Kurikulum dan Kegiatan Belajar SD Negeri

Kurikulum dan Kegiatan Belajar SD Negeri yang Kerap Kali Ditanyakan Ortu

PanduanTerbaik.id – Kurikulum dan Kegiatan Belajar SD Negeri. Hal lainnya yang biasanya menjadi pertanyaan orang tua yang akan memasukkan anaknya ke SD Negeri adalah tentang kurikulum dan kegiatan belajar. Pertanyaan ini biasanya sekitar kurikulum apa yang digunakan, bagaimana metode pembelajaran dan bagaimana pendidikan agama dan ekstrakulikuler yang ada.

Untuk memudahkan Anda mendapatkan jawaban ini, maka berikut kami rangkumkan 3 pertanyaan penting beserta jawabannya secara lengkap dan mendetail.

Pertanyaan tentang Kurikulum dan Kegiatan Belajar SD Negeri

Kurikulum apa yang digunakan di SD Negeri saat ini ?

Saat ini, Sekolah Dasar (SD) Negeri di Indonesia menggunakan dua kurikulum nasional yang berlaku secara paralel: Kurikulum 2013 (K-13) dan Kurikulum Merdeka. Pemerintah memberikan fleksibilitas kepada sekolah untuk memilih kurikulum yang sesuai dengan kesiapan dan kondisi masing-masing satuan pendidikan.

Kurikulum yang Berlaku di SD Negeri saat ini ada 2, yaitu :

Kurikulum 2013 (K-13)

Masih digunakan di sejumlah sekolah yang belum beralih ke Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini menekankan pada pendekatan tematik terpadu dan pengembangan kompetensi dasar siswa.

Kurikulum Merdeka

Diresmikan sebagai kurikulum nasional pada 26 Maret 2024. Sekolah yang belum menerapkannya dapat mendaftar melalui platform Merdeka Mengajar dan diwajibkan untuk mengimplementasikannya paling lambat pada tahun ajaran 2026/2027, dengan pengecualian untuk sekolah di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang diberikan waktu hingga tahun ajaran 2027/2028 .

 

Bagaimana metode pembelajarannya? Apakah sudah menerapkan pembelajaran aktif?

Ya, metode pembelajaran di SD Negeri saat ini—terutama yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka—telah bergeser ke arah pembelajaran aktif (active learning). Ini merupakan perubahan besar dari metode konvensional yang lebih berpusat pada guru (teacher-centered) ke pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered). Berikut penjelasannya:

Metode Pembelajaran yang Diterapkan

  1. Pembelajaran Aktif (Active Learning)

Siswa tidak hanya mendengarkan, tapi terlibat langsung dalam proses belajar, seperti berdiskusi, mengamati, mencoba, mempresentasikan, dan merefleksikan.

Tujuan utamanya adalah agar siswa berpikir kritis, kreatif, dan mandiri dalam memecahkan masalah.

  1. Pembelajaran Berbasis Proyek (Project-Based Learning / PjBL)

Siswa bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan proyek nyata yang relevan dengan kehidupan mereka.

Meningkatkan kemampuan kolaborasi, komunikasi, dan pemecahan masalah.

  1. Pembelajaran Berdiferensiasi

Guru menyesuaikan materi, proses, dan produk pembelajaran berdasarkan kebutuhan, minat, dan gaya belajar siswa.

Ini memungkinkan setiap anak belajar sesuai kecepatannya sendiri.

  1. Eksploratif dan Kontekstual

Materi pembelajaran dikaitkan dengan lingkungan sekitar atau kehidupan sehari-hari siswa agar lebih mudah dipahami.

Misalnya: belajar matematika melalui pengukuran benda-benda di sekolah.

  1. Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Dilakukan melalui kegiatan berbasis proyek yang mengasah karakter, nilai-nilai luhur, dan keterampilan abad ke-21 (kolaborasi, kepemimpinan, literasi digital, dll).

 

Apakah ada program khusus untuk anak yang belum bisa baca tulis?

Ya, ada program khusus untuk anak SD yang belum bisa baca tulis, terutama di kelas awal (kelas 1 dan 2). Program ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk memastikan semua siswa memiliki kemampuan literasi dasar sejak dini.

Berikut adalah program dan pendekatan yang digunakan:

  1. Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

Merupakan program nasional yang mendorong budaya membaca sejak dini di sekolah. Di kelas rendah, guru menyediakan 15 menit waktu membaca setiap hari sebelum pelajaran dimula disertai dengan kegiatan seperti membaca nyaring (read aloud), bercerita, dan membaca bersama.

  1. Pembelajaran Inklusif dan Pendekatan Individual

Dalam Kurikulum Merdeka, guru diberi keleluasaan untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, termasuk bagi siswa yang belum bisa membaca dan menulis. Guru mengidentifikasi kemampuan awal siswa, lalu menyesuaikan metode pembelajaran. Misalnya, siswa yang belum bisa baca diberikan kegiatan fonetik dan pengenalan huruf. Anak yang sudah bisa membaca diberikan teks sederhana untuk pemahaman.

  1. Intervensi Literasi Dini

Dinas Pendidikan di banyak daerah menjalankan intervensi khusus literasi kelas awal, seperti:

  • Program Kelas Transisi / Kelas Literasi (misalnya selama 3–6 bulan pertama di kelas 1).
  • Modul-modul khusus pelatihan guru untuk menangani anak yang belum bisa membaca.
  • Buku-buku leveling (bertingkat) yang disesuaikan dengan kemampuan anak.
  1. Dukungan Orang Tua dan Komunitas

Sekolah sering melibatkan orang tua dalam program membaca di rumah. Beberapa sekolah juga bekerja sama dengan komunitas literasi lokal untuk membantu siswa yang kesulitan membaca menulis.

 

Apakah ada pendidikan agama dan ekstrakurikuler?

Ya, pendidikan agama dan kegiatan ekstrakurikuler merupakan bagian penting dari pembelajaran di SD Negeri di Indonesia.

Pendidikan Agama di SD Negeri

Pendidikan Agama di SD Negeri Wajib Diikuti Semua Siswa. Pendidikan agama merupakan mata pelajaran wajib yang diajarkan mulai dari kelas 1 hingga kelas 6.

Materi disesuaikan dengan agama yang dianut siswa, yaitu:

Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu

Pelajaran agaa ini Diajarkan oleh Guru Agama Sesuai Keyakinan Siswa

Jika dalam satu sekolah terdapat siswa dengan agama yang berbeda, sekolah akan mengatur agar pembelajaran agama tetap berjalan sesuai keyakinan masing-masing.

Dalam Kurikulum Merdeka, pendidikan agama juga terintegrasi dengan penguatan karakter dan nilai-nilai Profil Pelajar Pancasila.

Ekstrakurikuler di SD Negeri

Sedangkan Kegiatan Ekstrakurikuler di SD Negeri mempunyai Tujuan Utama adalah untuk  :

  • Mengembangkan minat, bakat, dan karakter siswa di luar kegiatan akademik.
  • Meningkatkan keterampilan sosial, kerja sama, disiplin, dan percaya diri.

Jenis Ekstrakurikuler Umum di SD Negeri

Bervariasi tergantung fasilitas dan kebijakan sekolah, tapi umum. Adapun berdasarkan jenis dan contohnya adalah sebagai berikut :

Olahraga                   : Sepak bola, futsal, bulu tangkis, pencak silat, renang

Seni dan Budaya     : Tari tradisional, angklung, karawitan, menggambar, drama

Kepramukaan           : Wajib di banyak SD sebagai pembentuk karakter

Religius                     : TPA/TPQ, latihan adzan, hafalan surat pendek

Sains dan Teknologi : Klub sains, komputer, coding (di sekolah tertentu)

Bahasa dan Literasi            : Klub membaca, mading sekolah, mendongeng

Ekstrakurikuler Wajib dan Pilihan

Biasanya pramuka menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di kelas 4–6,, sedangkan kegiatan lain bersifat pilihan dan dapat diikuti sesuai minat siswa.

 

Itulah pembahasan kita kali ini tentang Kurikulum dan Kegiatan Belajar SD Negeri. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang sangat membutuhkan informasi tentang informasi ini.