panduan terbaik investasi saham

5 Panduan Terbaik Waktu Membeli Saham

Posted by

Ada filosofi sederhana dalam membeli saham yang sudah jamak beredar. Pemula beli di pucuk, tapi professional beli di posisi terendah. Pahadal hal demikian adalah bencana paling besar dalam pembelian satu saham.

Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini kami ingin memberikan panduan terbaik waktu membeli saham. Saat yang paling tepat dalam sudut pandang pengalaman kami sebagai semi investor. Hehehe. Kalau nyangkut jadi investor. Kalau cuan dijual. Pengalaman ini sudah membuat kami buntung jutaan, tapi juga membuat kami sebaliknya.

Beli Saham Saat IHSG Hancur

Jika Anda membeli di saat harga sebuah emiten turun, itu harus diteliti. Apalagi penurunannya lebih dikarenakan sentiment negatif dari emiten tersebut. Biasanya adalah kinerjanya yang menurun, atau ada isu kasus yang menimpa emiten tersebut. Hal-hal seperti ini patut dihindari, karena pulihnya bisa lama.

Baca: Nasehat Ajaib Warren Buffet

Nah, justru saat panduan terbaik waktu membeli saham emiten adalah ketika indeks saham gabungan hancur lebur. Ini pasti semua emiten turun drastis berkeping-keping. Saat seperti ini artinya ada sentiment Bersama yang menyebabkan harga saham ambrol.

Pada waktu inilah saat yang paling tepat untuk membeli saham. Kalau Anda punya tabungan, keluarkan untuk membeli saham, bahkan kalau punya emas, jual saja. Untuk membeli saham. Karena pasti akan bangkit bersama-sama. Hanya soal waktu saja.

Ingat kasus 2008, semua saham berguguran karena indeks saham gabungan juga rontok. Semua takut untuk membeli. Masuk saja, maka hanya butuh waktu satu tahun, nilai saham Anda bisa berlipat ganda, minimal dua kali lipatnya.

Contoh kasus lagi di tahun 2020, saat wabah virus corona menimpa Indonesia. Indeks saham gabungan menyentuh angka 3900-an. Semua ketakutan, ajaib, hanya dalam waktu satu minggu, nilainya sudah mencapai 4600. Bahkan beberapa emiten dengan fundamental bagus, seperti PTBA, hanya dalam waktu dua hari, dari 1.400 menyentuh angka 2.200.

Ada Isu Miring dari Luar Emiten

Nah kalau panduan terbaik waktu membeli saham yang kedua adalah mirip dengan faktor yang pertama, namun parsial. Biasanya terkait isu-isu yang belum jelas dari satu emiten. Misalkan isu harga gas turun. Perhatikan, pasti saham PGAS hancur lebur.

Nah pada saat itulah tunggu harganya menyentuh angka yang rasional. Pada kasus ini pernah mencapai angka 1.500. Semua pergi, tiba-tiba bangkit lagi. Walaupun tidak seperti harga sebelumnya yang mencapai 2000-an, namun yang pasti saham akan bangkit. Bagaimanapun juga gas menjadi kebutuhan primer, harga naik turun hanya jadi alasan para investor untuk memainkan harga.

rush money
panduan terbaik waku membeli saham

Atau sektoral. Biasanya ketika satu segmen, seperti perbankan, atau consumer goods, atau yang lainnya tiba-tiba diterpa isu tertentu. Seperti saat perbankan BUMN diterpa isu pergantian direktur, beberapa berguguran. Tinggal tunggu sejenak. Akan naik kembali.

Hal ini disebabkan karena yang terjadi bukan faktor perusahaan itu, sahamnya baik-baik saja. Tapi masalahnya adalah sesuatu yang mempengaruhi di luar sana.

Jika ada yang bertanya, seperti PGAS, incomenya pasti turun. Iya benar. Tapi ingat, turunnya saham selalu mencari alasan agar harga bisa turun, dan saham bisa dibeli dengan murah. Pada akhirnya beberapa big player bisa membelinya.

Tapi hal berbeda kalau emiten mengalami kerugian, jangan dibeli. Itu artinya kinerja perusahaan tidaklah bagus. Karena imbasnya bangkitnya kembali sulit.

Baca: Saham Terbaik di Tahun 2020

Saat Emiten Salah Harga

Faktor yang satu ini adalah ketika saham salah harga. Bisa terlihat dari beberapa aspek. Pertama Price Book Value di bawah 1. Kedua adalah Debt Equity Rationya rendah, di bawah satu. Kemudian rasio-rasio lain yang mendukung bahwa saham tersebut salah harga.

Ingat, naiknya harga saham lebih dikarenakan unsur supply and demand. Kalau misalkan pasar tidak menggerakkan, otomatis harga tidak bergerak. Pada aspek ini, ketika saham salah harga, Anda masuk dengan tenang. Apalagi jika perusahaan tersebut rutin menghasilkan keuntungan.

Kalau pengalaman kami, saham demikian lebih baik cari yang memberikan deviden. Jangan hanya sebatas mengincar capital gain saja. Deviden juga menjadi faktor Anda harus masuk. Kalau tidak ada faktor itu, kami lebih memilih sikap menjauh dari emiten tersebut.

Selepas Tanggal Deviden

Pernahkah Anda mendengar deviden trap. Yaitu saat dimana selepas tanggal penentuan deviden semua pemilik ramai-ramai melepas. Saat inilah Anda siap-siap menangkap. Tapi saran kami jangan langsung.

Ada faktor psikologis pemilik saham yang mulai ketakutan, maka pasti ada tahap distribusi yang berkelanjutan. Ditunggu saja momentum tersebut. Sampai tahap konsolidasi. Tunggu perlahan-lahan dengan sabar. Ingat di saham faktor kesabaran adalah unsur yang paling utama.

Saat Satu Sektor Akan Dibutuhkan

Kalau panduan terbaik waktu membeli saham yang terakhir adalah pintar memprediksi masa yang akan datang. Yaitu membaca apa yang akan dibutuhkan dalam satu keadaan. Contoh, saham Kimia Farma, atau yang lebih dikenal dengan KAEF. Saham ini sedang jatuh sehebat-hebatnya sebelum corona, dari harga 3000, menyentuh harga 1000.

Tidak cukup di situ, saat wabah corona melanda, saham ini dihajar habis lagi sampai 600-an. Sayangnya orang tidak membaca bahwa saat itu alat, obat, dan lainnya yang berhubungan dengan medis sangat dibutuhkan.

Di tanggal 20-an Maret 2020, saham ini langsung melesat hingga ke angka 1.300. Hanya dalam waktu beberapa hari saja, saham ini sudah melesat dua kali lipat. Begitu juga dengan saham-saham farmasi lainnya.

Inilah beberapa panduan terbaik waktu membeli saham. Semoga menjadi manfaat dan mengantarkan Anda mendapatkan profit yang optimal. Jangan lupa kalau sudah cuan, beberapa persen bagikan ke rakyat miskin.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *