Jenis hukuman di pesantren menjadikan semua penasaran. Seperti apa? Apalagi banyak terdengar berita kekerasan terjadi di sekolah-sekolah berbasis asrama. Oleh sebab itu kami akan mengulas sebenarnya seperti apa hukuman, dan fungsinya di pesantren.
Adapun jenis dan tingkatan hukuman masing-masing yang pernah dialami santri berbeda-beda. Dari yang paling ringan sampai hukuman terberat. Nah, berikut ini jenis-jenis hukuman yang ada di pesantren berdasarkan pengalaman penulis, cerita teman, dan lainnya.
Daftar Isi
Sumber Hukuman di Pesantren
Banyak orang tua santri yang bingung, kenapa santri harus dihukum? Ini dia benang merahnya. Santri dihukum tentu karena melanggar aturan pesantren. Aturan didirikan untuk menenggakkan kedisiplinan.
Sumber hukuman di pesantren sebenarnya ada dua. Kalau bukan karena santri melanggar bahasa, ya santri melanggar keamanan disiplin. Ini dua kunci valid darimana hukuman berasal. Biasanya di pesantren modern. Seperti hukuman di pesantren Gontor.

Contoh santri melanggar bahasa yakni santri ditemukan tidak menggunakan bahasa arab atau inggris, santri ketahuan berbahasa daerah atau bahasa indonesia, salah grammar dan lain sebagainya.
Sedangkan contoh dari santri yang melanggar keamanan seperti tidak menggunakan papan nama, telat datang sholat, ketahuan kabur, membawa alat elektronik, atau mengirim surat untuk santriwati. Jadi macam-macam.
Sedangkan untuk pesantren salafiyah, atau Pesantren berbasis kitab kuning dan lain sebagainya, hukuman di pesantren disebut dengan ta’dzir. Juga memiliki banyak jenis hukuman di pesantren tersebut. Kita ulas perlahan.
Hukuman Bonus Pahala
Pada dasarnya semua peraturan yang berlaku di pesantren sudah terlebih dahulu diumumkan kepada santri sejak kedatangan pertamanya.
Santri dikumpulkan dan biasanya ada mudabbir (pengurus asrama) ataupun ustadz yang membacakan peraturan satu sampai sekian dan jenis hukuman yang diberikan, jadi tidak asal-asalan menghukum dan semuanya sudah jelas dari awal.
Jenis hukuman paling ringan adalah berdiri membaca Al-Quran beberapa halaman atau membaca satu surah yang isinya cukup panjang. Santri yang telat datang ke masjid pada hari jum’at biasanya langganan mendapatkan hukuman ini.
Selain membaca Al-Quran, jenis hukuman di pesantren lainnya yang termasuk ringan adalah beristighfar, berdzikir, dan dan kegiatan ibadah lainnya yang berbonus pahala, insya Allah. Bahkan shalat sunnah sekian rakaat.
Bahkan uniknya hukuman berbonus pahala ini, penulis pernah dihukum sholat dhuha berjamaah dengan teman-teman di lapangan pesantren, karena ketahuan bolos tidak mengikuti rombongan sholat dhuha asrama. Berbonus iya, tapi rasa malu juga double dapatnya. Inilah salah satu jenis hukuman di pesantren.
Hukuman Cinta Alam Pesantren
Bukan berkegiatan mendaki gunung ataupun sebagainya. Hukuman cinta alam ini adalah istilah lain bagi santri yang diwajibkan membersihkan area pesantren seperti menyapu halaman, mengepel masjid, membersihkan kamar mandi, menyikat wc, hingga menyiram tanaman.
Jenis hukuman di Pesantren ini yang tergolong ringan – menengah ini memberikan manfaat bagi sekitar. Mulai dari mendidik santri peduli lingkungan, dan juga membantu meringankan tugas piket santri lain. Apalagi jika santri yang dikenakan hukuman ini harus mengerjakannya 3 hari. Wah, nikmat.
Hukuman Edukatif Santri
Siapa bilang hukuman di pesantren itu tidak mendidik? Pada nyatanya, pesantren juga memberikan hukuman yang edukatif ke santrinya lho.
