%. Perusahaan ini pada akhirnya memiliki kemampuan menghasilkan laba yang biasa. Seperti AUTO.
Jika diperhatikan baik-baik, terutama di tahun 2019, mungkin salah satu faktornya adalah pertumbuhan hutang yang melimpah. Sehingga menghasilkan beban yang cukup besar. Terbukti di tahun pemilu tersebut hanya mampu meraih 5.5%.
Histori Saham PPRO
Analisa saham PPRO selanjutnya adalah aspek histori sahamnya yang cukup fenomenal. Saham PPRO yang awalnya hanya 145 perak, naik dalam jangka waktu hanya dua tahun menjadi 1.200-an. Naiknya menurut kami terlalu tinggi. Bisa dilihat dari grafiknya.
Bisa ditebak, aksi korporasi selanjutnya terjadi, yaitu stoksplit dengan alasan klasik, agar lebih likuid dan mudah diperdagangkan. Tapi episode terjadi mirip dengan perusahaan yang stoksplit lainnya, kisahnya semakin tragis. Setelah aksi pecah saham tersebut, nilai sahamnya terus turun.
Hingga sekarang di 50 perak.
Namun di sinilah yang menarik. Saham ini kalau di angka 100 mungkin tidak menarik. Tapi di angka 50 tentu memiliki pesona. Mengapa saya katakan demikian. Karena di tahun 2020 yang sangat fluktuatif, saham PPRO sudah mentok. Uang tidak bakal turun.
Plus, saham ini memiliki PBV 0.6 masih undervalued. PER di akhir turun 2019 pun menjadi hanya 12 kali. Bandingkan di tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 15-20 kali. Artinya harga sekarang masih sangat menarik. Terbukti meski di harga 50 transaksi masuk di saham ini setiap harinya cukup besar. Bahkan sudah mulai berdenyut kecil.
Hanya saja kalau prediksi kapan bangun, kami tidak bisa menganalisa. Karena sektor properti. Tidak seperti ANDI di sektor CPO yang kami prediksi di akhir tahun bisa bangkit. Plus investor di pasar modal enggan masuk saham gocap. Takut hilang uang.
Mengapa Saham PPRO 50 Perak
Mungkin banyak yang bertanya, mengapa saham PPRO yang mana masuk di Indeks Kompas100, tapi justru nongkrong di LQ50. Padahal saham ini juga pernah duduk manis di LQ45.
Sebenarnya di tahun 2019 akhir masih di angka 70-an. Namun demikian sayang seribu sayang, saham ini masuk dalam portofolio Jiwasraya. Orang pun takut, langsung bersih-bersih dan membuang saham ini dari portofolionya, panic selling. Imbasnya mirip dengan ANDI, kinerja bagus tapi nongkrong di LQ50.
Artinya secara normal, sesungguhnya PPRO tidak berada di jurang jahannam ini. Plus masih menenggak laba, PBV masih di bawah satu. Untuk uang nganggur, saham ini masih valuable.
Prospek PPRO di Tahun 2020, 2021, dan 2022
Jika kita perhatikan baik-baik, tahun 2020 memang bukan tahunnya properti. Seperti TOTL sampai menahan deviden karena tahun covid yang cukup berat. Oleh sebab itu hampir semua saham di sektor properti roboh.
Tapi jika kita memang seorang investor, saat ini memang paling tepat. Diprediksi salah satu yang akan bangkit adalah sektor properti setelah masa pandemi ini selesai. Kemungkinan menyentuh angka 80 sangat besar.
Apalagi posisi recurring income (pendapatan berulang) dari perusahaan ini berada di angka 8-10%. Ke depan perusahaan berusaha meningkatkan porsi tersebut, sampai 15%. Ini kabar baik.
Kedua landbank PPRO berada di angka 300ha. Cukup luas. Sehingga potensi pemasukan cukup besar. Terakhir, PPRO merupakan anak usaha BUMN yang mana di era Jokowi pembangunan memang sangat digenjot habis-habisan. Oleh sebab itu prospek PPRO di tahun 2021, dan 2022 sangat bagus di harga sekarang 50.
Kesimpulan Analisa Saham PPRO
Jika Anda seorang trader, jangan berspekulasi menyentuh saham ini, kita tidak tahu kapan bangkit dari tidurnya. Tapi jika Anda seorang investor, yang memiliki uang dingin sekali, maka saham ini dijamin tidak turun, hanya tinggal menunggu waktu bangkit saja.
sumber Kontan.co.id, bisnis.com, website resmi PPRO di pp-properti.com.