Perbedaan pesantren dulu dan sekarang menurut kami cukup menonjol. Sayangnya tidak banyak yang mengetahui perbedaan signifikan tersebut. Pergeseran zaman dan budaya membuat banyak hal berubah.
Oleh sebab itu kami ingin mengulasnya lebih jauh. Kami rangkum dari beragam sumber, terutama tulisan yang beredar di wa, internet, juga kami bandingkan dengan keadaan sekarang di mana pesantren tumbuh subur.
Daftar Isi
Perbedaan Santri Pesantren Dulu dan Sekarang
Zaman dulu santri sangat sederhana dalam mencari ilmu. Hanya cukup mengaji langgaran. Atau mengaji di tempat ibadah. Tidak seperti sekarang yang ada sekolahnya. Dulu hanya ada kyai, ada masjid, ada santri yang mengaji.
Sekarang jika tidak ada sekolah formal seolah-olah bukanlah pesantren. Tidak demikian. Inilah perbedaan pesantren dulu dan sekarang yang sangat signifikan. Oleh sebab itu namanya ciri khas pesantren yang pokok adalah adanya kyai dan masjid. Bisa dibaca di sini.

Sistem Pendidikan Pesantren
Pendidikan di pesantren zaman dulu tidak memiliki pola, atau sistem yang runtut dengan jadwal yang padat. Karena terpusat pada kyai, maka memang bergantung kepada kyai. Sistem ini memang di satu sisi memiliki kelemahan. Hanya pengajian kitab saja.
Kemudian lambat laun sistem ini berkembang menjadi lebih sistematis. Ada jam, ada materi yang tersusun rapi, sehingga santri memiliki target pencapaian kelulusan atau kitab yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu.
Barakah di Pesantren
Menurut kami sisi inilah perbedaan yang sangat besar. Yaitu harapan mendapatkan barakah dari kyai dan pesantren. Santri dulu kemauan untuk mendapatkan barakahnya sangatlah besar. Banyak santri yang memang niat untuk itu.
Sederhananya adalah didoakan oleh kyai. Karena kyai orang yang memang dekat dengan Allah, maka doa dari kyai sangat diharapkan. Bahkan kami pernah diskusi dengan salah satu keluarga pesantren Sidosermo Surabaya. Dulunya santri hanya mengaji dan berharap barakah kyai.
Ternyata mereka sukses-sukses, begitulah niat meraih barakah. Hal yang berbeda terjadi dengan santri zaman sekarang. Niat ke pesantren hanya untuk mendapatkan ilmu sehingga bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi. Di sinilah perbedaan antara pesantren dulu dan sekarang.
Penghormatan Guru di Pesantren
Perbedaan pesantren dulu dan sekarang yang cukup terlihat adalah penghormatan kepada guru. Dulu santri sangat takdzim kepada guru. Di pesantren Sidogiri, dari tulisan KH. Fuad Noerhasan disebutkan bahwa, ketika Kiai Cholil Nawawie mengimami masjid, mau masuk ke masjid, banyak berebut hanya untuk membalikkan sandalnya.
Di Gontor juga ada cerita mashur bagaimana KH. Imam Zarkasyi mampu mengajar dua kelas bersamaan. Caranya adalah meletakkan peci beliau di satu kelas yang ditinggal untuk pergi ke kelas satunya. Santri tidak berani bergerak.
Hal berbeda terjadi sekarang. Banyak viral bagaimana kyai di pesantren justru dibentak orang tua. Bahkan sandal guru bisa hilang oleh santrinya dan lain sebagainya. Pada akhirnya bukan barakah yang didapatkan. Inilah perbedaan pesantren dulu dan sekarang.
Penghormatan Pada Ilmu
Satu lagi perbedaan pesantren dulu dan sekarang adalah penghormatan pada ilmu itu sendiri. Dulu santri hanya untuk membuka kitab saja harus berwudlu. Karena takdzim kepada ilmu. Sehingga ilmu itu benar-benar meresap pada santri.
Hal berbeda dengan sekarang yang karena pintarnya, maka terkadang memegang quran saja tidak perlu berwudlu. Imbasnya pada santri itu sendiri dan bagaimana ilmu itu hadir dan tumbuh dalam pribadi santri.
Masih dari tulisan KH. Fuad Noerhasan yang beredar di whatsApp, sosok Kiai Abdul Adzim sampai keliling ke madrasah, tempat belajar, sembari membawa kardus memungut kertas yang bertuliskan huruf arab. Dibawa lalu nantinya dibakar.
Sekarang kertas belafadz Allah saja bertebaran di mana-mana dan sepertinya tidak memiliki keagungan. Maka perbedaan santri dulu dan sekarang lebih kepada persoalan takdzim terhadap guru, ilmu, hingga pesantren itu sendiri. Inilah sebenarnya ciri khas dari pesantren.
Akhlaq dan Ilmu dari Pesantren
Efek kombinasi dari beberapa hal di atas adalah kepada akhlaq santri. Puncak dari pendidikan pesantren zaman dulu adalah lahirnya santri yang memiliki akhlaqul karimah. Luhur budi pekerti, karena berarti pendidikan yang diberikan berhasil.
Pesantren zaman dulu ada yang namanya suluk. Yaitu nilai akhlaq santri. Meskipun secara akademis tinggi, kalau ternyata akhlaqnya tidak bagus, atau suluknya jelek, maka tidak akan naik kelas. Suluk adalah bukti santri mengamalkan ilmunya.
Saat sekarang ini rasanya lebih banyak pesantren yang lebih menonjolkan unsur akademis. Bisa jadi karena tuntutan masyarakat. Namun di sinilah perbedaan antara pesantren dulu dan sekarang yang cukup signifikan.
Oleh sebab itu santri zaman dulu kalau susah menghafal, atau susah belajar, yang dilakukan adalah shalat, tirakat, sembari meninggalkan maksiat. Menghafalnya jauh lebih mudah dan lebih melekat. Ilmu dari Allah, maka mendekat pada Allah
Penyatuan Perbedaan Pesantren
Sebenarnya pesantren sekarang sudah menyempurnakan kekurangan zaman dulu. Terutama dalam aspek sistem pendidikan. Di mana santri sudah teratur, ada kurikulum. Bisa dibaca di sini jenis kurikulum di pesantren.
Namun demikian unsur barakah, adab, dan takdzim kepada guru mulai banyak yang meninggalkan. Sekiranya dua aspek ini disatukan, dikombinasikan, bahkan disempurnakan, maka kami meyakini akan banyak melahirkan pendidikan yang jauh lebih bermanfaat. Banyak pesantren yang demikian. Harapan kami lebih banyak lagi. Amin.