Santri yang melanggar bahasa akan dihukum membuat insya (karangan) dalam bahasa arab ataupun inggris, ada juga yang diminta menghafal kosa kata baru dengan jumlah tertentu.
Dalam kasus lain, biasanya santri juga diminta menjadi jasusah (mata-mata) mencari santri lain yang melanggar bahasa. Sebenarnya tugasnya ringan, tapi berat di hati. Hehehe.
Rompi dan Kerudung Warna-warni
Semakin berat kasus yang dialami santri maka semakin berat juga jenis hukuman di pesantren yang didapatkannya, dan ada hitungannya sendiri-sendiri.
Nah, jika santrinya sulit didisiplinkan atau sudah lebih dari 4x dalam sebulan masuk mahkamah bahasa dan keamanan, siap-siap saja mengenakan rompi dengan warna yang mencolok dan bertuliskan discipliner.
Selain rompi ada juga kerudung khusus santriwati putri. Warnanya sama dengan rompi (ada merah untuk bahasa dan hijau / ungu untuk keamanan)
Rompi khusus pelanggar ini wajib dikenakan santri selama waktu yang ditentukan dan tidak boleh dilepas kecuali ketika sholat. Bisa dibayangkan duh betapa malunya santri ketika harus menggunakan rompi ini.
Hukuman di Pesantren Tiga D
Hukuman tiga d adalah gabungan dari paket hukuman digundul, diguyur, dan dijemur. Paket hukuman langganannya santri putra. Masih tergolong hukuman sedang ke berat, paket hukuman ini rasanya ngeri-ngeri sedap.
Bahkan meskipun tidak dihukum gundul alias hanya dipitak saja, rambut santri putra tetap berujung digundul sampai habis. Karena malu rambutnya tidak sama rata akibat pitakan.
Nah, adapun hukuman guyur ini tergantung keuntungan masing-masing santri. Letak untungnya jika diguyur menggunakan air bersih, dan apesnya jika diguyur menggunakan air comberan/air kolam.
Setelah digundul dan diguyur, dijemur dengan papan bertuliskan semua kesalahan santri adalah paket lengkap hukuman santri. Biasanya menggunakan papan kecil atau biasa juga menggunakan papan besar dan dituliskan besar-besar kesalahan santri tersebut.
Menurut kami dihukum jemur memberikan efek jera kepada santri, terlebih berdasarkan pengalaman, santri dijemur tidak selalu di bawah terik panas matahari, melainkan di jam-jam kegiatan pesantren yang ramai.
Seperti waktu jam makan, hari jum’at pagi, dan waktu-waktu lainnya di mana santri sedang ramai berkerumun. Benar-benar melatih mental santri. Ini jenis hukum di pesantren yang cukup lumayang terngiang-ngiang kalau sudah jadi alumni.
Hukuman Kasta Tertinggi di Pesantren
Kasta tertinggi dari beberapa jenis hukuman di pesantren adalah diskors atau dipulangkan ke rumah. Hukuman ini diberikan kepada santri yang memang sangat sulit mengikuti peraturan yang ada di pesantren, atau melanggar peraturan tingkat berat.
Ketahuan membawa narkoba, berkhalwat dengan santriwati putri (berdua-duaan, dan atau ketahuan jalan bersama) dan lain sebagainya. Umumnya berkaitan dengan syar’i, atau yang menimbulkan dosa.
Itulah beberapa jenis hukuman di pesantren dari yang paling ringan hingga terberat. Meskipun berat dan sulit dirasakan oleh santri, sebenarnya hukuman pun tidak akan diberikan jika memang santri tidak bersalah.
Nilai-nilai kehidupan tentang kerja keras, disiplin tinggi, gigih, dan pantang menyerah inilah yang menjadi bekal santri di kemudian hari. Pengalaman-pengalaman berharga ini mahal sekali harganya ketika santri lulus mondok.
Jadi, nikmati saja alur dan proses menjadi seorang santri. Insya Allah berkah. Kamu pasti bangga jadi santri.