Isu Rush Money merebak seiring kekecewaan masyarakat terhadap pemerintah. Terutama jika ada kelompok dengan jumlah besar yang kemudian mengekspresikan kemarahannya dengan mengambil uang di bank. Sehingga bank tidak memiliki dana untuk menyeimbangkan kegiatan perbankan.
Untuk memperjelas apa itu Rush Money, kami akan menjelaskan 7 panduan terbaik tentang Rush Money.
Daftar Isi
Arti Rush Money
Rush secara bahasa bisa diartikan dengan keramaian, kesibukan, keriuhan. Kalau ingat film Rush Hour Jacky Chan, maka bisa dipahami bahwa Rush Money sebenarnya adalah penarikan uang besar-besaran dari para nasabah dalam jangka waktu yang pendek.
Harus dalam jangka waktu yang pendek secara bersamaan. Jika dalam jangka panjang, bukan kesibukan, tapi hanya sebatas penarikan normal. Sederhananya Rush Money terjadi ketika semua ATM terus antri, dan di teller Bank juga antri untuk mengambil uang dalam jangka waktu bersamaan.
Logika Rush Money
Bank memiliki dana yang sebenarnya hanya berkisar 5-10% dari dana nasabah yang ada di satu bank. Maka kalau kita menabung di satu bank berjumlah Rp. 10.000.000. Maka sebenarnya di bank uang kita hanya ada Rp. 1.000.000. saja. Sisanya berputar dipinjamkan atau diinvestasikan agar uang itu berkembang. Namanya saja tempat pengembangan uang.
Maka kalau semua nasabah menarik dana 50% saja dari total dana yang dimiliki di bank, itu artinya akan membuat pusing bank tersebut. Sekuat apa pun bank, tetap kalang kabut. Asalkan benar-benar rush money, tidak hanya sekadar sebagian kecil orang saja.
Apalagi kalau uang yang ada di bank dibersihkan hingga saldo hanya sebesar Rp. 50.000,- sudah bisa dipastikan bank-bank akan kolaps.
Kami pernah punya pengalaman, ingin memindahkan dana dari satu bank ke bank lain, yang berjumlah ratusan juta saja, kadang banknya mengulur sampai besok, dengan alasan dana terlalu besar. Artinya simpanan dana di bank memang sangat minim.
Jika ada 10.000.000 masa sepakat menarik uang dari bank sebesar Rp. 5.000.000. Maka bank akan kelabakan karena dana yang ditarik sebesar Rp. 50.000.000.000.000.
Sejarah Rush Money di Indonesia
Indonesia pernah mengalami krisis moneter yang cukup hebat di tahun 1998, di mana ketika itu dolar yang tadinya hanya dua ribu-tiga ribu, langsung naik menembus angka 15.000. Akibatnya, presiden Soeharto tumbang, banyak toko-toko dijarah karena harga di luar nalar, naiknya sampai tiga kali lipat.
Salah satu sebabnya adalah Rush Money. Ketika itu semua orang ketakutan ketika bank tidak bisa mengembalikan uang yang ditabung. Akhirnya semua orang menarik uangnya. Terjadilah kemudian yang disebut dengan krisis moneter. Maka salah satu dampak Rush Money jika melihat sejarah adalah krisis moneter dan tumbangnya presiden.
Yang Jarang Diketahui
Namun yang perlu diketahui adalah, mayoritas uang yang ada di bank dimiliki oleh segelintir orang yang super kaya. Maka Rush Money juga tergantung orang kaya yang ada dalam satu bank tersebut. Jika dia tidak menarik dananya lebih dari 10%, bisa dipastikan bank masih bisa bertahan walaupun sempoyongan kalang kabut.
Sehingga kita akan melihat betapa bank sangat menghormati nasabah premium. Sampai ada bank khusus nasabah premium, kalau datang tidak hanya disambut satpam, tapi juga disambut staf khusus. Ya karena nyawa bank yang sebenarnya ada pada mereka. Kalau uang di bank cuma seratus juta, paling juga disuruh antri di sono.
Mungkinkah Terjadi Rush Money Lagi
Jika pertanyaan ini muncul, apakah Rush Money bisa terjadi lagi di Indonesia, jawabannya tentu bisa saja. Asalkan ada kepanikan, dan masyarakat menarik uang serentak dalam waktu bersama-sama.
Apalagi jika melihat kondisi hutang Indonesia yang sudah semakin membengkak, artinya logika sederhananya adalah, Indonesia berdiri di atas hutang. Bahkan cadangan emas Indonesia hanya sekitar 2.5% dari total cadangan devisa (cnbcindonesia.com), sangat kecil. Padahal punya Freeport. Bandingkan dengan Belanda, Negara kecil yang tidak banyak sumber daya alam justru punya 66.3% cadangan dari total devisa.
Maka Indonesia sebenarnya berada pada titik nadir. Tandanya mudah kok, gerakan bayar pajak dan pengejaran pada orang yang nunggak pajak, karena sudah tidak banyak pemasukan. Bahkan di tahun 2019, Indonesia memiliki devisit neraca perdagangan sampai lebih dari 20%. Rush money sedikit, bisa kolaps.
Dampak Rush Money
Namun demikian, Rush Money memiliki dampak yang sangat massif untuk seluruh masyarakat Indonesia. Ketika banyak orang bergerak untuk menarik uang secara massif, nilai tukar rupiah terhadap dolar akan melemah. Karena banyak barang impor, maka bisa dipastikan harga-harga naik. Masyarakat menengah ke bawah yang akan menjerit. Penjarahan bisa terulang seperti 1998. Please jangan dilakukan.
Dampak lain tentu pemerintah yang goncang karena ekonomi dalam posisi tidak aman. Rush Money bisa menyebabkan masyarakat hilang kepercayaan kepada pemerintah dan efeknya justru akan membuat kepanikan ekonomi secara luas.
Dampak lain justru sebaliknya, orang yang memiliki dolar, justru akan menenggak untung. Lagi-lagi kelas menengah ke atas yang akan menikmatinya. Mereka justru akan menggelontorkan dolar agar ditukar dengan uang rupiah. Awalnya hanya berharga 10.000, bisa jadi 15.000, dalam waktu singkat uang mereka menjadi berlipat. Maka jangan dilakukan ya guys!!!
Hal lain yang perlu diwaspadai adalah, uang akan menumpuk di rumah. Maka akan menjadi incaran pencuri. Ini sangat rawan.
Mewaspadai Rush Money
Untuk saat ini, tidak ada mata uang yang benar-benar aman. Dolar pun yang memang memiliki nilai tukar cukup bagus, tetap tidak bisa jumawa. Apalagi raksasa baru ekonomi dunia, China sudah jadi kompetitor besar.
Kita harus mencontoh yang dilakukan oleh Negara-negara yang mapan. Mereka justru menyimpan cadangan devisanya berwujud emas. Paling besar adalah Amerika, 74.9% dari total cadangan devisa. Artinya hampir semuanya justru berwujud emas. Disusul Jerman 68,9% dari total cadangan devisa. Paling tidak kita simpan 50% uang kita berwujud emas.
Inilah 7 panduan terbaik tentang rush money yang bisa kami bagikan. Silakan cantumkan di kolom komentar jika ada yang kurang tepat atau sanggahan.