Model Pembelajaran Jigsaw | Kelebihan dan Kekurangan

Posted by

Model Pembelajaran Jigsaw hadir sebagai alternatif. Mengingat tidak semua siswa mampu menyerap materi yang diberikan dengan cepat, sehingga sering kali, guru ataupun pengajar menggabungkan dengan metode belajar yang masih belum populer ini.

Nah, kami akan mengulas tentang pembelajaran jigsaw dari beragam segi. Seperti apa model pembelajaran satu ini? Simak uraian selengkapnya dari kami untuk Anda.

Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw

Secara bahasa, model pembelajaran jigsaw berasal dari kata bahasa inggris “jigsaw” yang artinya gergaji ukur, dan sebagian khalayak masyarakat lebih mengenalnya dengan istilah fuzzle (sebuah teka-teki yang menyusun potongan gambar).

Makna dari kata gergaji ukur yakni siswa melakukan suatu kegiatan belajar dengan cara bekerja sama dengan siswa lain untuk mencapai misi atau tujuan yang sama.

model pembelajaran jigsaw

Selain fuzzle, model pembelajaran jigsaw yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s ini juga dikenal dengan istilah model pembelajaran kooperatif. Karena model ini lebih banyak melibatkan interaksi aktif antara siswa satu dengan yang lainnya, siswa dengan guru, dan antara siswa dengan lingkungan belajarnya.

Model Pembelajaran Aktif (Student Centered)

Metode pembelajaran jigsaw bisa dibilang metode atau model pembelajaran aktif. Mengapa? Karena interaktif siswa pada proses ini sangat dibutuhkan.

Siswa bukan hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada kelompoknya.

Jadi, siswa dididik untuk bisa bertanggung jawab pada materinya sendiri dan juga materi orang lain. Ini menjadi keunikan tersendiri.

Tahapan Metode Pembelajaran Jigsaw

Tahapan-tahapan model pembelajaran ini cukup kompleks, mengerahkan panca indera dan juga ingatan yang kuat. Seperti apa proses belajar menggunakan model pembelajaran jigsaw?

Pertama, guru membagikan materi pelajaran ke dalam beberapa bagian, begitu juga siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Banyaknya kelompok tergantung hasil bagi jumlah siswa dengan banyak bagian materi.

Kedua, guru membagikan materi kepada masing-masing kelompok, dan guru memilih satu orang tiap kelompok sebagai pemateri. Nah, semua siswa yang mendapatkan materi dikumpulkan menjadi satu kelompok ahli (expert group).

Ketiga, para siswa yang ada dalam kelompok ahli memulai diskusi, beradu argumen, dan mengajarkan materi kelompok asalnya ke kelompok ahli.

Keempat, setelah diskusi selesai, para siswa yang ada dalam kelompok ahli kembali lagi ke kelompok asalnya (home teams) dan kemudian mereka mengajarkan materi hasil dari diskusi yang telah dilakukan.

Kelima, jika semua siswa sudah selesai mengajarkan materi barunya di kelompok asal, maka waktunya guru ataupun pengajar yang mengevaluasi bahan materi tiap individu yang menjadi tim ahli.

Terkadang, evaluasi tidak hanya diberikan kepada tim ahli saja, karena biasanya guru juga memberikan kuis individual yang mencakup semua materi, meminta siswa membuat laporan mandiri atau kelompok dan ditutup dengan presentasi. Maka berakhir lah seluruh rangkaian dari model pembelajaran jigsaw.

Baca
Model pembelajaran inkuiri
Model pembelajaran daring yang efektif
Model pembelajaran problem based learning

Aspek Penting

Selain keaktifan siswa selama proses belajar yang cukup memakan waktu tersebut, ternyata masih ada aspek-aspek penting lainnya yang mendukung keberhasilan model pembelajaran jigsaw.

Mulai dari Positive Interpendence, atau ketergantungan siswa satu sama lain yang menguntungkan kelompok sendiri dan bisa merugikan anggota kelompok lain.

Aspek kedua yakni Individual Accountability, adanya rasa tanggung jawab kepada proses belajar kelompok termasuk dirinya. Kemudian, Social Skills, siswa mampu berinteraksi dengan anggota lain.

Tidak kalah penting Face-to-face Promotive Interaction. Di mana anggota kelompok berinteraksi untuk berdiskusi dan elaborasi materi pembahasan.

Dan terakhir adalah Group Processing and Reflection. Adanya evaluasi kelompok agar terciptanya kemajuan bersama.

Kelebihan dan Kekurangan

Sayangnya, model ini memiliki beberapa kekurangan seperti :

1. Siswa yang aktif di kelas akan lebih mendominasi jalannya diskusi, hal ini bisa membuat siswa yang kurang aktif menjadi pasif dan tenggelam di kelompoknya sendiri.

2. Menjadi tempat debat sepele yang tidak perlu. Karena komposisi kelompok terdiri dari 5-6 orang, wajar saja akan selalu ada perbedaan pendapat di dalamnya.

3. Model pembelajaran jigsaw lebih cepat membuat siswa yang pintar merasa bosan dan tidak merasa tertantang mengikuti proses belajar.

4. Siswa yang tidak terbiasa mengikuti kompetisi akan tertinggal selama mengikuti proses belajar.

Meskipun terdapat kekurangan, model pembelajaran jigsaw tetap memiliki beberapa kelebihan, di antaranya :

1. Meringankan beban tugas pekerjaan guru dalam mengajar, karena peran guru digantikan oleh tenaga ahli yang bertugas membantu menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2. Dengan model pembelajaran jigsaw, siswa bisa melatih dirinya menjadi lebih percaya diri, berani berpendapat dan lebih aktif berbicara di depan khalayak.

3. Merangsang motivasi belajar. Karena bersama-sama teman dan ada persaingan, maka siswa lebih mudah terpancing semangatnya untuk belajar.

Inilah ulasan mengenai model pembelajaran jigsaw, baik guru dan juga pengajar bisa mengaplikasikan model pembelajaran apa pun demi target belajar siswa, salah satu ikhtiarnya bisa mencoba model pembelajaran alternatif ini. Semoga bermanfaat.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *