PanduanTerbaik.id – Kesenjangan Kompetensi Lulusan Pendidikan dengan Ekspektasi Dunia Kerja. Hampir semua perusahaan yang ada saat ini memang mensyaratkan paket komplit untuk setiap pelamarnya. Banyak keluhan dari para pencari kerja perusahaan kadang mempunyai ekspektasi yang cukup tinggi kepada mereka, padahal mereka baru menyelesaikan pendidikan di suatu jenjang tertentu.
Hal ini cukup beralasan, karena persaingan antar perusahaan yang jumlahnya makin banyak saat ini, ditambah dengan kemajuan teknologi yang begitu cepat, seakan menuntut para kandidat untuk “serba bisa”, padahal kita tahu setiap orang mempunyai batasan kemampuan, apalagi pengalaman dengan usia yang masih belia.
Banyak kita jumpai diberbagai sosial media, keluhan dari pelamar yang menyampaikan bagaimana beban pekerjaan yang harus ditanggung, terutama di perusahaan yang beru berdiri, yang kadang tidak sesuai dengan pendapatan yang diperoleh setiap bulannya. Bagi sebagian orang hal ini menjadi alasan untuk dia mengambil kesempatan untuk bekerja di perusahaan tersebut, tapi bagi yang lain, hal ini bisa menjadi peluang. Ia bisa melihat hal ini sebagai peluang baginya dan perusahaan baru ini untuk berkembang bersama-sama.
Hal ini cukup beralasan, karena jika kita melihat mereka yang saat ini duduk di jabatan tertinggi perusahaan, selain pemilik dan keluarganya, biasanya adalah orang yang loyal kepada perusahaan sejak awal, bahkan saat perusahaan itu baru berdiri.
Tapi memang untuk mendapatkan orang-orang seperti ini bukanlah hal yang mudah. Dari puluhan, ratusan bahkan ribuan orang yang pernah menjadi karyawan di sebuah peusahaan, hanya segelintir saja yang bisa menduduki jabatan tersebut, dan itu adalah orang-orang yang dengan daya juang tinggi.
Kembali lagi pada bahasan kita tentang kesenjanan kompetensi lulusan. Memang yang terjadi di lapangan sangatlah membuat miris. Kadang ada dua orang yang kuliah di kelas yang sama, tapi saat lulus, kompetensinya sangat berbeda. Padahal semua yang diterima saat belajar sama. Yang membadakan dalam hal ini adalah kesungguhan. Yang satu sungguh-sungguh ingin belajar, sedangkan yang lain kurang sungguh-sungguh. Apalagi jika ada lulusan yang berasal dari lembaga pendidikan berbeda, tentu kompetensinya bisa berbeda.
Semakin hari ekspektasi dunia kerja akan semakin tinggi. Dulu mungkin seseorang yang bekerja di bidang marketing dituntut untuk bisa komunikasi langsung kepada calon konsumen dengan cara bicara yang baik. Tapi saat ini, apalagi perusahaan yang baru, tidak menuntut kemungkinan bidang marketing harus bisa berbicara sekaligus menulis yang bagus, karena ia juga harus menghandle aset digital perusahaan. Jadi selain kompetensi yang sudah ada, semangat untuk terus belajar sangat dibutuhkan untuk bisa beradaptasi dengan ekspektasi dunia kerja.
Untuk memperkecil kesenjangan kompetensi lulusan sebuah lembaga pendidikan, maka tugas seorang guru untuk memperhatikan bagaimana tangkat kesungguhan dari peserta didiknya. Memang bukan hal yang mudah, terlebih bagi guru yang mengajar di sekolah dengan jumlah siswa yang banyak. Tapi apa yang dilakukan tenaga pendidikan ini akan sangat membantu masa depan mereka kelak. Tentu sebagai orang tua mereka di sekolah, setiap guru ingin melihat anak-anaknya sebagian besar bisa sukses, yang salah satu indikasinya adalah mudahnya mereka dalam mendapatkan pekerjaan sesuai minat dan potensi dirinya.
Orang tua, guru dan sekolah adalah komponen penting bagi kesuksesan anak. Dengan perhatian yang besar dari tiga elemen ini, maka diharapkan bisa mengatasi Kesenjangan Kompetensi Lulusan Pendidikan sehingga yang dihasilkan adalah anak didik yang sesuai dengan dengan Ekspektasi Dunia Kerja.
Sekian pembahasan kita kali ini tentang Kesenjangan Kompetensi Lulusan Pendidikan dengan Ekspektasi Dunia Kerja. Semoga artikel ini bermanfaat bagi Anda yang memncari iniformasi tentang bahasan ini.