Pembelajaran Think Pair Share (TPS) | Pengertian dan Kelebihan

Posted by

Model pembelajaran think, pair, dan share (TPS) merupakan salah satu cara belajar yang menyenangkan untuk memperdalam materi belajar dan meningkatkan pola interaksi antar siswa. TPS ini mirip dengan model pembelajaran cooperative.

Nah kali ini kami akan membahas mengenai model pembelajaran think, pair dan share (TPS) mulai dari pengertiannya, karakteristik pembelajaran, tahapan, hingga kelebihan dan kekurangannya. Let’s check it out!

Pengertian Pembelajaran Think Pair Share

Model pembelajaran think, pair dan share (TPS) merupakan sebuah metode belajar yang dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Marylan pada tahun 80-an. Model pembelajaran ini termasuk sederhana namun ampuh untuk meningkatkan respons siswa terhadap pertanyaan.

Secara definisi model pembelajaran think, pair dan share (TPS) adalah jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi dan melatih kerangka berfikir siswa menjadi lebih kritis, berani mengembangkan imajinasinya, dan mampu menganalisis suatu masalah.

pembelajaran think pair share

Singkatnya, model pembelajaran TPS yakni suatu tipe pembelajaran yang melatih berpikir kritis, mengingat berbagai informasi, dan memungkinkan siswa untuk bekerja secara mandiri (individual) maupun bekerja sama dengan orang lain (kelompok).

Karakteristik Model Pembelajaran Think Pair Share

Karakteristik model pembelajaran think, pair dan share (TPS) terdiri dari tiga kata yang sesuai dengan namanya.

Think (berpikir), pada fase ini guru/pengajar menyampaikan materi atau mengajukan pertanyaan pada seluruh siswa di kelas dan memberikan siswa waktu 3-5 menit untuk menyiapkan jawaban secara individu.

Pair (berpasangan), setelah pemaparan materi/pertanyaan, maka guru membagi siswa menjadi beberapa grup belajar yang terdiri dari dua siswa dan mempersilakan siswa untuk melakukan diskusi untuk menentukan hasil atau jawaban dari pertanyaan yang diberikan guru.

Share (berbagi), setelah diskusi selesai, guru menginstruksikan siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi grup kepada teman satu kelas. Hasil dari kegiatan berbagi setiap kelompok bisa menjadi sintesis yang bisa dipelajari siswa. Peran guru pada fase sharing adalah membimbing dan membenarkan jawaban siswa yang kurang tepat.

Prinsip-prinsip Model Pembelajaran TPS

Selain mengetahui karakteristik yang ada, seorang guru juga harus memahami dengan baik apa saja prinsip-prinsip model pembelajaran ini, berikut ulasannya:

Prinsip ketergantungan positif (positive interpendence). Karena tipe pembelajaran TPS adalah koorperatif, maka dibutuhkan kerjasama antar anggota demi keberhasilan untuk menyelesaikan tugas. Oleh sebab itu, tiap anggota kelompok akan saling ketergantungan dengan sesama anggota kelompoknya.

Tanggung jawab individu (individual accountability). Sebelum tiap siswa mendapatkan pasangan kelompoknya (pair), masing-masing mempunyai tugas dan tanggung jawabnya sendiri yang harus dikerjakan dan nantinya bisa menjadi faktor keberhasilan kelompok.

Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction). Dengan adanya kelompok belajar bersama, memberikan kesempatan setiap anggota kelompok untuk bertatap muka dan membangun interaksi/diskusi dan membagikan atau menerima informasi.

Partipasi dan komunikasi (participation and communication). Siswa menjadi lebih berani untuk berpatisipasi aktif dan mengutarakan pendapatnya dalam kegiatan pembelajaran.

Evaluasi proses kelompok. Membuat waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja sama mereka sehingga di lain waktu bisa mencapai hasil yang lebih efektif.

Tahapan-tahapan Model Pembelajaran TPS

Berikut tahapan-tahapan model pembelajaran think, pair dan share (TPS):

  1. Guru menyiapkan inti materi dan kompetensi yang harus dicapai siswa
  2. Guru memberikan waktu untuk siswa berpikir mengenai materi atau permasalahan yang diberikan
  3. Siswa diminta berpasangan dengan temannya (1 kelompok 2 orang) dan saling berdiskusi mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
  4. Guru memimpin diskusi kecil dan meminta tiap kelompok melakukan presentasi hasil diskusi
  5. Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan kemudian menambah materi yang kurang dari diskusi siswa dan memberi kesimpulan.

Kelebihan dan Kekurangan

Adapun kelebihan dari model pembelajaran think, pair, dan share (TPS) antara lain:

  1. Mendorong siswa untuk lebih proaktif dalam aktivitas pembelajaran dengan berpikir, menjawab, dan saling berkoordinasi jawaban dengan teman satu kelompok
  2. Membangun rasa tanggung jawab dan melatih berpikir kritis siswa, seperti saat menjawab soal, mengajukan pertanyaan dan mengutarakan opininya kepada orang lain baik secara individu maupun grup
  3. Siswa mampu belajar memahami dan menghargai pendapat orang lain
  4. Meningkatkan kemampuan sosial siswa dalam bekerja sama dalam kelompok
  5. Guru bisa lebih fokus memperhatikan siswa dan merumuskan pertanyaan yang lebih menantang untuk siswa

Selain memiliki kelebihan, model pembelajaran think, pair, dan share juga mempunyai kekurangan, yakni:

  1. Membutuhkan koordinasi secara serempak dari berbagai aktivitas
  2. Guru harus konsentrasi tinggi karena grup belajar yang terlalu banyak
  3. Kelompok belajar menjadi tidak efektif jika ada siswa yang terlalu bergantung dengan pasangan kelompoknya
  4. Sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran siswa, apalagi pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah masih relatif terbatas
  5. Siswa masih belum terbiasa memulai pembelajaran dengan pemaparan permasalahan yang rill atau nyata / problem-based learning

Demikianlah ulasan singkat mengenai model pembelajaran think, pair, dan share (PTS). Jika ingin opsi metode pembelajaran lain ada Talking Stick, Picture and Picture.

Model pembelajaran TPS mungkin tidak bisa langsung efektif di awal karena masih percobaan, tapi tentunya akan berhasil di percobaan selanjutnya dengan persiapan matang yang disiapkan oleh guru dan siswa.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *