Panca Jiwa Pondok Pesantren | Ruh Dinamika Pondok Modern

Posted by

Panca Jiwa Pondok Pesantren merupakan dasar-dasar nilai yang dituangkan sebagai acuan dari gerak-gerik lembaga pendidikan berbasis agama Islam. Panca Jiwa Pondok Pesantren kami temukan di Gontor Ponorogo. 

Karena pesantren ini berdiri pada 1926, kemudian hadir pondok-pondok alumni di seluruh Indonesia, seperti Darussalam Bogor, Baitul Hidayah Bandung, yang juga mencantumkan nilai-nilai luhur ini. Oleh sebab itu kami akan mengulas lebih dalam sesuai dengan pemahaman sebagai santri.

Di Pesantren Modern Gontor, seluruh kehidupannya didasarkan pada lima nilai tersebut, atau disebut Panca Jiwa Pondok Modern Gontor. Jiwa-jiwa inilah yang akan dibawa santri sebagai bekal utama dalam kehidupan di masyarakat.

Jiwa Keikhlasan

Keikhlasan adalah salah satu jiwa dasar yang harus dimiliki oleh setiap santri dan guru di pesantren, khususnya Gontor. Sepi ing pamrih, itulah arti dari jiwa yang tulus. 

Berbuat sesuatu bukan karena didorong oleh keinginan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Niat semata-mata lillahi taala harus sering dipupuk untuk dapat memiliki jiwa ini. 

Jiwa keikhlasan dalam Panca Jiwa Pondok Pesantren menciptakan suasana kehidupan yang harmonis, dengan kyai yang disegani dan santri yang taat. 

PanduanTerbaik.id
panca jiwa pondok pesantren gontor

Pendidikan jiwa keikhlasan santri ada pada kehidupannya sehari-hari. Santri melakukan semua kegiatan pondok, seperti bersih bersih pondok, mengatur administrasi dan pendidikan pondok, mengelola badan usaha milik pondok, dan lain sebagainya. 

Santri melakukannya dengan ikhlas karena Allah dan tanpa dibayar sama sekali. Sebagai sebuah pengabdian kepada pesantren. Disinilah penanaman keikhlasan terus ditempa hingga menjadi jiwa dalam diri santri. 

Jiwa Kesederhanaan | Panca Jiwa Pondok Pesantren

Jika di zaman sekarang, para remaja berlomba untuk bergaya. Namun di pesantren seperti Gontor, dari pakaian, sepatu, hingga piring, semua sama. Tidak ada yang lebih menonjol.

Inilah salah satu bentuk konkrit pengajaran Gontor tentang kesederhanaan. Bahkan warna pakaian pun tidak boleh terlalu mencolok. Semua tanpa beraroma aliran tertentu.

Selain penggunaan teknologi yang ada batasnya, santri juga diajarkan untuk hidup sederhana melalui makanan dan kesehariannya. Makanan yang disediakan untuk santi sangatlah sederhana, lauk terenak yang mereka makan adalah ayam goreng. 

Hal ini tentu berbeda dengan kita, ayam goreng sudah seperti tahu dan tempe karena seringnya melahap lauk yang satu ini. Santri terbiasa makan apa-adanya dengan lauk kerupuk, tempe, tahu, sambal atau kuahnya saja bila kehabisan. 

Apakah mereka sakit? Alhamdulillah, tidak ada santri yang sakit bersebab lauk sederhana yang disediakan pondok. Sederhana bukan berarti kekurangan, tapi sesuai kebutuhan. Sehingga menjadi maksud jiwa sederhana namun agung. 

Sederhana tidak berarti pasif dan nerimo saja, juga tidak berarti miskin dan melarat. Nilai kekuatan, kesanggupan, ketabahan dan penguasaan diri ada dalam jiwa kesederhanaan yang diperlukan dalam perjuangan hidup. 

Dibalik jiwa yang sederhana, tumbuh hidup dan mental dan karakter yang kuat. Dasarnya adalah keikhlasan. 

Jiwa Berdikari

Kesanggupan menolong dirinya sendiri merupakan bekal hidup dari pondok yang tak ternilai harganya. Senjata ampuh bernama berdikari merupakan life skill yang wajib diilhami dan dimiliki oleh segenap santri pondok modern. 

Berdikari tentu saja tidak hanya seputar bahwa santri sanggup belajar dan mengurusi segala kepentingannya sendiri, ada hal besar yang lebih dari itu. Inilah salah satu nilai Panca Jiwa Pondok Pesantren Modern yang berkiblat ke Gontor. 

Pondok sebagai lembaga pendidikan juga harus sanggup berdikari sehingga tidak pernah menyandarkan bantuan atau belas kasihan pada pihak lain. Inilah yang juga disebut zelp berduiping system (sama-sama memberikan iuran dan sama sama memakai). 

Pondok tidak bersifat kaku dan tak menolak orang-orang yang hendak membantu pondok. Namun, semua pekerjaan pondok tetap dilakukan oleh kyai dan para santrinya. Panca Jiwa Pondok Pesantren memang luar biasa jika dihayati dengan seksama. 

Jiwa Ukhuwah Islamiyah

Persaudaraan yang akrab adalah hal yang biasa terlihat dalam keseharian santri pondok Gontor. Bayangkan, hidup dengan ribuan santri lain dalam satu kamar, satu kelas, satu organisasi, satu konsulat, satu klub ini itu, hal inilah yang membuat persaudaraan antar santri terasa akrab.

Jiwa ukhuwah islamiyah yang terpupuk selama di pondok juga akan mempengaruhi kepekaan dan kecerdasan sosial para santri di masyarakat. Santri harus ikut mewarnai melalui menciptakan persaudaraan yang kuat. Inilah salah satu nilai Panca Jiwa Pondok Pesantren.  

Mereka banyak mengadakan baksos atau pesantren kilat bagi anak-anak. Inilah buah dari jiwa ukhuwah islamiyah para santri, lahir gerakan kebermanfaatan yang belum tentu didapatkan di lembaga pendidikan lainnya. Sehingga persaudaraan atas dasar keislaman menjadi inti di pondok pesantren. 

Jiwa Bebas

Kebebasan yang diajarkan pondok adalah kebebasa yang bertanggung jawab. Kebebasan yang mengerti tentang batasan dan kebebasan yang tidak sembrono. Santri diarahkan untuk bebas dalam berpikir dan berbuat, selain itu, mereka juga bebas dalam menentukan masa depannya. 

Jiwa bebas dalam menentukan pilihan menjadikan santri berjiwa besar dan optimis dalam menghadapi berbagai kesulitan. 

Bila ditemui unsur-unsur negatif, yaitu apabila kebebasan disalahgunakan sehingga menjurus pada liberalisme dan hilangnya arah dan tujuan, maka bukan salah jiwa dari pondoknya. 

Santri memang hanya dibekali kunci, jika mereka telah menjadi alumni, pondok memberikan seluas luasnya pintu dalam berkarya. Sehingga ada yang jadi penulis, pengusaha, guru, pilot, dan lain sebagainya. 

Sebaliknya, adapula  yang terlalu bebas sehingga tidak mau dipengaruhi. Ia berpegang teguh kepada tradisi yang dianggapnya sendiri menguntungkan. Ia tidak menoleh pada zaman yang telah berubah. Demikian adalah kebebasan yang tidak diajarkan di pondok Gontor. 

Seluruh nilai-nilai pondok berikut jiwa-jiwanya akan diilhami oleh santri dalam tiap hela kehidupannya. Hal ini senada dengan ucapan pondok, bahwa apa uang dilihat, didengar dan dirasakan merupakan pelajaran. Keseluruhan pelajaran maka menjadi bekal, tentu bekal untuk kehidupan mendatang. 

Tulisan ini dibuat oleh santri, sehingga mungkin masih banyak nilai dari Panca Jiwa Pondok Pesantren tertuang dengan tepat. Namun ini usaha kami untuk menjelaskan secara ringkas tentang Panca Jiwa Pondok Pesantren yang biasanya ditulis dalam bahasa arab dan bahasa inggris di dinding pondok pesantren. 

Selanjutnya akan kami bahas pula tentang panca jangka Gontor. Website resmi Gontor bisa diakses di sini.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *