PanduanTerbaik.id – Uniknya Santri putri di pesantren kini banyak yang mencari, hehehe. Berbagai cerita tentang santri putri sarat inpirasi banyak dibagi. Salah satunya adalah keunikan kegiatan sehari-hari pada santri putri.
Nantinya mereka akan menjadi sekolah pertama anaknya. Kami akan ceritakan beberapa kegiatan menarik yang sebenarnya juga terjadi di banyak pesantren modern dan tradisional.
Daftar Isi
Kegiatan Santri Putri Selalu Ada Cermin
Berhias adalah salah satu hobi atau mungkin kebutuhan perempuan, hal ini juga berlaku pada santri putri di pesantren. Selepas mandi, tentu perempuan akan berdandan.
Tapi di pesantren terkadang sangat terburu-buru, mereka akan berhias sekenanya tanpa banyak melihat kaca. Khawatir belepotan? Tentu tidak ya, cermin dalam mushaf sudah disiapkan.
Fungsi cermin ini, selain sebagai kaca, juga sebagai tanda, bila sang empunya ingin merapihkan bedak atau mukena. Ukurannya tidak besar, tentu mudah diselipkan di Quran sehingga luput dari penglihatan kawan.
Cermin ini sangat masyhur, bila tertinggal, bisa ditempel menggunakan lakban agar tak jatuh saat digunakan. Sulit dibayangkan? Inilah mengapa santri putri di pondok pesantren syantik-syantik.
PanduanTerbaik.id
Curhat Sedih dan Senang
Fitrah perempuan akan mulutnya yang sentiasa berbicara sudah diaminkan oleh berbagai kalangan. Rasanya akan sariawan, jika jutaan kata dalam mulut tidak dikeluarkan.
Biasanya, di dunia pondok, santriwati akan banyak bercerita atau curhat pada temannya selama berjam-jam. Lho? Kapan waktunya? Bukankan kegiatan pondok telah demikian padat?
Jam-jam istirahat seperti sebelum tidur adalah waktu untuk ketawa ketiwi bagi santri putri. Jika ada pengurus yang keliling, sekedar mengingatkan untuk lekas tidur, para santri putri ini baru akan masuk kedalam selimutnya.
Mengantukkah di pagi hari? Mungkin jawabannya tidak, santriwati tetap bangun sebelum subuh untuk kemudia melakukan aktivitasnya kembali.
Santri putri di pesantren akan menyimpan curhatan lain di esok hari, entah tentang keluarga, bahkan tentang cinta.
Gemar Luluran Badan
Seperti fitrahnya, santriwati tetaplah perempuan yang ingin menjaga badannya. Cara merawat badan dilakukan di sela sela kegiatan, salah satunya saat antri di kamar mandi.
Antrian yang panjang membuat siapa saja bosan menunggunya, lorong kamar mandi akhirnya menjadi salon dadakan karena para santriwati melulur tangan dan kakinya.
Luluran macam itu biasanya ramai di sore hari, sebab waktu yang ada cukup banyak untuk membersihkan badan. Pada pagi hari, santriwati akan menyelesaikan hajat dan mandi dengan cepat untuk selanjutnya berangkat ke sekolah.
Melulur kaki dan tangan bersama-sama sangat menyenangkan, para santriwati saling bercanda dan bercerita. Momen seperti ini tentu menjadi momen yang tidak akan pernah terlupakan. Inilah alasan santri putri di pesantren kulitnya bening-bening. wkkwkw.
Santri Putri Suka Masak
Identik dengan dapur dan sumur, mungkin perkataan tersebut ada betulnya juga. Memasak adalah bakat naluriah para perempuan, sekalipun banyak yang berkata makananku tak enak atau aku tidak bisa membuatnya.
Saat jaga malam, santriwati biasa kelaparan. Inilah yang membuat santriwati mencari ide, apa yang bisa dimasak. Kafetaria tentu tutup pada malam hari, selebihnya petugas jaga malam biasa makan mie instant, kopi atau camilan.
Biasanya, para santriwati akan pergi ke dapur, untuk sekedar meminta kentang atau ubi. Umbi tersebut dimasukkan kedalam kayu bakar yang selalu hidup karena merebus air panas dalam wadah besar.
Selang beberapa menit, jadilah kentang dan ubi bakar. Selain ubi dan kentang bakar, ada juga soto mie yang terbuat bihun bercampur, cabai, kol dan air panas. Ngiler ya…
Lengkap sudah acara jaga malam, mata tidak jadi mengantuk karena kenikmatan masakan unik ala santriwati. Ini memang salah satu kegiatan santri putri di pesantren.
Satu Warna di Sana SIni
Banyak dikalangan santriwati yang fanatik dengan satu warna tertentu. Jika dia penyuka ungu,maka segala sesuatu, dari mulai baju, celana, aksesoris hingga lemari dan peralatannya akan berwarna ungu.
Ini menjadi keunikan tersendiri bagi santriwati, warna yang senada akan membuat penampilan lebih menarik. Tak jarang, mereka biasa bertukar barang bagi yang menyukai warna senada.
Tentu ini menarik ya, saling bertukar koleksi sehingga pertemanan akan terasa lebih akrab. Heheh santri putri di pesantren memang ada-ada saja.
Warna senada merupakan ciri khas bagi seseorang. Santriwati tersebut akan dikenal sebagai miss pink, miss red atau apapun itu yang melambangkan dirinya sesuai dengan warnanya.
Barang barang miliki si penyuka warna tersebut juga akan mudah untuk dipinjam jika terdapat acara tertentu. Banyak sekali agenda pondok yang berkaitan dengan menghias sesuatu.
Para santriwati yang “addict” dengan warna tertentu akan meminjamkan propertinya untuk dipakai. Kaya artis gitu lah. Hehehe.
Tentu masih banyak lagi keunikan dari santriwati-santriwati dari berbagai pondok. Setiap pondok akan memiliki cerita yang berbeda tentang santriwatinya. Namun, kesemuanya menjadi nilai-nilai unik yang akan dikenang oleh semua santriwati.