Metode Tahfidz Quran di pesantren sebenarnya ada banyak dan beragam, bahkan beberapa pondok tahfidz mengembangkan metodenya sendiri seperti pondok yanbu’ul kudus, pesantren tahfidz daqu yusuf mansur, dan masih banyak lagi.
Oleh sebab itu kami tertarik untuk mengulas 5 Metode Tahfidz Quran di pesantren yang kami rangkum informasinya berdasarkan bacaan dari beberapa jurnal, dan artikel ilmiah terpercaya yang ada di internet.
Daftar Isi
Metode Tafidz Quran Yanbu’a
Metode Tahfidz Quran Yanbu’a merupakan salah satu metode tahfidz Qur’an yang disusun dan dikembangkan oleh pengasuh Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Kudus, yakni KH. M. Ulin Nuha Arwani, KH. M. Manshur Maskan, dan KH. M. Ulil Albab Arwani.
Metode yanbu’a sendiri adalah suatu metode yang mengajarkan santri mengenai baca tulis dan menghafal al Qur’an dengan benar, lancar, tidak tersendat – sendat sesuai kaidah ilmu tajwid.
Adapun penerapannya melalui beberapa macam, di antaranya musyafahah (pendidik mencotohkan lafal yang benar), ardul qiro’ah (santri menyetor bacaan awal), dan pengulangan terus – menerus sampai lancar.
Kelebihan Kekurangan Metode Tahfidz Yanbu’a
Metode yanbu’a tentunya memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Beberapa kelebihan metode yanbu’a yakni menggunakan rasm utsmany, penulisan al Qur’an yang sudah sesuai standar nasional.
Kemudian contoh bacaan huruf diambil langsung dari al Qur’an, selain itu metode tahfidz Quran ini sifatnya istimewa karena pengajar metode harus mendapatkan restu dari guru.
Sedangkan kekurangan metode yanbu’a adalah mencari guru yang menguasai metode ini tidaklah mudah, karena kebutuhan cukup tinggi, padahal metode ini cukup terkenal di kalangan pesantren tahfidz.
Metode Pakistani
Metode Qur’an kedua adalah pakistani. Disebut pakistani karena metode ini diadaptasi dari Pakistan, tepatnya sanad dari Syaikh maulana Dhiyaur Rahman di Ma’had Sirajul Hidayah.
Metode pakistani terdiri dari tiga sistem pembelajaran tahfidz al Qur’an, yaitu sabaq, sabqi, dan manzil.
Sabaq maksudnya adalah hafalan baru yang disetorkan kepada guru tahfidz, adapun sabqi adalah sabaq yang sudah disetorkan, sedangkan manzil adalah simpanan yang sudah mencapai satu juz penuh. Manzil lebih sering dikenal dengan istilah murojaah (mengulang kembali juz – juz yang sudah dihafal sebelumnya).
Metode pakistani dianggap lebih berat dibandingkan metode Qur’an lainnya. Hal ini dikarenakan santri ditarget untuk menghafal, menyetorkan hafalan yang dimiliki dan harus mengulang kembali hafalannya setiap saat.
Kelebihan Kekurangan Metode Pakistani
Ada banyak kelebihan dalam penggunaan metode pakistani. Utamanya adalah hafalan santri jauh lebih kuat karena hafalannya selalu diulang – ulang sebelum menambah hafalan baru, kemudian santri menjadi lebih terbimbing dan tidak bingung, hasilnya santri bisa displin dengan waktunya.
Sayangnya Metode Tahfidz Quran ini membutuhkan energi yang lebih, karena proses dalam menghafal lumayan panjang dan mengakibatkan santri sering jenuh karena harus selalu mengulang hafalannya. Metode pakistani juga tidak cocok digunakan santri program tahfidz plus karena fokus santri terpecah dan membutuhkan waktu yang banyak untuk menghafal dan mengulang hafalan.
Metode Tahfidz Talqin
Metode talqin bisa dibilang sebagai metode tahfidz Qur’an paling lawas di antara metode Qur’an lainnya. Bagaimana tidak, metode talqin adalah metode yang digunakan malaikat jibril ketika mengajarkan Rasulullulah, dan Rasulullulah mengajarkan al Qur’an kepada para sahabat.
Kata talqin memiliki arti mendikte atau mencontohkan untuk didikte. Sistem metode talqin dalam pembelajaran tahfidz al Qur’an yakni dengan cara membacakan terlebih dahulu bacaan / surah yang dihafal secara berulang – ulang hingga santri menguasainya, dan setelah itu baru bisa berpindah ke ayat selanjutnya.
Kelebihan Kekurangan Metode Talqin
Tahfidz menggunakan metode talqin sebenarnya memiliki banyak kelebihan. Pertama, metode ini mudah digunakan untuk semua umur; kedua, mampu memperlancar dan membenarkan secara langsung bacaan al Qur’an (tahsin dan tahfidz).
Ketiga, santri bisa cepat hafal tanpa perlu membaca al Qur’an karena sudah di-talqinkan oleh guru sehingga hafalan yang dimiliki bisa melekat kuat dalam ingatan santri.
Meski demikian, kekurangan metode talqin adalah membutuhkan waktu yang cukup lama, harus menuntun santri melafadzkan ayat demi ayat yang akan dihafal, dan bisa menjadi hambatan apabila guru tahfidz tersebut belum menguasai betul bacaan al Qur’an yang sesuai dengan makharijul hurufnya.
Metode Sulaimaniyah
Metode Tahfidz Quran sulaimaniyah (turki utsmani) disebut juga sebagai metode acak. Metode ini mempresentasikan cara menghafal al Qur’an unik dan beda dari yang lain. Pasalnya metode ini memulai hafalan dari halaman terakhir (halaman ke-20) setiap juz kemudian lanjut ke halaman pertama dan begitu seterusnya.
Menghafal al Qur’an menggunakan metode ini bisa dipastikan tidak membutuhkan waktu yang lama, namun ada beberapa syarat supaya metode ini efektif untuk santri.
Syarat tersebut adalah wajib menggunakan al Qur’an cetak standar utsmani; memiliki makhorijul huruf yang bagus, dan memperhatikan adab – abab mempelajari al Qur’an.
Kelebihan kekurangan metode sulaimaniyah
Kelebihan Metode Tahfidz Quran sulaimaniyah yakni tidak membutuhkan waktu yang lama; kualitas hafalan terjaga dengan baik sebab setiap menyetor hafalan baru, santri juga menyetorkan hafalan lamanya; santri mendapatkan bimbingan maksimal; dan kelebihan terakhir, sistem hafalan santri menyenangkan karena bagian – bagian yang susah sudah dihafalkan duluan.
Dibalik kemudahan dalam menghafal, metode sulaimaniyah dianggap sedikit unik bagi santri karena harus menghafal halaman terakhir setiap juz; selain itu metode ini membutuhkan kesabaran yang ekstra sebab tidak bisa memastikan hafal berapa juz (tergantung pada putaran).
Metode Kaca (klasik)
Metode Tahfidz Quran terakhir adalah metode kaca / klasik. Metode ini sistemnya adalah tatap muka dengan guru menuntun siswa menirukan (talaqqi).
Kemudian santri menyetorkan hafalannnya kepada guru yang sebelumnya membaca minimal 40 kali ayat yang akan dihafal (arad), dan baru setelahnya santri bisa mengulang kembali hafalannya (murojaah).
Yang menjadi identitas dari metode klasik adalah biasanya ada target hafalan yang akan dicapai dalam beberapa kali pertemuan.
Kelebihan kekurangan metode kaca (klasik)
Adapun yang menjadi kelebihan metode klasik antara lain: tempo bacaan guru tartil, tidak cepat sehingga bisa dirasakan tajwidnya; menggunakan sistem talaqqi di mana guru membaca satu ayat dan siswa menirukan dengan melihat mushaf sebelum menghafal, adanya pendampingan harian dan mingguan; dan terakhir adalah memudahkan santri untuk cepat mengingat dan menghafal al Qur’an.
Kekurangan Metode Tahfidz Quran ini yakni pertemuan lebih lama, dan santri dituntut mampu menghafal sendiri setelah diberi pengarahan.
Demikian rangkuman 5 metode Qur’an di pesantren. Semoga bermanfaat.